Kamera Moto G5S Plus: bagus di luar ruang saja
Sebagai jurnalis, saya membawanya ke lokasi-lokasi peluncuran produk dan objek foto di dalam ruang yang minim cahaya.
Moto G5S Plus hadir bertepatan dengan kemunculan Xiaomi Mi A1, Vivo V7 Plus, dan Asus ZenFone 4 Max Pro. Semuanya berada di kelas yang hampir sama.
Konsumen pun bingung: mana yang paling cocok dengan kebutuhan mereka?
Kami sudah menguji Asus ZenFone 4 Max Pro, Vivo V7 Plus, dan Xiaomi Mi A1. Banyak yang mensejajarkan Moto G5S Plus dengan Xiaomi Mi A1. Secara spesifikasi, harga, dan dua kamera sebagai fitur unggulan, memang keduanya adalah head-to-head.
Namun, saya ingin mengulas Moto G5S Plus dengan sudut pandang lain: menulisnya sebagai seorang yang benar-benar butuh sebuah kamera smartphone yang baik dengan harga terjangkau.
Jan Huckfeldt, CMO mobile business group Motorola, kebetulan pernah sesumbar bahwa mereka punya produk kelas menengah dengan rasa premium. Apakah itu sekadar klaim semata? atau memang Motorola mampu menanamkan fitur premium di kelas menengah mereka?
Kamera
Kamera utama Moto G5S Plus pastilah menjadi pusat perhatian smartphone ini. Dua kamera berderet di belakang dengan kontur yang agak menonjol. Kontur menonjol ini kurang menguntungkan karena tiap kali diletakkan di meja, akan selalu terbentur. Tapi, ini memang konsekuensi wajar ketika vendor ingin membuat perangkat tipis dengan kamera bagus. Apple pun mengalami hal sama, termasuk di iPhone X.
Moto G5S Plus memiliki kombinasi dua kamera belakang bersensor 13+13 MP. Kamera Moto G5S Plus menggunakan UI bawaan Google. Semua fitur utama ada di atas dan bawah layar. Ini memudahkan saya berpindah fitur ke HDR, Low Light, Flash, Video Recorder, dan tombol shutter. Untuk mengaktifkan fitur dual kamera, saya harus menyentuh menu tiga titik di pojok kanan bawah.
Keduanya mampu menghasilkan gambar bokeh. Bokehnya benar-benar bokeh. Fokus objek di depan memang menonjol dengan bayangan blur yang rapi di belakang.
Kelemahan kamera Moto G5S Plus ini mulai tampak ketika dibawa ke dalam ruangan. Minimnya cahaya, apalagi panggung-panggung dengan penerangan lampu sorot, membuyarkan fokus dan kualitas Moto G5S Plus.
Kendati demikian, efek bokeh masih bisa saya gunakan di dalam ruangan dengan penerangan yang baik. Hasilnya tidak secantik memotret di luar ruangan yang berlimpah cahaya matahari alami.
Sebagai seorang jurnalis, saya tidak merekomendasikan Moto G5S Plus sebagai teman liputan. Saya kurang puas dengan jepretannya terutama ketika memotret panggung peluncuran produk. Selain karena kurangnya cahaya, lampu sorot di belakang panggung merusak gambar hasil jepretan saya.
Kamera depan Moto G5S Plus biasa-biasa saja. Penyakitnya pun sama dengan kamera utama, yakni lemah di dalam ruangan yang minim cahaya.
Kamera Moto G5S Plus cocok bagi yang aktif memotret pemandangan di luar ruang. Kalaupun mau memotret di dalam ruangan, harus memperhatikan tata lampu untuk memaksimalkan kamera smartphone ini.
Kinerja
Moto G5S Plus diperkuat prosesor Snapdgragon 625 dengan kombinasi RAM 4GB dan memori internal 32GB. Berikut perbandingan kinerjanya dengan beberapa pesaing terdekatnya. Moto G5S Plus sedikit lebih unggul daripada ketiga saingannya dari sisi grafis. Tapi untuk kinerja komputasi, masih kalah jauh dengan Asus Zenfone 4 Selfie Pro.
Dalam penggunaan sehari-hari, Moto G5S Plus memang lancar membuka beragam aplikasi kelas ringan dan menengah. Namun, ketika membuka aplikasi gim berat, seperti Modern Combat 5, bodinya lekas panas, walau masih dalam batas toleransi.
Panas ini juga tak sampai membuat permainan jadi tersendat. Dalam pengalaman sehari-hari, Moto G5S Plus rata-rata mampu bertahan delapan jam sampai minta diisi ulang kembali. Saya hitung menggunakan stop watch, butuh dua sampai dua setengah jam untuk mengisi ulang baterai dari nol hingga 100 persen.
Desain dan antarmuka
Bodi metal dengan kualitas kokoh menjadi ciri khas produk Motorola. Bodi metal memberi kesan mewah. Moto G5S Plus tidak mengubah antar muka bawaan Android v7.1.1 (Nougat). Sampai-sampai, saya tidak menemukan aplikasi gallery foto di dalamnya.
Moto G5S Plus mengandalkan aplikasi Google Photos sebagai wadah penyimpan gambar. Saya pun bisa mengakses Google Photos di Moto G5S Plus kapan pun saya tersambung internet. Kendati demikian, saya masih bisa menemukan simpanan foto-foto hasil jepretan Moto G5S Plus di dalam file manager.
Aplikasi-aplikasi Google terpasang menjadi aplikasi bawaan. Sebut saja, Google Docs, Sheets, Slides, Google Play Music, dan Play Movies. Semuanya bisa saya akses dengan satu akun gmail pribadi.
Jadi, kalau ada pekerjaan di laptop yang menggunakan Google Docs, saya bisa edit sambil jalan di Moto G5S Plus. Tentu dengan syarat, saya pasang akun gmail yang sama.
Kendati demikian, ada dua aplikasi lokal yang turut menjadi aplikasi bawaan Moto G5S Plus, yakni Babe dan In Store. Beberapa fitur gesture juga menjadi andalan antar muka Moto G5S Plus. Saya bisa menggunakan sensor sidik jari untuk menggantikan tombol home, back, dan task switcher.
Satu hal yang menarik dari Android asli adalah tampilan Google Assistant yang baru. Google Assistant sebenarnya sudah ada sejak Android v6.0 (marshmallow). Namun, tentu di v7.1.1 (Nougat) Google Assistant jauh lebih baru, lebih cerdas, lebih modern tampilannya.
Di Android Nougat, Google Assistant sudah mulai pintar bicara, tidak hanya membantu mencari informasi di internet, layaknya Google Assistant di Android v6.0 dulu.
Nilai Jual
Motorola menjual Moto G5S Plus dengan harga promo Rp2.999.000. Saat ini, beberapa toko daring menjualnya di atas 3 juta rupiah.
Di antara banyaknya smartphone dengan rentang harga Rp3,5 juta, Moto G5S Plus menjadi salah satu rekmondasi kami. Pembanding satu-satunya yang bisa menggoyah iman cuma Xiaomi Mi A1.
Kesimpulan
Susah mencari smartphone paket komplit di harga 3 jutaan. Moto G5S Plus seperti terlalu fokus pada fitur bokeh, namun melupakan sisi lain dari kamera smartphone yang penting, yakni performa dalam keadaan low light. Jika melihat harganya, mestinya Motorola bisa meningkatkan sedikit lagi kualitas kamera Moto G5S Plus dalam keadaan minim cahaya.