Proyektor Benq W1700: khusus untuk penggemar film
Proyektor ini dilengkapi dengan teknologi HDR yang kekinian serta resolusi 4K UHD. Bagaimana hasil ulasannya?
Anda suka menonton film? Pernah terlintas ingin membuat bioskop sendiri di rumah?
Di zaman modern saat ini hal tersebut memang sangat mungkin. Bahkan berbagai perangkat penunjang untuk home theatre sudah sangat mudah didapatkan di Indonesia. Proyektor Benq W1700 misalnya. Selain sudah tersedia di Indonesia, proyektor ini dikatakan dirancang khusus agar Anda bisa merasakan pengalaman menonton film beresolusi tinggi di layar lebar, namun dengan pengoperasian yang mudah untuk kebutuhan rumahan. Tapi apa klaim tersebut benar?
Pengoperasian dan fitur
Mengusung resolusi 4K UHD, W1700 adalah proyektor untuk keperluan home theater dari Benq. Ada pula dukungan fitur High Dynamic Range (HDR) yang menjanjikan hasil proyeksi yang lebih bagus. Selain itu, proyektor dengan basis teknologi Digital Light Processing (DLP) ini dilengkapi dengan kecerahan 2200 lumen.
Berdimensi hanya 353 x 135 x 272 mm, W1700 termasuk memiliki ukuran tidak terlalu bongsor untuk ukuran proyektor home theater 4K UHD. Awal pertama kali melakukan pengaturan, saya disodori quick settings (pengaturan cepat) untuk memandu agar dapat menggunakan proyektor secara optimal. Pengaturan cepat tersebut menyertakan Projector Position, pilihan bahasa, dan Auto Source Search.
Projector Position memungkinkan Anda memiliki bagaimana proyektor ingin ditempatkan terhadap layar, sedangkan Auto Source Search dapat dipilih antara On atau Off. Jika Anda memilih On, nantinya proyektor akan secara otomatis mendeteksi sumber input video. Anda dapat mengakses pengaturan cepat baik melalui remote control maupun jejeran tombol yang ada di proyektor. Oiya, tombol pada remote control W1700 dapat menyala yang menjadikannya lebih mudah diakses saat ruangan gelap.
Desain W1700 dibuat minim lekukan sehingga menjadikannya lebih mudah dibersihkan terhadap debu. Tombol kontrol juga dirancang sedemikian rupa di bagian atas proyektor yang menjadikannya mudah diakses.
Pada bagian dekat lensa, terdapat dua buah slider yang bermanfaat untuk mengatur zoom dan fokus. Kedua slider tersebut dibuat agak masuk ke dalam untuk menghindari akses yang tidak disengaja. Namun, ketimbang menggunakan penutup lensa dengan sistem geser, Benq hanya melengkapi W1700 dengan pengaman lensa bersistem lepas/pasang manual. Secara pribadi saya agak kurang menyukai cara seperti itu lantaran terasa kurang praktis.
Proyektor W1700 memiliki aneka port di bagian belakangnya, seperti HDMI, D-Sub, USB (tipe A dan tipe Mini-B), jack audio (In dan Out), dan DB-9 pin. W1700 memiliki dua port HDMI, yang mana port HDMI 1 mendukung HDCP 2.2. Oleh karena itu, Anda harus menghubungkan konten sumber 4K ke port HDMI 1 untuk menikmati proyeksi 4K.
Salah satu fitur yang saya suka adalah bahwa proyektor Benq W1700 dilengkapi dengan vertical keystone otomatis. Jadi ketika Anda sedang mengatur ketinggian kaki penyangga depan, proyektor secara otomatis mengatur proyeksi pada layar. Hal ini mengurangi alur kerja setelah Anda selesai mengatur sudut proyeksi vertikal.
Performa
Menjalankan kepingan Blu-ray HQV Benchmark, saya tidak melihat adanya gangguan grain pada hasil proyeksi W1700 ketika proyektor ini menghadapi pengujian HD Noise Reduction. Begitu pula saat melangkahi uji coba Diagonal Filtering, berbekal resolusi tinggi 3.840 x 2.160 piksel, tentu saja proyektor ini sangat mudah menjalaninya sehingga mampu menyodorkan garis diagonal yang sangat mulus tanpa kerutan di setiap sudut kemiringan. Sayangnya, proyektor ini agak tersandung gangguan moiré ketika melewati percobaan Film Resolution Loss.
Bukan cuma menjalani pengujian yang bisa dibilang tidak mewakili pengalaman pengguna, saya juga memutar film Life of Pi menggunakan pemutar Blu-ray. Oiya, tentu saja yang saya gunakan adalah film beresolusi 4K UHD serta mendukung HDR, begitu pula dengan pemutarnya.
Awalnya saya menonton film menggunakan pengaturan preset gambar Bright. Tampilan pada layar memang menghadirkan warna yang pekat, tetapi detil yang disuguhkan agak menurun. Lipatan-lipatan baju pada pemeran kurang terlihat jelas lantaran saturasi warna agak terlalu. Meski demikian, warna hitam tetap terjaga dengan baik meski tidak terlalu istimewa. Saya sarankan untuk menggunakan mode gambar Bright ketika ingin menggunakan proyektor di ruangan yang relatif terang.
Preset gambar favorit saya adalah Cinema. Menggunakan preset tersebut, warna terlihat lebih alami serta saturasi yang sangat terjaga. Performa warna hitam saat adegan malam hari di tengah laut terlihat sangat memuaskan ditambah dengan detil tajam pada setiap bintang. Masih ingat Richard Parker si harimau yang ikut bertualang dengan pemeran utama? Tiap helai bulu dari harimau tersebut terlihat dengan jelas.
Benq melengkapi W1700 dengan banyak preset pengaturan gambar termasuk Bright, Vivid TV, Cinema, Sport, Silence, User 1/2, dan 3D. Mode User memungkinkan Anda mengkustomisasi aneka seting utama seperti kecerahan, kontras, warna, ketajaman, dan lain-lain. Berbicara tentang preset gambar, proyektor ini memerlukan waktu agak lama ketika saya beralih dari mode ke mode lainnya. Jadi saya sarankan agar Anda menjeda (pause) film ketika sedang mencari pengaturan preset gambar yang tepat agar tidak terlewat ceritanya walau hanya beberapa detik.
Saat adegan bergerak cepat seperti kumpulan ikan terbang, saya memperhatikan performa proyektor agak menampilkan konten blur. Namun, meski proyektor ini berbasis teknologi DLP, saya tidak melihat gangguan rainbow effect selama menonton salah satu fim favorit saya tersebut.
Sebagai proyektor khusus home theater, saya merasa speaker terintegrasi pada Benq W1700 terdengar kurang mumpuni. Meski bersuara lantang, speaker tunggal berkekuatan 5 watt pada proyektor ini terdengar lebih banyak terdominasi oleh frekuensi menengah. Mengesampingkan performa speaker W1700, saya yakin para penggemar home theater telah memiliki sound system untuk dihubungkan ke proyektor demi suara yang lebih baik.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, saya menyukai performa proyektor Benq W1700. Memang, proyektor ini kurang dapat menangani adegan bergerak cepat dengan baik, namun masalah ini sirna karena ‘tertutup’ oleh kejataman detil yang diantarkan serta warna keseimbangan warna cerah dan gelap berkat fitur HDR. Selain itu, rainbow effect, momok utama yang ada dalam proyektor DLP dapat ditangani dengan baik karena saya tidak mengalaminya selama pengujian.
Dilengkapi dengan resolusi 4K HDR dan HDR, proyektor ini bisa dibilang memiliki fitur pendukung ketika ingin menonton film favorit. Untuk harga Benq menawarkan proyektor W1700 dengan banderol Rp 27,8 juta.