Huawei Mate 20, tiga kameranya jenius
Ini adalah cara Huawei mengikuti tren layar penuh serta sentuhan jenius pada sektor kamera berkekuatan AI.
Sama seperti fashion, industri smartphone juga memiliki tren sendiri. Tahun ini, tren smartphone masih meneruskan tren 2017 lalu, yakni mempermanis outer beauty. Penggunaan layar penuh atau bezel tipis semakin ramai.
Tren selanjutnya adalah menambah jumlah kamera utama untuk mendapatkan hasil jepretan yang semakin baik. Terkini, beberapa vendor menanamkan kemampuan AI. Kendati beberapa segmen smartphone mulai ikut-ikutan membenamkan AI sebagai gimmick. Merilis Huawei Mate 20 pun menjadi jawaban bagi Huawei untuk memenuhi keinginan pasar.
Cantik itu mutlak, bukan relatif
Mate 20 hadir dengan ukuran yang cukup besar, bahkan untuk jari-jari saya yag sudah cukup besar sekalipun. Smartphone premium milik Huawei ini memiliki panjang 158,2 mm dengan lebar 77,2 mm serta ketebalan di angka 8,3 mm. Meski masih bisa dioperasikan dengan satu tangan, namun untuk urusan mengetik saya masih tetap membutuhkan bantuan tangan kiri.
Meski cukup lebar, Huawei Mate 20 tidak terlalu tebal, saya dengan mudah membawanya atau saya masukan ke dalam saku celana.
Mengikuti tren, Mate 20 pun turut menampilkan notch bergaya Dewdrop di bagian tengah atas layar. Kamera muka, LED indikator serta speaker juga terletak di sana. Tampilan muka sepenuhnya didominasi layar. Begitupun tombol navigasi yang tidak terdeteksi.
Menyiasati tampilan muka yang berwarna hitam legam, Huawei Mate 20 sedikit menghias tombol power dengan lis warna merah. Hasilnya cukup menarik, aksen merah pada tombol power terlihat cukup manis dan kontras di sisi bodi berkelir ungu mengilap.
Seperti menyembunyikan kemewahan, Mate 20 justru memberikan sentuhan cantik pada lapisan belakangnya. Sapuan ungu mengilap di bagian atas bergradasi menjadi gelap di sisi bawah. Satu hal yang menarik perhatian, desain dan jumlah kameranya. Mate 20 berbekal tiga buah kamera serta sebuah LED Flash.
Untuk urusan portabilitas, Mate 20 masih membawa port audio 3,5 mm dan port USB type-C untuk pengisian dayanya. Speaker eksternal diletakan di sisi kanan bawah agar tidak mudah tertutup ketika Mate 20 dipakai untuk menayangkan film atau bermain gim pada mode landscape.
Multimedia station is a yes!
Mate 20 menjawab tren pasar dengan menyematkan layar TFT LCD FHD+ berukuran 6,53 inci dengan kedalaman resolusi 2244 x 1080 piksel. Layar selebar ini memiliki kepadatan piksel sebesar 381 PPI. Meski berlayar besar, Mate 20 kecerahan layar serta ketajaman warnanya cukup baik.
Ketika menggunakannya di dalam atau di luar ruangan, layarnya cukup sigap dan tegas dalam mengubah kecerahan dan menampilkan warna tajam.
Untuk urusan multimedia, rasanya smartphone premium milik Huawei ini harus diacungi jempol. Ketika memutar video musik di YouTube dan memutar film, tampilan layarnya cukup vivid. Namun, satu hal yang cukup menarik perhatian saya adalah speaker-nya.
Meski berwujud ringkas, Huawei Mate 20 mampu mengeluarkan suara yang sangat bertenaga. Ketika memutar video klip History milik Rich Brian, performa speaker-nya cukup mengejutkan untuk kelas perangkat portabel. Begitu juga ketika memutar film garapan Michael Bay yang khas dengan ledakan dan suara ambien kekinian. Cadas!
Tiga kamera Leica dan AI yang superior
Kamera merupakan salah satu sektor yang saya perhatikan. Mengapa? Huawei menggunakan konfigurasi tiga kamera pada seri Mate 20. Masing-masing kamera memiliki spesifikasi yang berbeda untuk kegunaan yang berbeda.
Kamera pertama berkekuatan 12 MP untuk pengambilan foto mode Wide Angle Lens dengan aperture f/1.8. Kamera kedua berkekuatan 16 MP untuk mode Ultra Wide Angle Lens dengan aperture f/2.2. Sedangkan kamera yang ketiga adalah kamera Telephoto berkekuatan 8 MP dengan aperture f/2.4.
Ketiga kamera tersebut kemudian didukung beragam fitur penunjang seperti autofocus (laser focus, phase focus, contrast focus) dan dukungan AIS (Huawei AI Image Stabilization). Lalu jangan lupakan AI, yang diklaim membawa dukungan cukup besar pada sektor kamera Mate 20.
Sedikitnya ada tujuh mode pada kameranya, terdiri dari Aperture, Night, Portrait, Photo, Video, Pro dan More yang berisi ragam fitur seperti Slow-mo, Panorama, Monochrome, Light painting, dan masih banyak lagi lainnya.
Namun rasanya saya tidak perlu mengoprek satu-satu fiturnya, kinerja kamera pada smartphone ini memang mengagumkan. Pada mode Photo (Auto), Mate 20 menunjukan kinerja AI yang cukup solid.
Pengalaman yang cukup mengesankan adalah ketika saya mengambil foto di malam hari. Lokasinya di tempat parkir salah satu pusat perbelanjaan di bilangan Cibubur. Menggunakan mode Auto, Mate 20 menghasilkan jepretan foto yang baik.
Hasil foto dalam kondisi temaram pun tampak apik, kontras warna dan area gelap mampu diangkat. Menariknya, ketika pengunjung lewat di depan kamera, AI langsung mendeteksi objek tersebut dan langsung mengubah mode pengambilan foto menjadi Portrait.
Cukup mengejutkan hasil jepretan fotonya tampak seperti di atas. Objek tampak jelas dan tajam dengan efek blur atau bokeh di belakangnya. Bagi saya, efek bokehnya tidak berlebihan. Cakep!
Premium dengan RAM 6 GB?
Mate 20 dibekali prosesor yang diklaim sebagai chipset 7 nm pertama yang menggunakan arsitektur Cortex-A76. Prosesor ini memiliki konfigurasi 2x Cortex-A76 Based 2,6 GHz, 2x Cortex-A76 Based 1,92 GHz, 4x Cortex-A55 1,8 GHz.
Sementara dari besaran memori, Mate 20 dibekali RAM sebesar 6 GB. Sementara itu urusan grafis Huawei menggunakan Mali-G76 MP10.
Saatnya melakukan beberapa pengujian, atur tingkat kecerahan hingga 80 persen, kemudian aktifkan WiFi dan GPS. Berikut beberapa pengujian menggunakan aplikasi benchmark sintetis:
Setelah selesai menguji dengan berbagai benchmark sintetis, saatnya bermain gim. Saya menjajalnya dengan memainkan dua judul gim populer, PUBG dan Asphalt 9. Untuk mendapatkan data saat memainkan kedua gim tersebut, saya menggunakan aplikasi GameBench.
Pengalaman bermain kedua gim tersebut terasa nyaman dan lancar. Saya tidak mendapati gejala lag yang berarti kecuali dikarenakan koneksi Wi-Fi yang tidak stabil.
Rerata FPS yang saya dapatkan saat memainkan gim Asphalt 9 selama 30 menit ada di angka 24 FPS. Untuk PUBG rerata FPS-nya sedikit lebih tinggi, dimana angka stabil pada 30 FPS ketika dimainkan selama 50 menit.
Kesimpulan
Menyandang seri premium, Mate 20 solid di segala lini. Menariknya Huawei Mate 20 dibanderol tidak sampai di angka sepuluh jutaan. Sayangnya back cover Huawei Mate 20 sangat mudah menangkap sidik jari, alhasil cepat terlihat kumel.
Soal performa juga cukup solid. Baik untuk multi-tasking, bermain gim sampai menikmati konten multimedia. Padahal Mate 20 hanya dibekali RAM sebesar 6 GB saja, namun jangan lupakan bahwa Mate 20 dibekali prosesor teranyar yakni Kirin980. Baterainya juga tergolong cukup awet.
Tiga kameranya ternyata bukan cuma sekadar nongkrong biar terbilang keren. Hasil jepretan dan perekaman 4K (dengan Huawei AI Image Stabilization) saya akui mantap. Peran AI juga gesit dan tidak lebay ketika memburamkan background.