Review Asus ROG Zephyrus M15: Seharusnya bisa lebih kencang
Saya kagum dengan desain Zephyrus: ia terlihat sangat normal. Sayangnya, entah untuk alasan apa, Asus tak menyematkan kamera depan di Zephyrus M15 (GU502LU) yang saya ulas kali ini.
Saat pertama kali menerima Asus ROG Zephyrus M15, terus terang, ekspektasi saya sangat tinggi. Tentu saja, itu muncul karena nama besar ROG, dan barangkali juga, Zephyrus M15 adalah laptop ROG pertama yang saya review sepanjang tahun 2020. Selama pandemi Covid-19, saya hanya menghabiskan waktu dengan laptop buatan MSI, Acer, dan Lenovo.
Saya kagum dengan desain Zephyrus: ia terlihat sangat normal. Sayangnya, entah untuk alasan apa, Asus tak menyematkan kamera depan di Zephyrus M15 (GU502LU) yang saya ulas kali ini. Padahal, kamera depan sangat berguna karena kita semua sedang bekerja dari rumah. Lagi pula, kamera amat penting bagi gamer amatir yang ingin mencoba-coba menjadi streamer.
Zephyrus M15 (GU502LU) hadir dengan spesifikasi sebagai berikut:
CPU | Core i7-10750H (2.6 GHz; 5.0GHz Turbo) |
RAM | 16GB DDR4-3200 |
Display | 15.6” FHD IPS 240 Hz |
Graphics Card | NVIDIA GTX1660Ti (6GB) |
OS | Windows 10 |
Price | IDR 26,056,000 |
Jika melihat spesifikasi dan harganya, kita tak bisa menyebut Zephyrus M15 sebagai laptop gaming kelas pemula. Spesifikasi dan harganya seketika mengingatkan saya pada Lenovo Legion 5 yang kebetulan sudah saya review sebelumnya. Legion 5 juga menggunakan prosesor Intel Core i7-10750H dan RAM 16GB. Memang, VGA-nya dan layarnya masih beda kasta: Legion 5 menggunakan NVIDIA GTX 1650Ti 4GB DDR6, layar 15,6 inci FHD IPS 144Hz. Harga Legion 5, menurut situs belanja daring, sekitar Rp20 juta. Jadi, wajar jika harganya Rp6 juta lebih murah dibanding Zephyrus M15.
Keyboard Zephyrus M15 bukan yang berukuran full-sized. Asus meniadakan Numeric Keypad, sesuatu yang wajar di laptop gaming. Ada juga tombol khusus (Hot Keys) untuk gaming, misalnya, Armoury Crate, Mic, dan Volume. Tombol khusus ini penting kalau kita main game sambil streaming. Di bagian F5, Asus juga membenamkan fungsi khusus untuk mengatur kipas. Kita bisa mengubah putaran kipas dengan memencet Fn+F5, dari Silent, Performance, sampai Turbo.
Saya suka dengan penempatan TouchPad yang persis di tengah, sehingga kita enggak perlu menonaktifkannya saat bermain game karena khawatir enggak sengaja kepencet. Keyboard Zephyrus M15 sudah dilengkapi lampu RGB per-key, dan teknologi N-Key rollover atau sering disingkat NKRO. Seperti kita tahu, keyboard dengan N-Key rollover bisa mendeteksi tekanan ke setiap tombol secara sendiri-sendiri. Jadi, kalau kita pencet 2 atau 3 tombol sekaligus, laptop ini akan bisa membaca semuanya secara presisi. Ambil contoh saat kita main Apex Legends, kita pencet W sekaligus Left CTRL atau W dan Space, keduanya akan teregister di sistem, dan respons yang kita dapatkan sesuai dengan kemauan kita. Singkatnya, NKRO perlu untuk menghindari keyboard ghosting.
Beralih ke konektivitas, di bagian kanan Zephyrus M15 terdapat Kensington Lock, 2 colokan USB3.2 Gen1 Type A, dan Thunderbolt3 with DisplayPort 1.4 dan Power Delivery. Colokan Thunderbolt3 sekaligus berfungsi untuk mengisi daya baterai menggunakan charger kecil yang konektivitasnya pakai USB Type-C. ASUS membekali Zhepyrus M15 dengan 2 charger sekaligus: 1 charger kecil seperti laptop-laptop biasa dan dengan daya 65W, dan 1 lagi charger gede untuk gaming dengan daya 230W.
Port untuk kedua charger tersebut juga berbeda. Port charger gaming ada di sebelah kiri, bersebalahan dengan port RJ-45, HDMI 2.0b, USB3.2 Gen2 Type A, Audio jack: Mic-in dan 3.5mm Audio Jack.
Fitur lain yang juga diunggulkan ASUS dari Zephyrus M15 ini adalah sistem pendinginannya. Mereka menyebutnya Intelligent Cooling With Liquid Metal. Namanya agak rumit, tapi sederhananya, sistem pendingin di Zephyrus M15 dirancang sedemikian rupa agar saat kita main game, suhunya tetap adem. Selain adem, kipas pendingin laptop ini juga enggak cepat berdebu karena sudah dilengkapi dengan sistem anti-debu. Ketiga, ASUS memprioritaskan pendinginan di area WASD karena tombol ini sangat sering dipakai kalau kita main game.
Pengalaman penggunaan
Saya sudah benchmark Zephyrus M15 di mode Turbo, dan berikut skornya di PCMark 10:
Seperti kalian lihat, skor Zephyrus M15 sedikit kalah dibanding Legion 5. Skor overall Zephyrus M15 adalah 4.828, sedangkan Legion 5 mencapai 5.065. Beralih ke bagian grafis, berikut skor Zephyrus M15 di 3DMark:
Di bagian grafis, sudah tentu skor Zephyrus M15 unggul jauh dibanding Legion 5 karena VGA-nya beda kasta. Seperti tadi sudah saya sebutkan, Legion 5 memakai GTX 1650Ti 4GB, sedangkan Zephyrus M15 dilengkapi GTX 1660Ti 6GB. Selain perbedaan VRAM, GTX 1660Ti juga sudah support Ray-Tracing, sedangkan GTX 1650Ti, waktu saya tes, belum support. Itulah sebabnya, skor Port Royal di 3DMark hanya ada untuk Zephyrus M15.
Meski demikian, ada temuan menarik saat keduanya saya benchmark pakai game. Ternyata, skornya hanya beda tipis banget. Berikut ini datanya:
Di game Tom Clancy’s Ghost Recon, pada pengaturan High dan Very High, Legion 5 lebih unggul dibanding Zephyrus M15. Namun, pada pengaturan Ultra, skornya jauh di bawah Zephyrus M15. Menurut dugaan saya, ini karena perbedaan VRAM kedua perangkat tersebut. Seperti kita tahu, pengaturan Ultra itu membutuhkan kapasitas RAM di atas 4GB.
Sementara saat memainkan Shadows of the Tomb Raider, skor Zephyrus M15 unggul tipis dibanding Legion 5. Zephyrus M15 bisa memainkan game tersebut secara lebih konsisten, baik di pengaturan High maupun di Highest. Lagi-lagi, dugaan saya, ini terjadi karena perbedaan VGA-nya.
Bagaimana dengan performa CPU-nya? Memang, keduanya memakai prosesor yang identik, yakni Intel generasi ke-10 alias Comet Lake-H. Namun, karena Zephyrus M15 dan Legion 5 berasal dari pabrikan yang berbeda, sudah pasti optimalisasi software, RAM, motherboard, managemen suhu, dan lain-lainnya juga berbeda, sehingga performanya tak akan sama pula. Berikut skornya di Cinebench R15 dan Cinebench R20
Seperti kalian bisa lihat, di Cinebench R15, skor Legion 5 lebih baik di single-core, sedangkan Zephyrus M15 lebih baik di performa multi-core. Hal yang sama juga saya temui saat menguji keduanya di Cinebench R20. Berikut hasilnya:
Setelah melakukan benchmark, dan memakainya untuk bermain game, terus terang, saya terkejut. Dengan selisih harga Rp6 juta dibanding Legion 5, performa Zephyrus M15 hanya beda tipis dengan pesaingnya itu. Daya tahan baterai Legion 5 jug ternyata lebih baik saat saya benchmark dengan PCMark 10 battery modern office. Zephyrus M15 bisa bertahan sampai 4 jam 29 menit, sementara, Legion 5 bisa bertahan selama 5 jam 13 menit.
Untungnya, Zephyrus M15 masih unggul di refresh rate layar dan juga VGA. Zephyrus M15 juga lebih unggul saat memainkan game yang membutuhkan VRAM di atas 4GB. Jika kalian mencari laptop dengan rentang harga Rp20 jutaan, Zephyrus adalah salah satu pilihan paling menarik.