Late review Halo Infinite, nostalgia yang terbayar lunas
Halo Infinite menawarkan jalan cerita yang apik yang didukung dengan grafis kelas atas serta suara yang memukau, membuatnya gim yang membuat nostalgia terbayar lunas.
Bagi gamer awal 2000-an, mereka terbagi atas tiga kelompok. Kelompok pertama adalah gamer di platform PlayStation, kelompok kedua adalah gamer di platform Nintendo, dan kelompok ketiga adalah gamer di konsol Xbox.
Di Indonesia sendiri, kebanyakan para gamer memiliki antara Nintendo ataupun PlayStation. Tapi bagi penulis, konsol pertama yang digunakan adalah Xbox. Dan gim pertama yang dimainkan di platform tersebut adalah Halo.
Gim ini telah membuat penulis menjadi penggemar berat konsol Xbox, dimana menuntun penulis memiliki konsol Xbox One. Hingga saat ini, penulis masih sering kali memainkan gim tersebut di waktu senggang.
Tapi, seiring berjalan waktu, penulis memutuskan untuk sepenuhnya hijrah ke platform PC, dan terpaksa menjual konsol Xbox yang dimiliki. Terkadang, penulis menyesal melakukan hal tersebut karena berpikir tidak lagi dapat memainkan gim Halo series lagi.
Beruntungnya, Microsoft dan 343 Industries meluncurkan Halo Series di platform PC. Tentu saja hal ini membuat penulis sangat gembira. Apa lagi, mereka memperkenalkan Halo Infinite sebagai gim terbaru mereka. Pengalaman nostalgia inilah yang penulis nantikan selama 3 tahun absen memainkan gim Halo.
Sebenarnya, penulis sudah lama memainkan gim ini, tapi hanya dapat dilakukan di sela-sela pekerjaan yang semakin menumpuk, jadi penulis membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menamatkan gim ini dan membuat ulasannya.
Kita mulai dari jalan ceritanya. Tidak seperti di Halo series lainnya, jalan cerita dari Halo Infinite cukup linear. Meskipun latar belakang dari ceritanya masih sama, yakni Master Chief yang diminta untuk menyelamatkan Zeta Halo.
Tipe gim ini sama seperti tipe gim modern lainnya, yakni berupa open world. Dan perlu diakui, untuk menjalankan gim ini dengan sempurna di grafis tertinggi, kalian butuh CPU dan GPU yang mumpuni.
Sayangnya, meski merupakan dunia open world, ada beberapa lokasi yang off limit. Tapi, jumlah misi sampingan dan mekanisme yang ada di gim ini membuat penulis merasa gim ini tampak lebih seperti gim RPG, bukan gim FPS open wolrd.
Untuk misinya, kalian akan mendapatkan misi-misi yang khas banget seperti di seri-seri Halo sebelumnya. Beberapa misi seperti menghancurkan markas lawan, membebaskan tawanan, mengambil alih fasilitas musuh, dan lainnya masih ada di dalam jalan cerita.
Pengalaman penulis dalam memainkan gim ini, saat menjalankan misi dan lainnya, menimbulkan perasaan nostalgia yang terbalaskan. Misi yang jauh lebih banyak membuat penulis hanyut dalam ceritanya, yang sekali lagi benar-benar menarik.
Ada beberapa pendapat bahwa terlalu banyak misi membuat gim ini terasa repetitif. Soalnya, kebanyakan gim di luar sana yang memiliki banyak misi sampingan, memiliki tipe misi yang sama. Tapi, tidak dalam gim Halo Infinite. Semua misi terasa baru dan segar, sehingga sangat sepadan untuk mencoba menamatkan semua misi yang ada di galam gim.
Narasi setiap cutscene pun terdengar familiar, khas penulis Halo Series lainnya. Penulis naskah gim ini juga sangat pintar dalam menulis jalan cerita, sehingga meskipun misinya terkesan acak-acakan, tapi jalan ceritanya terasa linear.
Pengalaman lain yang penulis dapatkan saat memainkan gim ini adalah gameplaynya yang epik. Ada banyak peningkatan di bidang combat, Dari sisi UI, gim ini juga mendapatkan peningkatan yang sangat drastis sehingga lebih mudah dinavigasi.
Senjata yang ditawarkan juga sangat beragam yang dapat mengakomodir berbagai macam playstyle dari gamer. Dan yang baru, kehadiran skill Shield Wall, Thrusters, Grappleshot, dan Mjolnir membuat gamer dapat mengeksplor playstyle mereka lebih luas lagi.
Tapi sayangnya, seperti beberapa gim Halo series lainnya, yang masih penulis rasa kurang adalah di sisi pertarungan jarak dekat. Meski di dalam hati penulis memang timeline dari gim ini adalah futuristik yang mengandalkan serangan jauh, tetap saja pertarungan jarak dekat tetaplah pertarungan.
Anehnya, mekanisme pertarungan jarak dekat ini penulis jauhi selama menamatkannya. Soalnya, butuh tingkat akurasi yang tinggi untuk dapat benar-benar melumpuhkan atau mengalahkan musuh. Jadi sebisa mungkin penulis menjauhi pertarungan jarak dekat.
Pengalaman dalam bermain gim menggunakan keyboard dan mouse serta menggunakan pengontrol pun sangat apik. Keduanya memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing, dan untuk kali ini penulis lebih condong untuk memainkannya menggunakan mouse dan keyboard.
Yang menarik, lagi adalah suara ambience dari gim ini sangat memukau. Yang membuat penulis merasa terjun ke dunia Zeta Halo sebenarnya bukan dari grafisnya, namun lebih ke jalan cerita dan suaranya.
Suara ambience saat bertarung, suara desiran senjata, ledakan bom, gedung meledak, suara pesawat yang lewat, teriakan-teriakan, semuanya benar-benar terasa asli. Dan penulis sarankan kalian untuk menggunakan headset berkualitas untuk memainkan gim yang satu ini.
Tak ketinggalan, soundtrack yang ada di dalam gim ini juga sangat mendukung jalan cerita yang dihasilkan. Benar-benar sebuah perpaduan yang sangat apik, yang membangunkan sisi anak-anak saya.
Dan tadi penulis sempat membahas grafis bukan salah satu hal yang membuat penulis terasa masuk di dunia Zeta Halo, bukan berarti grafis yang ditawarkan tidak bagus. Soalnya, gim ini memiliki salah satu grafis terbaik untuk gim yang diluncurkan saat ini.
Seperti yang sudah penulis katakan di awal, untuk menjalankan gim ini di resolusi 1080p atau bahkan di 1440p, kalian harus memiliki CPU dan GPU yang mumpuni. Kami sarankan kalian menggunakan CPU Intel Core i5 atau AMD Ryzen 5 serta GPU minimal NVIDIA RTX 3060 untuk dapat menikmati gim ini secara sempurna.
Nah untuk grafisnya sendiri, tekstur yang ada di permukaan sudah sangat halus. Karakter terlihat tidak kaku dan tampilan reflektif dari kaca sangat memukau. Semua hal yang ada di gim ini benar-benar seperti melukiskan seperti apa Zeta Halo sebenarnya.
Tidak ada lagi yang harus penulis katakan untuk grafis di Halo Infinite, karena memang semua terlihat sangat sempurna, setidaknya menurut pandangan pribadi penulis. Jadi, jika kalian penggemar setia Halo Series, kalian wajib memainkan gim yang satu ini.
Yang terakhir, sejujurnya penulis benar-benar ingin memainkan gim ini di platform Xbox Series X dan membandingkan pengalaman memainkan gim Halo Infinite di kedua platform tersebut. Tapi secara overall, kerja bagus untuk Microsoft dan 343 Industries dalam mengeksekusi gim ini.
Nah, untuk harga sendiri, memang gim ini bukan gim yang murah, dengan harga resmi di Indonesia seharga Rp699 ribu. Tapi, untuk pencinta waralaba ini, menurut kami, ini merupakan harga yang murah untuk menebus nostalgia kalian.