Asus VivoBook S14 M433IA, ringkas, elegan, perkasa
Dihargai Rp12,4 jutaan, Asus VivoBook S14 M433IA menawarkan spesifikasi yang baik dengan gaya yang cukup elegan.
Jika kita melihat 10 tahun yang lalu, yang namanya sebuah laptop powerfull dan tipis hanya dimiliki oleh jajaran laptop ultrabook. Sangat jarang ada sebuah laptop berukuran ringkas, namun memiliki kemampuan yang sangat baik.
Begitu juga saat kita melihat desain dan modelnya. Antara satu laptop dengan laptop lainnya terlihat cukup seragam, memiliki ketebalan yang cukup besar, bezel tebal, serta berukuran cukup berat.
Untungnya, di 2020 ini, produsen laptop semakin memperhatikan desain dari laptop mereka yang terlihat semakin premium meski berharga murah. Kita bahkan dapat memiliki sebuah laptop yang powerfull, meski hanya memiliki layar 14 inci yang ringkas.
Salah satunya adalah ASUS VivoBook S14 M433IA M433IA. Ya, laptop ini merupakan salah satu laptop 14 inci yang tak hanya ringan, tipis, kompak, dan elegan saja. Melainkan laptop ini memiliki performa yang sangat luar biasa jika melihat banderol harga aygn ditawarkan. Tanpa berlama lagi, mari kita simak ulasannya berikut ini!
Terlalu elegan untuk mahasiswa
Aura desain dari ASUS VivoBook S14 M433IA ini memang bisa dibilang sangatlah elegan. Padahal, ASUS sengaja memboyong laptop ini ke Indonesia untuk menyasar para milenial, terutama mereka yang duduk di bangku SMA dan kuliah.
Kombinasi warna abu-abu dan hitam (ASUS menyebutnya sebagai Indie Black) ditambah dengan lis berwarna silver membuat laptop ini terkesan tidak didesain untuk anak muda, melainkan didesain untuk pekerja atau para profesional.
Tapi, kalian yang merasa masih berjiwa muda masih dapat memilih warna lain yang lebih cerah, seperti Gaia Green, Resolute Red, atau Dreamy Silver.
Di bagian depan cover terdapat tak hanya logo ASUS saja, melainkan terdapat juga tulisan VivoBook yang berwarna chrome. Tampaknya, mereka semakin percaya diri dalam menjual laptop VivoBook mereka.
Jika kalian memperhatikan dengan baik, di bagian cover ini terdapat sebuah lis plastik dengan warna senada dengan cover yang cukup panjang. Ini dilakukan ASUS untuk dapat menerima sinyal WiFi yang lebih baik.
Saat pertama kali membuka laptop ini, mata kami langsung tertuju kepada tombol enter yang ada di keyboardnya. Hal ini dikarenakan di sisi samping dari tombol tersebut, ASUS memberikan aksen neon green sehingga terlihat jelas. Kami akan bahas soal keyboard dari laptop ini di bagian lain.
Tidak seperti jajaran VivoBook lainnya, untuk jajaran VivoBook terbaru ini, perusahaan asal Taiwan ini sudah menggunakan bahan metal untuk semua bagian laptop ini. Mulai dari bagian luar, bagian body, serta bagian plat bawah sudah menggunakan bahan metal.
Hal ini membuat keseluruhan struktural dari laptop ini terasa sangat kokoh. Meski begitu, laptop ini masih dapat memiliki bobot yang hanya 1,4 kg saja, dimana pada 2010 silam tergolong sebagai ultrabook.
Laptop ini juga memiliki ukuran yang cukup kompak, yakni 32,49 cm X 21,35 cm. Saya pun dapat memasukkan laptop ini bahkan ke sling bag berukuran sedang. Hal ini membuat saya bisa meninggalkan backpack berukuran besar di rumah.
Engsel dari laptop ini pun cukup kokoh, dan dapat menahan layarnya di berbagai sudut dengan mudah. Tapi, kami masih dapat membuka layar dari laptop ini hanya dengan satu tangan saja. Dan sedikit cut out di bagian depan memudahkan kami untuk membukanya.
Tapi, pada saat layar membentuk 90 derajat dari keadaan tertutup, bagian bawah body ikut terangkat. Dan jika kalian berharap layar laptop ini dapat terbuka 180 derajat, kalian harus kecewa.
Terakhir untuk port I/O, meski dengan ketebalan 1,59 cm, laptop ini memiliki port yang lengkap. Di sebelah kanan, kita akan melihat dua USB 2 Type-A dan sebuah slot pembaca MicroSD.
Dan di sebelah kiri, kita akan mendapatkan satu USB 3.2 Gen 1 Type-C, yang sayangnya tak dapat dibuat mengisi daya. Selain itu kalian juga akan mendapatkan jack audio combo 3,5mm, satu USB 3.2 Gen 1 Type-A, HDMI, dan lubang pengisian daya.
Ngetik enak, multimedia enggak kaleng-kaleng
Dikarenakan ditujukan untuk muda-mudi, ada beberapa hal yang saya akan sangat perhatikan. Yang pertama adalah pengalaman mengetik dan juga pengalaman multimedia. Soalnya, pelajar kan biasanya kalau tak mengerjakan makalah, biasanya akan menyantap multimedia (dan pastinya juga gaming).
Selama penggunaan dalam waktu yang cukup panjang, yakni sekitar 8 jam, kami tak mengalami keluhan yang berarti pada saat digunakan untuk bekerja. Keyboardnya empuk, tapi sayang memiliki key travel yang cukup panjang.
Meski begitu, dengan gaya mengetik super cepat, saya tidak mengalami kendala apapun. Tidak ada salah mengetik, meski memang lebih enak untuk saya mengetik di keyboard mekanik yang sangat responsif.
Keyboardnya memiliki layout yang cukup standar jika dibandingkan dengan laptop saat ini. Namun, ada satu row tambahan di bagian kanan, yang terdapat tombol Home, PageUp, PageDown, End, serta Fn. Tak ketinggalan, terdapat juga LED backlit berwarna putih yang memiliki total tiga pengaturan tingkat cahaya.
Touchpadnya tidak terlalu kecil, namun tidak terlalu besar. Touchpad-nya sudah mendukung Windows precision driver, yang membuatnya cukup akurat untuk digunakan. Terdapat juga sebuah pemindai sidik jari di bagian kanan atas dari touchpad ini, yang dapat membuat pengguna masuk ke Windows tanpa harus mengetikkan password.
Berpindah ke bagian layar, VivoBook S14 M433IA memiliki layar berukuran 14 inci. ASUS mengklaim, meski memiliki layar 14 inci, namun ukuran body dari laptop ini akan setara dengan laptop 13 inci dengan standar beberapa tahun yang lalu.
Bezel-nya sangat tipis di bagian kiri dan kanan. Namun, di bagian bawah dan atas bezelnya cukup tebal. Hal ini wajar dikarenakan di bagian atas terdapat sebuah kamera HD. Oh iya, kameranya cukup bagus digunakan untuk rapat dan mengikuti kelas online.
Panelnya masih menggunakan panel VA, namun memiliki sudut penglihatan yang cukup baik, dimana ASUS mengklaim memiliki sudut penglihatan hingga 178 derajat. Resolusi layarnya pun sudah Full HD 1080p, yang menurut kami menjadi standar minimal dari sebuah laptop.
Untuk suaranya sendiri, ASUS pun menyematkan spesifikasi “sound by Harman/Kardon”. Speakernya terdapat di bagian kiri dan kanan bawah perangkat, dimana untuk mendapatkan suara maksimal, kita harus meletakkan laptop ini di permukaan yang padat.
Pengalaman menyaksikan film di laptop ini cukup nyaman. Layarnya memiliki tingkat cahaya yang cukup baik. Kami masih dapat menyaksikan film dengan nyaman meski menggunakan laptop ini di luar ruangan.
Sedangkan untuk audio, suara yang dihasilkan sedikit dibawah ekspektasi. Kami mengharapkan dapat mendapatkan suara low-mid yang lebih kencang saat memainkan musik. Tapi, kami kurang dapat merasakannya.
Tapi saat digunakan untuk menonton, suara dari vokal masih terdengar jelas. Speakernya juga cukup baik dalam merepresentasikan arah datangnya suara. Tapi, perlu ditegaskan lagi bahwa ini akan dapat dicapai hanya pada saat kita menggunakannya di atas permukaan keras saja.
Performa cukup ganas
Untuk perangkat yang kami ulas kali ini adalah VivoBook S14 M433IA yang menggunakan prosesor AMD Ryzen 7 4700U. Seperti diketahui, APU ini memiliki GPU RX Vega 7 yang hadir dengan 7 CU dan memiliki kecepatan hingga 1600 MHz.
RAM yang dimiliki oleh laptop ini adalah sebesar 8GB single channel. Jadi, kami sarankan kalian untuk menambahkan RAM 8GB lagi untuk mendapatkan performa sesungguhnya dari APU tersebut.
Untuk penyimpanan, ASUS memberikan SSD sebesar 152GB. Sebenarnya ukuran penyimpanan ini cukup besar. Namun, jika kalian mau, kalian dapat menambahkan HDD atau SSD 2,5 inci, atau SSD M.2 di laptop ini. Berikut ini hasil benchmark dari VivoBook S14 M433IA ini :
Seperti yang dapat kalian lihat, performa dari laptop ini merupakan salah satu yang terbaik dikelasnya. Tak hanya itu, untuk melakukan rendering, laptop ini masih dapat mengerjakannya dengan cukup baik.
Tak ketinggalan, SSD NMVe yang ada di VivoBook juga memiliki kecepatan yang cukup tinggi. Ini artinya, kita tak perlu menunggu terlalu lama pada saat booting atau membuka aplikasi yang cukup besar.
Untuk suhu, saat dilakukan stress test, suhu yang didapatkan di bagian casing dari laptop ini adalah sekitar 31 derajat celcius. Sedangkan suhu yang dibaca oleh internal dari software terpantau di 79 derajat Celcius setelah pengujian selama 3 jam non stop.
Hal ini cukup impresif mengingat lubang intake udara dari laptop ini hanya di bagian bawah, dan hanya memiliki ukuran kira-kira 10 cm X 2 cm saja. Sedangkan lubang pembuangannya ada di bagian belakang.
Bagaimana dengan performa gamingnya? Berikut ini hasil benchmark yang telah tim Tek.id lakukan :
Seperti yang dapat kalian lihat, meski menggunakan RAM 8GB, di beberapa judul eSport seperti di DOTA 2, CS:GO, serta di Valorant, di pengaturan tertinggi di resolusi 1080p, kita bisa mendapatkan rata-rata 84 fps.
Dan saat kita beralih ke gim eSport yang lebih demanding, seperti PUBG, keterbatasan RAM dan kemampuan GPU terlihat sangat jelas. Di pengaturan 1080p tertinggi, kami hanya dapat memiliki fps rata-rata 12 fps saja.
Sedangkan saat diturunkan ke pengaturan low, kami bisa mendapatkan rata-rata 28 fps, dan di medium 720p kami bisa mendapatkan 53 fps.
Sedangkan untuk baterai, jika digunakan untuk mengetik, laptop ini dapat bertahan sekitar 8 jam non-stop dalam keadaan WiFi dan Bluetooth menyala. Jadi, kalian tak usah khawatir akan kehabisan baterai di tengah-tengah pelajaran atau bekerja.
Dan untuk pengisian daya, dari baterai 10 persen ke 60 persen dapat terisi dalam waktu sekitar 50 menit saja. Jadi, meski hanya diisi daya selama 1 jam saja, kita sudah dapat menggunakan laptop ini sekitar 5 sampai 6 jam.
Kesimpulan : enggak salah beli laptop ini meski seharga Rp11 juta
Untuk menyasar kaum muda-mudi, ASUS pun tetap mencoba menawarkan laptop ini dengan harga yang terjangkau. Dengan harga Rp11,4 juta, kalian sudah dapat memiliki laptop yang memiliki spesifikasi yang sama dengan yang kami ulas.
Jika kalian merasa versi ini masih mahal, kalian dapat memilih versi yang menggunakan prosesor Ryzen 5. Mereka menawarkan model tersebut dengan harga mulai dari Rp9 juta-an saja.
Memang, harus diakui bahwa dengan harga tersebut, kita akan mendapatkan sebuah laptop yang kompak, elegan, dan bertenaga. Namun, ada beberapa hal yang menurut kami membuat laptop ini kurang sempurna.
Pertama dari sisi keyboard, dimana key travel dari VivoBook ini cukup tinggi. Kedua adalah suara yang dihadirkan sedikit kurang dari ekspektasi kami. Dan yang ketiga, kita harus menambahkan RAM serta penyimpanan untuk memastikan laptop ini dapat digunakan selama 5 tahun kedepan dengan nyaman.