Honor 8X, idola baru smartphone kelas menengah
Memenuhi janjinya, Honor akhirnya merilis Honor 8X. Smartphone ini hadir menyasar segmen menengah, namun dengan tampilan yang premium.
Memenuhi janjinya, Honor akhirnya merilis smartphone baru bertajuk Honor 8X. Smartphone ini hadir menyasar kalangan menengah, namun dengan tampilan yang premium. Sebelumnya CEO Honor Indonesia, James Yang, mengatakan tak akan membawa smartphone gaming-nya, Honor Play ke Indonesia.
Kendati begitu dia menjanjikan smartphone yang tak kalah menarik untuk diajak bermain gim. Rupanya klaim dari James Yang itu dijawab dengan meluncurnya Honor 8X di Indonesia. Berikut ulasan review tek.id setelah dua pekan mencoba smartphone tersebut.
Tampilan wah
Honor 8X tampil layaknya smartphone premium. Betapa tidak, smartphone ini memiliki layar 6,5 inci dengan bezel yang sangat tipis di setiap sisi. Ukuran ini memang terbilang sangat lebar, khususnya untuk smartphone kelas menengah. Tak hanya itu, Honor 8X juga menyertakan notch cukup kecil sehingga membuat layarnya semakin terlihat lega. Dengan begitu, Anda bisa mendapatkan tampilan penuh untuk melihat berbagai konten di internet.
Sebagaimana smartphone Honor lainnya, Honor 8X juga dibalut dengan case kaca yang menimbulkan efek berkilau. Namun dengan material itu, saya merasakan efek yang licin ketika menggenggam smartphone itu. Sebagai gantinya, pelanggan bisa menggunakan jelly case yang disertakan Honor dalam kotak pembelian.
Tampilan belakang Honor 8X juga cukup berbeda dibanding seri sebelumnya. Honor 8X disertai dengan garis vertikal dengan warna yang lebih kentara dibanding warna utama case belakangnya. Garis itu menopang penulisan merek, kamera ganda serta lampu flash. Konsep ini sendiri mengingatkan saya pada tampilan belakang Lenovo Vibe Shot yang rilis di 2015.
Soal penempatan tombolnya masih serupa dengan smartphone Honor yang lain dimana tombol volume dan power, berdampingan berada di sisi kanan smartphone. Smartphone ini juga masih menyertakan jack audio 3,5mm tepat di bawah ponsel. Jack itu berdampingan dengan mikrofon, port USB dan speaker.
Untuk slot SIM-nya berada di sisi kiri smartphone yang mendukung SIM ganda. Selain itu, Honor 8X juga mampu mengakomodir memori eksternal dengan slot yang menyatu bersama slot kartu SIM.
Main gim tanpa panas
Sebagaimana janji bos Honor Indonesia, Honor 8X memang tak kalah menjanjikan untuk digunakan dalam berbagai tugas berat termasuk ketika bermain gim berat seperti PUBG dan Asphalt 9. Tidak kalah menariknya, smartphone ini juga didukung dengan GPU Turbo sehingga mampu memaksimalkan performa untuk bermain gim.
Dapur pacunya ditenagai prosesor Kirin 710 yang dipasangkan dengan RAM 4GB dan penyimpanan 128GB. Hasil pengujian saya, performa smartphone ini bisa diandalkan meski dalam beberapa pengujian. Beberapa skor benchmark-nya kalah dengan Asus Max Pro M1 yang menggunakan prosesor Snapdragon 636.
Sebelumnya Huawei menyebut Kirin 710 setara dengan Snapdragon 660. Namun saya mendapati ketimpangan skor ketika membandingkannya. Oleh karena itu, saya memutuskan utuk membandingkan Honor 8X dengan Asus Max Pro M1.
Dalam beberapa pengujian, Asus Max Pro M1 memang unggul dibanding smartphone terbaru Honor. Di aplikasi benchmark 3DMark misalnya, skor Ice Storm Unlimited Honor 8X bisa menembus angka 21444. Sementara ZenFone Max Pro M1 memperoleh skor angka 19485.
Namun untuk skor Slingshot dan Ice Storm Extreme Honor 8X tersalip oleh Asus Max Pro M1 dimana skornya masing-masing maksimal dan 1122 poin. Max Pro M1 sendiri mendapatkan skor maksimal dan 1440 poin dalam pengujian yang sama. Hasil pengujian menggunakan aplikasi benchmark PCMark kedua smartphone itu mendapati skor yang beda tipis. Honor 8X memiliki skor 5659 sementara Max Pro M1 mendapatkan skor 5690.
Sesuai dengan klaim perusahaan, Honor 8X memang bisa diandalkan untuk diajak memainkan gim berat seperti PUBG dan Asphalt 9. Bahkan pengalaman yang nyaman juga saya rasakan ketika gim itu dimainkan dengan mengaktifkan pengaturan tertinggi seperti resolusi HD. Namun saya mendapati penurunan frame rate, terlebih ketika memainkan gim PUBG saat peperangan dalam gim sedang sengit. Akan tetapi kendala itu hanya terjadi sepersekian detik saja.
Untuk Asphalt 9 di Honor 8X juga bisa dijalankan dengan lancar serta grafis yang sangat baik. Saya tidak mendapati adanya penurunan frame rate sebagaimana di PUBG. Sayangnya notch pada Honor 8X agak menutupi tampilan gim. Namun Anda bisa menyesuaikan tampilan notch tersebut dalam menu pengaturan layar.
Sebelumnya saya sudah mencoba smartphone Honor dalam beberapa seri seperti Honor 10. Ketika digunakan bermain gim berat, smartphone itu terasa panas. Namun hal ini tak saya rasakan pada Honor 8X. Selama saya memainkan gim PUBG maupun Asphalt 9, saya tak merasakan efek panas dari baterai sehingga betah memainkan gim tersebut dalam waktu lebih dari satu jam.
Fitur lainnya yang melengkapi Honor 8X yaitu pemindai sidik jari dan face unlock. Kedua fitur itu bisa dijalankan dengan sangat baik dan dalam waktu yang singkat. Saya juga tak menemukan kendala ketika menjalankan fitur keamanan smartphone tersebut.
Audionya juga cukup nyaman didengarkan, dimana suaranya cukup jenih dan tidak sember. Bahkan ketika volume tertingginya diaktifkan, audionya masih nyaman di telinga. Sebagai informasi, Honor 8X juga menyertakan earphone di kotak pembelian sehingga memudahkan konsumen untuk menikmati musik.
Soal baterai, Honor 8X disokong baterai berkapasitas 3750 mAh. Dengan kapasitas tersebut, Honor 8X mampu diandalkan untuk mengakomodir aktivitas pengguna seperti berjejaring di internet, berkomunikasi hingga bermain gim seharian.
Ketika digunakan untuk memutar video streaming selama 2 jam, baterainya hanya berkurang 15 persen. Namun dengan kapasitas tersebut, konsekuensinya proses pengisian ulang baterai yang cukup lama yaitu hampir 2 jam. Meski hadir di saat Android Pie sudah meluncur, Honor 8X baru didukung dengan Android Oreo dan antarmuka EMUI.
Kameranya kaya fitur
Di sektor kamera, Honor 8X dilengkapi dengan lensa ganda beresolusi 20 dan 2 megapiksel. Sebagaimana smartphone kekinian lainnya, kamera Honor 8X juga dilengkapi dengan teknologi kecerdasan buatan artificial intelligence (AI) guna memaksimalkan pengaturan ketika membidik objek.
Honor bahkan mengklaim AI itu mampu mengenali foto hingga 500 skenario dalam 22 kategori semisal makanan atau hewan. Ketika saya mencoba menjepret dengan mengaktifkan AI, teknologi itu memang mampu mengoptimalkan pengaturan seperti kontras warna hingga detil gambar. Namun sayangnya terkadang saya melihat kontras warna yang terlalu lebay sehingga hasilnya tampak kurang natural. Kendati begitu, efek tersebut tak selalu muncul dalam setiap hasil jepretannya.
Secara keseluruhan detil gambar hasil bidikan kamera utama Honor 8X memang terlihat baik. Kontras warnanya juga cukup tajam bahkan tanpa menggunakan AI, sehingga hasil fotonya tampak natural. Efek bokeh yang ditampilkan juga cukup merata. Tak ada kesan bahwa bokehnya buatan.
Tak kalah dengan hasil gambar saat cahaya cukup, Honor 8X juga mampu menghasilkan gambar dalam kondisi malam dengan baik. Honor 8X memiliki mode Night yang dimodifikasi agar mampu menghasilkan gambar yang bagus. Namun pengguna membutuhkan waktu yang sedikit lebih lama ketika mengaktifkan mode tersebut. Prosesnya menyesuaikan tingkat pencahayaan objek yang dibidiknya. Semakin gelap, maka semakin lama kamera untuk mengabadikan objek.
Hasil gambarnya terbilang menawan dengan detil yang cukup tajam bahkan untuk objek yang agak jauh. Kendati begitu, pengguna harus mampu memastikan bahwa tangannya bisa menopang smartphone dengan baik guna memastikan hasil fotonya bagus. Dalam beberapa kondisi, saya memang masih mendapati noise pada hasil foto Honor 8X ketika malam hari. Namun noise-nya hanya dalam jumlah yang sedikit, sehingga masih bisa dikompromikan dan tak begitu mengganggu kualitas gambarnya.
Honor juga melengkapi sejumlah fitur pelengkap lainnya pada kamera utama Honor 8X. Diantara fitur itu yakni potrait, aperture, panorama, time lapse, AR Lens, hingga slow-mo 480 fps. Fitur-fitur itu akan membantu pengguna membuat konten foto maupun video menjadi lebih menarik.
Fitur AR Lens misalnya, tak hanya bisa diaplikasikan pada foto namun juga pada video dimana pengguna bisa menambahkan stiker-stiker yang unik. Sementara untuk fitur slow-mo, hasil rekamnya memang terlihat halus, namun detil gambarnya tak begitu tajam karena resolusinya tidak terlalu tinggi hanya 1280x720 piksel.
Kamera depannya sendiri memiliki resolusi 16 megapiksel yang disertai sejumlah fitur serupa dengan kamera utamanya. Melalui kamera ini, pengguna bisa memanfaatkan fitur tambahan seperti AR Lens, potrait serta sejumlah efek filter.
Hasil percobaan saya, kamera depan Honor 8X bisa dijalankan dengan baik bahkan ketika cahaya minim. Sayangnya ketika hasil gambarnya di-zoom, tampak noise yang cukup mengganggu. Kontras warnanya juga terlihat kurang maksimal sehingga wajah saya tampak pucat. Namun hasil berbeda saya dapati ketika cahaya yang menyinari objek terbilang cukup. Detil gambarnya terlihat bagus dengan kontras warna yang cukup tajam.
Kesimpulan
Dibanderol seharga Rp3.999.000, Honor 8X saya kira sebanding dengan sejumlah fitur yang ditawarkan baik dari sisi desain hingga performa. Jika dibandingkan smartphone lain yang ditopang chipset yang diklaim setara, Honor 8X memang agak tersingkirkan. Kendati begitu, performanya masih bisa diandalkan untuk menopang aktivitas pengguna.