Honor 10, alternatif murah Huawei P20 Pro
Honor 10 resmi meluncur di Indonesia. Serangkaian fiturnya yang mewah terasa seperti menggengam Huawei P20 Pro
Honor Indonesia memboyong smartphone flagship-nya ke Indonesia. Disebut Honor 10, smartphone ini tampil kekinian dengan layar berponi namun memiliki ukuran yang cukup kecil. Diresmikan pada awal Agustus di Jakarta, smartphone ini dibanderol seharga Rp6.999.000.
Dengan banderol tersebut, wajar saja jika Honor 10 dilengkapi serangkaian fitur mewah. Lantas bagaimana dengan performa smartphone andalan Honor tersebut? Simak ulasan review Honor 10 yang kami rangkum selengkapnya.
Cukup mewah
Tampilan Honor 10 tampak mewah berbalut material kaca yang menimbulkan efek berkilau. Honor 10 turut kekinian dengan menampilkan layar berponi, namun dengan ukuran yang cukup kecil.
Ukuran layarnya cukup kecil untuk smartphone flagship versi Android. Pasalnya, banyak vendor menghadirkan bentang layar yang luas untuk ponsel andalannya, seperti Samsung Galaxy Note 9 atau Asus Zenfone 5Z. Namun ukuran tersebut membuat smartphone ini nyaman digenggam dengan satu tangan.
Honor 10 sendiri tampil dengan layar berbentang 5,84 inci dan hampir tanpa bezel di berbagai sisi. Bodinya sangat ramping dengan ketebalan hanya 7,7mm. Dengan kombinasi ketebalan dan bahan case-nya, smartphone ini terasa licin digenggam. Untuk mengatasinya, Honor juga menyertakan jelly case bening sehingga tetap mampu menampilkan efek kilauan.
Penempatan berbagai tombol Honor 10 sama seperti smartphone Honor lainnya, dimana tombol volume dan power berdampingan di sisi kanan ponsel. Di sisi kiri, Honor menempatkan slot SIM card, dimana salah satunya bisa digunakan untuk menambah kapasitas memori dengan MicroSD secara bergantian.
Speaker, port USB dan jack audio 3,5mm sendiri berdampingan diposisikan dibawah ponsel. Tampak belakang, Honor 10 dilengkapi kamera ganda yang agak menonjol, diposisikan secara horizontal. Sensor sidik jarinya diposisikan pada tombol kapsitif yang berfungsi sebagai pengganti tombol home fisik, sehingga layar dibagian bawahnya memiliki bezel lebih tebal dibanding sisi lainnya.
Honor 10 yang saya review berwarna Phantom Blue dengan kesan tampilan yang unik nan mewah. Selain warna tersebut, Honor 10 juga tersedia dalam varian Phantom Green, dan Midnight Black.
Kamera menawan, fitur borongan
Sektor kamera yang didukung teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) menjadi fitur yang diandalkan oleh Honor 10. Tagline yang diusung Honor untuk smartphone ini pun yaitu "Beauty of AI" dimana kamera utama Honor 10 didukung AI 2.0. Sebagaimana smartphone kekinian lainnya, Honor 10 mengusung kamera utama ganda beresolusi 24 megapiksel dan 16 megapiksel serta bukaan F/1.8.
Lebih dari seminggu menjepret dengan Honor 10, saya melihat hasil gambar yang menawan dan memanjakan mata. Hasil gambar pada kamera utamanya sangat bagus ketika cahaya yang mengenai objek terbilang cukup. Baik warna, kontras serta detil gambarnya juga terlihat baik sebagaimana smartphone flagship lainnya. Efek blur-nya tampak rapi sehingga tak begitu mengesankan gambar hasil jepretan smartphone.
Begitu pula ketika kamera digunakan untuk memotret objek dalam kondisi minim cahaya. Hasil gambarnya masih terlihat jelas dengan noise yang cukup sedikit. Hanya saja detil gambarnya agak berkurang. Namun ini merupakan hal yang biasa terjadi, termasuk pada smartphone sekelas flagship.
Tak hanya itu, kamera belakang Honor 10 juga dilengkapi AI. Hasil pengujian Tek.id, AI tersebut mampu membantu kualitas foto khususnya dari sisi kontras warna. Ketika AI diaktifkan, kontras warna dari foto yang dihasilkan menjadi lebih tajam sehingga gambarnya tampak menawan. Namun menurut saya, tanpa menggunakan AI pun hasilnya sudah memuaskan.
Sejumlah fitur menarik juga melengkapi kamera belakang dari Honor 10. Bahkan fitur-fiturnya sangat mirip dengan Huawei P20 Pro yang menjadi smartphone andalan Huawei tahun ini. Beberapa diantara fitur itu yakni Aperture, Potrait dan AR Lens. Tak hanya itu, Honor 10 juga menyediakan fitur menarik lainnya seperti Time-lapse, Monochrome, Ligh Painting, hingga Slow-mo. Ada juga fitur Moving Picture yang menghasilkan foto bergerak ala fitur Live Photo di iPhone atau seperti Boomerang yang ditemukan di Instagram.
Semua fitur itu telah saya coba dan mampu dijalankan dengan baik serta menghasilkan gambar serta video yang menarik. Honor 10 juga menghadirkan mode Pro bagi pengguna yang ingin mengatur kamera secara manual. Serangkaian fitur itu juga saya dapati pada Huawei P20 Pro, namun tentunya dengan hasil yang berbeda mengingat smartphone itu didukung besutan kamera Leica.
Beralih ke kamera depan Honor 10 yang memiliki resolusi serupa dengan kamera utamanya, 24 megapiksel. Kamera depannya dilengkapi fitur beauty mode hingga level 10. Namun level 5 saja sudah cukup untuk membuat wajah terlihat mulus pada hasil gambar.
Ketika ber-selfie ria menggunakan Honor 10, saya mendapati gambar yang tak kalah menawan. Detil gambarnya serta kontras warnanya tampak tajam baik ketika kondisi cahaya cukup maupun minim. Namun tentu saja, ketika cahaya cukup minim terlihat sedikit noise meski detil gambar masih terlihat bagus.
Serangkaian fitur menarik juga melengkapi kamera depan Honor 10, meliputi efek bokeh, pengaturan cahaya dalam mode potrait, Moving Picture, hingga AR Lens yang mampu menampilkan efek stiker hingga backgroud AR. Hasil pengujian, fitur-fitur itu bisa berjalan dengan baik dan memberikan efek unik nan menarik pada foto.
Serupa dengan kamera utamanya, fitur-fitur yang ditawarkan kamera depan Honor 10 juga hampir serupa dengan flagship Huawei. Oleh karenanya Honor 10 bisa menggambarkan fitur yang ditawarkan P20 Pro.
Performa andal
Tak hanya kameranya saja yang menawan, performa Honor 10 juga layak diandalkan. Smartphone ini ditopang dengan chipset Kirin 970 besutan Huawei yang dikombinasikan dengan RAM 4GB dan penyimpanan internal 128GB. Dengan sokongan tersebut performa ini dapat diandalkan baik untuk menopang aktivitas yang mobile, berselancar di internet hingga bermain gim. Tampilannya juga kekinian dengan antarmuka EMUI 8.1 dan sistem operasi Android Oreo 8.1.
Saya menggunakan Honor 10 dengan berbagai aktivitas mulai dari bermedia sosial dan kegiatan lainnya untuk menopang pekerjaan. Smartphone ini bisa mengakomodir seluruh aktivitas tersebut tanpa kendala berarti.
Dukungan baterai 3.400 mAh juga membantu smatphone ini mampu dioperasikan hingga lebih dari delapan jam. Waktu pengisian ulang baterainya pun terbilang cepat yaitu sekitar 1,5 jam. Hasil pengujian PCMark sendiri menunjukkan daya tahan baterai ini mencapai 9 jam 23 menit dalam sekali pengisian daya.
Satu kekurangan yang saya temukan dari Honor 10 yaitu touchscreen yang kadang kurang efektif khususnya ketika mengoperasikan fitur kamera selfie, dimana opsi pengambilan gambar dengan sentuhan saya aktifkan. Untuk aktivitas lainnya, touchscreen Honor 10 bisa dijalankan dengan baik.
Saya juga menjajal Honor 10 untuk memainkan gim Asphalt versi terbaru, Asphalt 9. Hasilnya, gim itu bisa dijalankan dengan baik bahkan tanpa hambatan. Grafisnya pun terlihat baik tanpa terjadi penurunan frame rate saat gim itu dimainkan.
Sayangnya Honor 10 terasa mudah hangat ketika digunakan untuk memainkan gim yang tergolong berat tersebut. Munculnya efek panas saat digunakan untuk bermain gim memang merupakan hal yang biasa terjadi di smartphone. Kendati begitu efek panas yang ditimbulkan Honor 10 cukup cepat dibanding smartphone lainnya. Baru dimainkan kurang dari lima menit saja, Honor 10 mulai terasa hangat.
Fitur keamanannya sendiri didukung dengan pemindai wajah atau disebut face Unlock dan sidik jari. Ketika pertama kali digunakan, face unlock Honor 10 bisa berjalan dengan sangat baik bahkan ketika cahaya yang terpapar ke wajah sangat minim. Namun seiring waktu, face unlock-nya seakan berkurang, meski fitur itu tetap bisa dijalankan dengan baik.
Ketika cahaya cukup minim, fitur itu agak lama memindai wajah sehingga mengharuskan untuk memasukkan pin guna membuka perangkat. Fitur pemindai sidik jarinya sendiri bisa dijalankan dengan sangat baik dan dalam waktu yang cepat. Sayangnya saya tak menemukan opsi penggunaan pola untuk membuka perangkat. Padahal opsi itu lebih cepat digunakan untuk membuka smartphone ketimbang menggunakan pin.
Tak kalah dengan smartphone flagship lainnya, audio Honor 10 juga terdengar bagus. Tak ada kesan cempreng ketika saya memutar musik baik melalui YouTube atau musik yang disimpan pada internal memorinya. Bass-nya terdengar baik, namun treble-nya terbilang kurang serta vokalnya agak kalah dibanding bass-nya. Kendati begitu, secara keseluruhan audio Honor 10 terbilang bagus untuk ukuran smartphone.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, Honor 10 memang layak disebut flagship dengan serangkaian fitur dan performanya yang mumpuni. Kamera yang menjadi fitur andalannya pun memang patut diandalkan karena hasil jepretannya yang menawan. Harganya yang dibanderol hampir Rp7 juta, saya kira sepadan dengan spesifikasi yang ditawarkan.
Honor 7S | |
Chipset | Kirin 970 |
RAM | 4GB |
Penyimpanan (ROM) | 64GB/128GB |
Sistem Operasi | Android 8.1 (Oreo) dengan EMUI 8.1 |
Layar | LCD 5,84 inci FHD+ |
Kamera | Belakang: 24MP + 16MP, Depan: 24MP |
Baterai | 3.400 mAh |
Harga | Rp6.999.000 |