Infinix Hot S3X, namanya nakal, performanya bagaimana?
Dibanderol Rp2,2 juta, smartphone ini menawarkan beberapa kelebihan seperti hadirnya desain dengan notch dan kamera ganda. Tapi, bagaimana dengan performanya?
Akhir Agustus lalu, Infinix memperkenalkan Hot S3X di Indonesia. Dibanderol dengan harga yang cukup terjangkau, Infinix mencoba memampatkan berbagai kemampuan teranyar dalam perangkat ini.
Beberapa keunggulan yang mereka sodorkan antara lain kamera ganda, dan desain kekinian. Tapi, apakah kualitas Infinix Hot S3X sesuai dengan harganya? Nah, jika penasaran, simak ulasan dari Tek.id berikut ini.
Desain kekinian dengan layar standar
Kesan saya saat pertama kali melihat Infinix Hot S3X sama seperti melihat smartphone kekinian lainnya. Memiliki layar 6,2 inci, Infinix memilih untuk menyematkan ‘notch’ di perangkat mereka karena melihat tren yang sedang mewabah di seluruh dunia.
Secara dimensi, smartphone ini memiliki ukuran 156,7 x 75,3 x 8,3 mm dan memiliki berat di kisaran 150 gram. Ukuran ini cukup nyaman digenggam di tangan saya yang cukup besar, dan memiliki berat yang ringan dibandingkan dengan smartphone lain dengan dimensi serupa.
Yang membuat perangkat ini cukup ringan adalah penggunaan material plastik di bagian belakang. Jika Anda memiliki tangan yang sering berkeringat seperti saya, Anda harus berhati-hati karena perangkat ini cukup licin untuk digenggam. Sayangnya, saya harus jujur mengatakan, perangkat ini terasa ringkih saat dipegang.
Berbicara soal layar, Hot S3X menggunakan panel IPS dengan resolusi HD 720 x 1500 pixel. Dengan perbandingan resolusi tradisional 18:9, layar ini cukup banyak terlihat di jajaran ponsel di kelas low-to-mid.
Tingkat kecerahan layar Hot S3X lumayan tinggi. Saya dapat dengan mudah melihat layar di bawah sinar matahari, meski tingkat kecerahan harus ‘rata kanan’.
Penempatan tombol-tombol di perangkat ini pun cukup standar. Tombol power dan volume terdapat di sisi kanan perangkat, yang sayangnya tidak memiliki tekstur pembeda. Meski telah terbiasa, namun sesekali tetap saja saya salah ketika ingin memencet tombol yang tepat.
Nah, di bagian kiri terdapat slot untuk kartu SIM dan MicroSD. Infinix sangat murah hati dengan memberikan tiga slot, dua untuk kartu SIM ukuran micro dan satu slot MicroSD.
Di bagian belakang, terdapat pemindai sidik jari yang terletak sangat strategis, yakni di tengah bagian atas. Di sisi kiri atas dari pemindai sidik jari, terdapat kamera ganda yang disusun secara vertikal.
Sementara untuk lubang pengisian daya serta speaker dan microphone terdapat di bagian bawah perangkat. Tak ketinggalan, di bagian atas terdapat sebuah lubang jack audio 3,5mm.
Performa
Tak puas rasanya membicarakan sebuah smartphone tanpa membahas kemampuannya. Menggunakan prosesor Qualcomm Snapdragon 435 dengan RAM sebesar 3GB, saya mengharapkan perangkat ini dapat melibas aplikasi sehari-hari dengan cukup baik.
Beberapa aplikasi yang sering saya gunakan pun terpasang dengan mudah, mengingat memori internal dari Hot S3X ini sebesar 32GB. Apa lagi, kapasitas ini akan bisa diperluas dengan MicroSD hingga 128GB.
Pengalaman melakukan browsing di Chrome pun terasa cukup mulus. Setidaknya, hal ini terjadi sebelum saya mencoba membuka lebih dari lima tab sekaligus atau membuka sebuah situs dengan mode desktop. Semuanya kemudian terasa menjadi sedikit lebih lambat.
Begitu juga pada saat saya mencoba bermain beberapa gim. Saat mencoba beberapa gim moba, Hot 3SX dapat melibasnya dengan cukup baik. Sayangnya, saat mencoba game FPS sekelas PUBG, pengaturan tertinggi yang dapat dimainkan adalah low.
Di atas kertas, saat mencoba melakukan benchmark menggunakan 3DMark dan PCMark, performa perangkat ini terasa nanggung. Hasil tes Sling Shoot Extreme - OpenGL ES 3.1 hanya mencapai 308. Saat mencoba menjalankan Work 2.0, perangkat ini berhasil mendapatkan skor 3513.
Seperti bisa dilihat dari grafik di atas, jika dibandingkan dengan dua smarphone yang memiliki rentang harga yang sama, seperti Xiaomi Redmi S2 dan Moto E4 Plus, performa Hot S3X ada di tengah-tengah. Redmi S2 berhasil mengungguli perangkat ini karena menggunakan prosesor yang lebih tinggi, yakni Snapdragon 625. Sementara itu, jika dibandingkan dengan E4 Plus yang menggunakan MT6737, Hot S3X dapat mengunggulinya.
Kemampuan yang ‘nanggung’ pun juga terasa saat saya mencoba menggunakan beberapa fitur keamanan dari perangkat ini, seperti pemindai sidik jari dan pembaca wajah. Saat membuka perangkat dengan menggunakan kedua fitur keamanan tersebut, saya harus menunggu cukup lama agar sidik jari atau wajah saya dikenali perangkat.
Meski demikian, Infinix dengan baik hati telah memberikan penggunanya sistem operasi Android Oreo 8.1 yang dibalut dengan skin Hummingbird XOS3.3 Lite. Begitu juga dengan security patch level, yang sudah menggunakan pembaruan keamanan 1 Juli 2018.
Mereka juga menyematkan sebuah speaker yang bisa dibilang cukup kencang. Di sisi lain, dengan kapasitas baterai sebesar 4.000mAh, perangkat ini bisa menemani saya beraktivitas selama satu hari penuh pemakaian standar. Waktu penggunaan ini lebih panjang dari hasil tes Work 2.0 battery life yang hanya menyentuh waktu penggunaan 9 jam 41 menit saja.
Dual kamera dengan AI yang dipertanyakan
Seperti telah dibahas di bagian awal, Hot S3X memiliki kemampuan kamera ganda. Satu menggunakan sensor 13MP dan satu lagi menggunakan sensor 2MP. Bagi saya, kamera kedua ditanamkan seperti gimmick belaka.
Hasilnya tergolong biasa saja. Uniknya, dalam software kamera yang datang di perangkat ini, sudah terdapat fitur AI yang selalu menyala saat pengguna menggunakan kamera.
Yang menyebalkan, respons perangkat ini saat saya ingin mengambil gambar pun cukup lambat. Tak jarang, hasil foto yang diambil pun sedikit blur, meskipun saya telah memegangnya secara stabil selama beberapa detik.
Beralih ke bagian kamera depan, Infinix menyematkan kamera selfie dengan sensor 16MP. Hal ini cukup wajar, mengingat banyak produsen yang menyematkan kamera beresolusi lebih besar jika dibandingkan dengan di belakang.
Fitur AI juga masih terdapat saat menggunakan kamera depan. Ada juga mode beauty yang seharusnya membuat pengguna menjadi lebih ganteng atau cantik, serta mode Portrait yang dapat menghasilkan foto bokeh.
Harus saya akui, hasil kamera depan jauh lebih baik dibandingkan dengan kamera belakang. Apa lagi, fitur beauty yang ada di perangkat ini dapat membuat saya terlihat lebih baik dibandingkan dengan aslinya.
Kesimpulan
Dibanderol Rp2,2 juta, seharusnya Infinix S3X dapat bersaing dengan baik dibandingkan Xiaomi Redmi Note 5 atau Asus ZenPhone Max Pro M1. Namun, antara spesifikas dan harga, rasanya Infinix perlu meninjaunya kembali.
Tapi, jika Anda mencari sebuah smartphone yang memiliki kapasitas baterai besar, memiliki bentuk kekinian, serta ingin mencicipi sistem operasi Android Oreo 8.1, Hot S3S ini mungkin cocok untuk Anda.
Infinix Hot S3X | |
Prosesor | Qualcomm Snapdragon 430 |
RAM | 3GB |
Penyimpanan Internal | 32GB |
Kamera Utama | Dual Kamera 13MP + 2MP, Auto-Focus |
Kamera Depan | Kamera tunggal 16MP |
Layar | IPS 6,2 inci HD dengan Notch |
Baterai | 4000mAh |
Sistem operasi | Android 8.10 Oreo |
Harga | Rp2.200.000 |