Mencoba laptop akrobatik, Lenovo Yoga 920
Yoga 920 memiliki satu item baru yang cukup penting, Pen Stylus.
Siang ini (31/1), saya menjadi salah satu dari awak media yang mendapat kesempatan untuk mencoba (hands on), laptop baru Lenovo, Yoga 920. Lini Yoga pada Lenovo merujuk pada produk 2 in 1, laptop yang bisa berubah menjadi tablet. Pendekatannya menarik, yakni laptop ini bisa dilipat 360 derajat, sehingga punggung layar bertemu punggung keyboard. Dengan mode seperti ini, voila! Yoga 920 pun berubah menjadi tablet. Ciri khasnya ada pada engsel Yoga 920. Engsel fleksibel ini dari baja aluminium, ulirnya mengikuti desain jam tangan.
Apa yang baru?
Lenovo Yoga 920 memiliki Pen Stylus baru. Ini tidak ada sebelumnya pada seri Yoga 910 sebelumnya. Meski menambah satu item, Pen Stylus di Yoga 920 mengubah fungsi laptop ini menjadi tempat untuk berkreasi, terutama bagi desainer yang suka meng-edit atau membuat gambar ilustrasi. Anda bisa langsung mengambil Pen Stylus, melipat Yoga 920 ke mode tablet, lalu tinggal menggambar selayaknya di atas kertas.
Saya mencoba pengalaman penggunaannya. Meski saya tidak bisa menggambar sebaik desainer, tapi saya rasa, pengalaman melukis di atas layar laptop ini tidak terlampau jauh dengan melukis di atas kertas.
Saya pikir karena LCD Yoga 920 bersensor sentuh seperti ponsel pintar atau tablet, saya bisa melukis dengan jemari saya. Akan tetapi, ternyata aplikasi Scetchbook yang saya pakai tidak bisa merespon kecuali menggunakan Pen Yoga 920. Saya tanya lebih lanjut kepada indra Gunawan, Product Trainer Lenovo Indonesia, apakah layar Yoga 920 rentan rusak? Pihak Lenovo mengklaim, mereka telah melindungi layar LCD Yoga 920 dengan material pelindung, setara Gorilla Glass di produk ponsel pintar.
Kesensitifan Pen Lenovo Yoga 920 sendiri katanya mampu mendeteksi 4096 level tekanan. Ada dua tombol fisik yang saya temukan di Pen. Kedua tombol ini bisa diatur lebih jauh lagi, tergantung aplikasi apa yang kita buka.
Desain dan multimedia
Rancangan Laptop Yoga 920 lebih tipis disbanding seri Yoga sebelumnya. Selain bisa dilipat 360 derajat, rancangan laptop ini pun disesuaikan agar mengikuti mobilitas pengguna yang tinggi. Meski berbalut aluminium, Lenovo Yoga 920 tidak terasa berat di tangan saya. Bahkan Lenovo Yoga 920 bisa masuk dengan mulus ke dalam briefcase saking ringan dan tipisnya. Secara spesifik, layar Lenovo Yoga 920 merupakan LCD berukuran 13.9 inci 1920x1080 piksel.
Di bagian depannya ada kamera depan HD 720p untuk mempermudah pengguna menggunakan aplikasi Skype. Selain itu, di bagian pinggirnya, tertanam dua port USB Thunderbolt v3.0, satu USB v3.0, audio jack 3.5mm.
Touchpad Lenovo Yoga 920 pun mengakomodasi beragam gesture sentuhan di atasnya, mulai dari pinch in, pinch out menggunakan gerakan mencubit. Kita juga bisa minimize aplikasi yang terbuka menggunakan 3 jari.
Sementara untuk mempermudah log in, Lenovo Yoga 920 memanfaatkan teknologi sensor sidik jari dan Microsoft Hello yang mampu mengenali wajah pengguna.
Di bagian bawah Yoga 920, saya menemukan dua speaker JBL berteknologi Dolby Atmos. Speaker ini bisa mengeluarkan suara maksimal saat posisi keyboard terlipat ke bawah.
Bicara soal keyboard, saya suka desain keyboard Lenovo yang khas. Bentuk setiap tombol papan ketik ini tidak kotak, namun sedikit melengkung ke bawah. Rancangan seperti ini diklaim sesuai anatomi jari, hingga membuat kenikmatan sendiri saat mengetik dokumen.
Untuk spesifikasi, Lenovo Yoga 920 menggunakan prosesor Intel Core i7 8th-generation yang merupakan generasi terbaru. Dukungan RAM sebesar 16GB dan SSD 512GB juga menjadi pendukung performa komputasi Yoga 920. Bicaara soal baterai, pihak Lenovo mengklaim laptop ini mampu bertahan sampai 15 jam dalam penggunaan ringan. Namun saya belum melakukan pengujian lebih lanjut lagi mengenai ketahanan baterai. Pasalnya pemakaian yang intensif bisa membuat baterai laptop lebih boros.