Review ASUS Zenfone 10, kamera malam bagus dengan baterai irit
ASUS telah meluncurkan Zenfone 10 ke Indonesia. Ini adalah ponsel flagship ASUS terbaru dengan prosesor Snapdragon 8 Gen 2 di dalam bentuk yang ringkas.
ASUS secara resmi telah meluncurkan ponsel Zenfone 10 ke Indonesia. Ponsel flagship ini sudah bisa kita ketahui merupakan model penerus dari Zenfone 9 yang diluncurkan tahun lalu. Perusahaan asal Taiwan itu masih membuat desain Zenfone 10 mirip seperti desain Zenfone 9.
Meski desainnya hampir sama seperti pendahulunya, tentu saja kini Zenfone 10 memiliki perangkat keras yang lebih baik. Ponsel ini diperkuat dengan prosesor Snapdragon 8 Gen 2, yang mana prosesor mobile terbaik dari Qualcomm saat ini. Ada dua versi dari Zenfone 10 yang tersedia di Indonesia, pertama adalah RAM 8 GB / ROM 128 GB, sedangkan versi lainnya memiliki RAM 16 GB / ROM 512 GB (model yang saya ulas).
Desain
Seperti yang telah saya singgung sebelumnya, Zenfone 10 tidak terlalu berbeda dalam hal desain. Ini masih menampilkan desain persegi dengan bodi yang kecil untuk ukuran ponsel flagship saat ini. Dengan layar sebesar 5,92 inci, Zenfone 10 memiliki desain sangat ringkas, yang mana menjadi diferensiasi ponsel flagship ASUS.
ASUS menargetkan ponsel yang berdimensi 146,5 x 68,1 x 9,4 mm tersebut kepada orang yang menginginkan ponsel ringkas di tangan tetapi tetap menawarkan performa lancar. Tidak luput pula sertifikasi IP68 yang menjadikannya tahan terhadap debu dan air.
Sebagai ponsel kelas atas, tidak heran jika Zenfone 10 mengusung panel layar Super AMOLED yang memberikan warna lebih pekat dan contrast ratio lebih tinggi daripada panel LCD IPS. Layar ini memiliki resolusi 1.080 x 2.400 piksel dengan kecerahan hingga 1.100 nit yang cocok untuk penggunaan di luar ruangan. Tidak ketinggalan pula refresh rate tinggi 144 Hz agar bermain game lebih lancar.
Memang, ada sejumlah orang yang menyukai desain ponsel ringkas dengan alasan lebih praktis. Bahkan, ada mode one-handed yang memungkinkan ponsel dengan mudah dioperasikan lewat satu tangan. Namun jika kamu orang yang gemar mengedit video di ponsel menggunakan aplikasi seperti CapCut, VN, dan sebagainya pasti akan lebih memilih ponsel dengan layar lebih besar, saya pun demikian.
Pada sisi kanan, terdapat tombol volume dan tombol daya. Seperti modell sebelumnya, tombol daya terintegrasi dengan sensor sidik jari yang menurut ASUS akan lebih praktis jika ditempatkan seperti ini ketimbang berada di layar. Di pasar saat ini, hanya ada segelintir ponsel flagship yang menawarkan port audio 3,5 mm, salah satunya adalah Zenfone 10. Ini memungkinkan kamu mendengarkan musik menggunakan earphone dengan jack konvensional tanpa adaptor.
Kapasitas baterainya adalah 4.300 mAh yang terbilang besar untuk ponsel di bawah 6 inci. Untuk menyematkan baterai besar di ponsel ringkas, ASUS menyiasatinya dengan menambah kedalaman Zenfone 10. Alhasil, ponsel ini agak berdimensi tebal. Ada pula fitur fast charging berkabel 30W, dan 15W nirkabel. Adaptor pengisian daya tersedia di dalam paket penjualan.
Kamera
ASUS membekali Zenfone 10 dengan dua kamera belakang. Kamera pertama mengusung lensa lebar setara 24 mm pada kamera 35 mm (f/1.9) dengan resolusi 50 MP. Kamera kedua memiliki lensa ultra lebar 120 derajat beresolusi 13 MP. Tidak ada kamera telefoto pada ponsel ini yang berguna untuk memotret jarak jauh atau setidaknya zoom optik 2x agar mode Portrait terlihat lebih baik.
Dalam menguji kamera Zenfone 10, saya melakukan berbagai skenario. Pengujian pertama adalah memotret menggunakan kamera utama pada siang hari. Dalam hal warna, kamera ini menampilkan kualitas yang bagus lantaran hijau daun di pohon yang rindang terlihat alami. Namun ada sedikit penurunan detail pada bagian shadow jika dilihat lebih teliti lagi.
Meski demikian, detail yang diberikannya terlihat baik, termasuk pada pohon dan teratai di jarak yang jauh. Kualitas AE juga terlihat bagus karena istana di jarak yang jauh tidak terpapar exposure berlebih. Secara keseluruhan, kualitas kamera utama sangat bagus dan sangat memungkinkan dicetak di kertas ukuran besar.
Pengujian kamera berikutnya adalah menggunakan kamera lensa ultra lebar pada siang hari. Jika diperhatikan lebih teliti, warna kamera ini lebih ke skema warm sehingga agak sedikit kekuningan, yang tidak terlalu mengganggu. Dalam hal performa white balance, Zenfone 10 menampilkan akurasi yang lebih baik ketika saya menggunakan kamera utama ketimbang kamera ultra lebar. Meski tidak seperti kamera utama, detail yang diberikannya cukup bagus untuk kamera ultra lebar di ponsel. Dan ya, hasil kamera ultra lebar juga masih bisa dicetak tanpa harus melalui proses editing terlebih dahulu.
Teknologi kecerdasan buatan (AI) di kamera Zenfone 10 berperforma cepat dan akurat. Pasalnya, ponsel ini dengan tepat mendeteksi apa yang dilihat kamera dan mengubah modenya agar menjadi optimal, termasuk mode HDR.
Performa High Dynamic Range (HDR) di Zenfone 10 terlihat bagus, tidak ada gangguan under-exposure di bagian bawah foto sehingga warna daun terlihat alami. Di sisi lain, porsi exposure pada bagian langit tidak mengganggu area sekitarnya. Artinya, bukan menjadi sebuah masalah ketika memotret subjek yang membelakangi cahaya untuk Zenfone 10.
Mode Portrait kamera Zenfone 10 menampilkan hasil yang bagus. Efek bokeh yang diberikannya terlihat alami di pinggiran subjek. Namun, ada sedikit pencampuran antara latar belakang dan subjek di bagian celah tangan. Kamu dapat memilih aperture digital sebelum dan sesudah memotret.
Sekarang kamera depan Zenfone 10 memiliki resolusi 32 MP. Ini jauh lebih tinggi daripada Zenfone 9 dengan resolusi 12 MP. Hasil kamera depan Zenfone 10 memiliki warna yang bagus serta detail tinggi. Performa white balance juga cukup akurat, dan tidak perlu khawatir jika harus selfie membelakangi sumber cahaya yang kuat.
Ketika saya memotret malam hari, kamera utama (lensa lebar) Zenfone 10 menampilkan hasil yang memuaskan. Hasil video terlihat terang sembari menjaga porsi highlight dan shadow yang seimbang. Tidak ada gangguan blooming pada lampu-lampu pada lampion, tekstur benda di kejauhan juga terlihat jelas. Aperture besar (f/1.9) yang dimilikinya membuat lebih banyak cahaya masuk sehingga sangat sedikit gangguan noise.
Setelah kamera lebar, sekarang saya memotret keadaan malam menggunakan kamera ultra lebar. Meskipun detailnya tidak setajam kamera utama pada malam hari, hasilnya terlihat terang yang membawa hasil yang cukup memuaskan. Namun warna hijau di rumput seharusnya lebih hijau ketimbang agak mengarah ke kuning. Gangguan noise dapat diredam dengan cukup bagus, tetapi tampaknya beberapa detail di kejauhan agak menurun. Sama seperti kamera utama, lampu-lampu di lampion tidak menunjukkan gejala blooming dan flare.
Kamera depan Zenfone 10 juga berperforma bagus saat digunakan pada malam hari. Wajah subjek terlihat alami meski ada beberapa lampu warna-warni di sekitarnya. Lampu lampion terlihat stabil tanpa gangguan blooming sehingga teksturnya terlihat jelas. Lampu-lampu kecil di bagian belakang tidak menampilkan gangguan flare sehingga menjaga warna di sekitarnya.
Performa
ASUS menjejalkan Zenfone 10 dengan prosesor unggulan dari Qualcomm, Snapdragon 8 Gen 2. Versi Zenfone 10 yang ada di tangan saya memiliki kapasitas RAM 16 GB dan penyimpanan internal 512 GB. Sistem operasi yang ada di ponsel ini adalah Android 13. ASUS menjanjikan update pada sistem operasi tersebut hingga dua generasi.
Seperti biasa, saya menjalankan beberapa benchmark untuk menguji performa ponsel buatan ASUS tersebut. Benchmark pertama adalah 3DMark. Ini berguna untuk mengukur kemampuan Central Processing Unit (CPU) dan Graphics Processing Unit (GPU), utamanya dalam mengolah gambar dan v video.
Dalam benchmark tersebut ada beberapa pengujian dengan nilai maksimal seperti 3DMark Sling Shot, 3DMark Sling Shot Extreme OpenGL ES 3.1, dan 3DMark Sling Shot Extreme Vulkan. Zenfone 10 memiliki skor 18.120 poin pada Sling Shot Unlimited, dan 140.98 poin untuk 3DMark Wild Life Unlimited.
Selanjutnya, agar dapat mengetahui seberapa andal Zenfone 10 untuk digunakan dalam kegiatan sehari-hari, saya menjalankan pengujian sintetis PCMark. Benchmark ini mensimulasikan aktivitas keseharian pengguna ponsel, seperti menjelajahi web, mengedit teks, serta mengedit gambar dan video. Aplikasi ini juga menguji seberapa cepat ponsel dapat menulis data ke memori atau sekadar membacanya. Secara keseluruhan, ponsel ini berhasil menggaet skor 18.375 poin. Sebagai acuan, ponsel dengan prosesor Snapdragon 7+ Gen 2 memiliki skor 13.825 poin di pengujian yang sama.
Performa kecepatan penyimpanan internal Zenfone 10 saya uji menggunakan PCMark Storage. Secara keseluruhan, ponsel ini mendapatkan skor sebanyak 51.504 poin. Berikut adalah detail kecepatan dari masing-masing pengujian storage:
Tidak lupa juga saya menjalankan Geekbench untuk mengetahui performa system-on-chip (SoC) Snapdragon 8 Gen 2 yang digunakan oleh Zenfone 10. Performa Single Core adalah 2.021 poin, sedangkan Multi Core mencapai 5.551 poin. Sebagai gambaran, ponsel dengan prosesor Snapdragon 7+ gen 2 memiliki skor 1.618 poin dan 4.237 poin untuk Single Core dan Multi Core.
Kapasitas baterai ponsel dengan bobot 172 gram tersebut adalah 4.300 mAh. Saya pun menguji penggunaannya dalam beberapa skenario. Pertama saya menguji baterai dengan merekam video. Selama 30 menit, kapasitas baterai yang digunakan adalah 7%. Untuk 1 jam merekam video, maka baterai yang terkuras adalah 15%.
Saat ini, sudah banyak orang yang menggunakan ponsel untuk menonton secara streaming. Oleh karenanya, saya juga ingin mencari tahu seberapa efisien baterai Zenfone 10 ketika digunakan untuk menonton film online. Setengah jam berjalan untuk menonton, baterai berkurang sebesar 3%, sedangkan untuk 1 jam menonton akan menghabiskan daya baterai sebanyak 6%. Dua jam menonton streaming akan menggunakan tenaga baterai sebanyak 11%. Intinya, baterai ponsel ini cukup irit.
Dalam pengujian daya tahan baterai, ponsel ini cukup bisa diandalkan karena bertahan selama 12 jam 3 menit. Tadi saya sudah bahas jika ponsel ini mendukung pengisian cepat 30W. Tentu saja saya ingin mengetahui durasi yang diperlukan untuk mengisi penuh dari keadaan kosong.
Selama 10 menit pengisian, maka daya baterai yang bertambah adalah 16%. Sedangkan untuk 30 menit pengisian akan menambah energi baterai sebanyak 44%. Beralih ke 1 jam pengisian, baterai ponsel ini menjadi 80%. Berdasarkan perhitungan saya, Zenfone 10 memerlukan waktu sebanyak 1 jam 31 menit.
Kesimpulan
Meski tidak ada perubahan desain secara signifikan dibandingkan dengan pendahulunya, ASUS Zenfone 10 memiliki memiliki performa yang lebih kencang. Ini berkat prosesor Snapdragon 8 Gen 2 serta racikan software yang dimilikinya. Desainnya yang kompak di bawah 6 inci merupakan upaya ASUS untuk mencari diferensiasi di tengah-tengah pertempuran ponsel yang sengit.
Upaya diferensiasi tersebut telah dimulai setidaknya pada ponsel flagship ASUS Zenfone 8 yang pertama kali dikenalkan pada 2021. Memang, ponsel dengan layar yang tidak terlalu besar akan menjadikan pegoperasian menjadi lebih mudah, apalagi Zenfone 10 menawarkan fitur kontrol Swiping untuk menggulir layar via sensor sidik jarinya.
Hal yang perlu diingat bahwa jika kamu memiliki tangan yang relatif besar, maka kamu harus beradaptasi dengan ukuran layar Zenfone 10 sehingga akan terbiasa. Selain itu, kamu juga harus membiasakan diri dengan layar ringkas ponsel itu ketika mengedit video.
Untuk kamera, performa kamera lebar 24 mm (setara 35 mm) pada Zenfone 10 dapat diacungi jempol akan warnanya yang alami, HDR, dan white balance. Berbicara soal white balance, proses keseimbangan temperatur warna ini seharusnya berperforma lebih baik lagi pada kamera ultra lebar. Meski demikian, kamera ultra lebar di Zenfone 10 tetap dapat diandalkan, meski pada malam hari.
Harga Zenfone 10 adalah Rp8.999.000 untuk versi RAM 8 GB/ROM 128 GB. Sedangkan versi RAM 16 GB/ROM 512 GB dijual dengan Rp11.999.000.