sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id acer
  • partner tek.id samsung
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id wd
Rabu, 27 Sep 2017 15:55 WIB

Review HP Omen 17, si setan yang asyik diajak bermain

Dua minggu rasanya masih belum cukup untuk melepasnya begitu saja.

 

A post shared by TekdotID (@tekdotid) on

 

Dodge gemar menamai supercar buatannya dengan hal-hal berbau seram, seperti Demon atau Hellcat. Di dunia komputer, kita biasa mendengar nama yang mengisyaratkan sesuatu yang buas, seperti VelociRaptor. 

Mungkin terinspirasi dari hal itu, HP menamai lini produk laptop gaming mereka dengan nama Omen. Penyuka film pasti tak asing dengan film The Omen, yang berkisah tentang anak titisan setan, dan rilis tahun 1976.

HP pertama kali memperkenalkan Omen ke pasar Indonesia pada Agustus 2017. Selama dua pekan belakangan, kami berkesempatan untuk menjajal Omen 17. Varian yang datang dengan ukuran layar 17 inci ini tak bisa disebut ringkas karena memang ukurannya tergolong besar. Bagaimana kemampuan notebook yang dibanderol 40 jutaan ini?

Desain

Notebook ini masih cukup besar. Lebih tepatnya, besar dan berat. Bobotnya menyentuh angka 3,78 kg, jelas tidak terlalu nyaman jika harus dibopong setiap hari ke kampus atau kantor. Apalagi, jika Anda hanya memakainya untuk menulis tugas skripsi, merekap pengeluaran kantor selama sebulan, atau nongkrong cantik sembari membuka aplikasi pencari jodoh. Omen bukan untuk itu.

HP Omen ini memiliki panjang 42,3 cm dengan lebar 30,4 cm dan tebal 3,3 cm. Kami membutuhkan tas yang besar untuk memamerkannya ke teman-teman dengan notebook cupunya yang berukuran jauh lebih ringkas.

Desainnya cukup apik dan ... keren. Mengapa kami bilang keren? HP masih mau memberikan sentuhan-sentuhan artistik pada cover layar ketimbang membiarkannya terlihat polos. Finishing sand-blasted dengan kombinasi lapisan karbon menghiasi cover-nya. Sayang, logo Omen tidak dilengkapi dengan LED. Menurut kami, akan jauh lebih keren jika logo ini bisa menyala.

Layar Omen 17 resolusi 4K. Ini membuat orang-orang yang duduk di samping meja kami dapat mengintip dengan mudah. Ditambah keyboard full-key tampil mencolok dengan LED berwarna merah.

Besar, namun [kurang] lengkap. Omen 17 inci ini dibekali dengan berbagai port untuk menunjang berbagai kebutuhan gamer. Ada port USB 3.1, HDMI, Mini DisplayPort, Ethernet, SD slot dan USB-Type C atau Thunderbolt 3. Kami tidak menemukan DVD-tray, padahal sisi kanan masih cukup ruang.

Multimedia

Menikmati konten multimedia menggunakan Omen 17 inci dengan resolusi 4K tentu sangat mengasyikkan. Belum lagi dukungan sistem audionya milik Bang & Olufsen. Dari pengalaman kami, notebook ini cukup bisa membuat kegaduhan di tengah suasana kafe yang ramai.

Layar IPS anti-glare WLED-backlit berukuran 17 inci-nya mampu menampilkan kedalaman warna yang baik. Hal ini kami rasakan ketika menikmati film Star Trek saaat scene berlatar belakang gugusan galaksi. Warna hitamnya terlihat pekat. Begitu juga dengan kecerahan warnanya yang tampak tajam ketika laser dari USS Enterprise mulai menghujani kapal perang bangsa Romulan.

Audio Bang & Olufsen cukup membuktikan kelasnya, tidak hanya menjadi gimmick penghias. Nama besar brand audio jempolan asal Denmark itu menjadi pilihan yang tepat untuk disematkan pada notebook yang dihargai 40 juta rupiah ini. Selain cukup lantang, speaker besutan B&O ini menghadirkan detail yang baik.

Tak hanya andal untuk menikmati konten multimedia, seperti menonton film dan memutar musik, sesuai peruntukannya, speaker ini mampu menunjukkan performa yang baik ketika diajak bermain game. Sensasi suara surround bisa ditampilkan dengan baik ketika kami memainkan beberapa judul game, seperti Dota 2 hingga Ghost Recon. Pengalaman hujan peluru dan ledakan terasa sangat kaya.

Performa

Membicarakan dapur pacu, notebook ini dibekali dengan jajaran hardware kelas premium. Tengok saja prosesor yang digunakan seri 17-an002tx ini adalah Intel Core i7-7700HQ (2.8 GHz base frequency, up to 3.8 GHz with Intel Turbo Boost Technology, 6 MB cache, 4 cores) serta dukungan RAM sebesar 32GB DDR4-2400SDRAM.

Ruang penyimpanan juga tak kalah berkelas, menggunakan SSD NVMe 512GB ditambah SSD berkapasitas 1TB. Untuk urusan grafis Omen mempercayakannya pada NVIDIA GeFore GTX 1070 8GB DDR5.

Untuk pengujian performa, kami menggunakan Cinebench R15 dan FutureMark serta mencoba beberapa gim seperti Tom Clancy’s Ghost Recon Wildlands dan The Witcher 3: Wild Hunt.

Berikut hasilnya:


Baterai

Kemampuan baterai selalu menjadi pertanyaan untuk sebuah notebook. Selain berbentuk lebih ringkas, perangkat komputasi ini sejatinya dirancang untuk mampu bertahan dalam rentang waktu tertentu dengan menggunakan kekuatan baterainya. Begitu juga dengan notebook yang khusus dirancang untuk segmen gim milik HP ini.

Notebook berukuran 17 inci ini dibekali baterai Li-ion 8-cell dan adapter yang mampu mengalirkan daya sebesar 230W. Tak heran, ukuran adapternya pun gede banget, dan cocok untuk melempar maling.

Kami menguji notebook ini melalui beberapa aktivitas yang mewakili pengalaman sehari-hari, terutama bermain gim. Berikut pengalaman yang kami dapatkan.

HP Omen kami gunakan untuk bermain game berjudul Witcher 3, dengan pengaturan tertingginya atau populer dengan istilah ‘mentok kanan’. Menariknya, notebook ini mampu menemani kami bermain gim selama satu setengah jam pada pengaturan baterai HP Recomended sebelum muncul sebuah notifikasi bahwa daya pada notebook sudah hampir habis.

Pengalaman yang berbeda kami rasakan ketika mengubah mode baterai menjadi High Performance, ia hanya mampu bertahan sekitar 1 jam saja.

Menurut Kami

Kami mencoba berfikir, notebook ini adalah milik kami, setidaknya hanya dalam waktu 2 minggu. Itu agar membuat kami lebih leluasa menilai notebook ini dari sudut pandang kami.

Penilaian pertama kami, untuk notebook gaming berukuran 17 inci ini (lupakan sejenak harganya) ... Kami sih Yes, tapi kami juga tidak bisa untuk tidak mengatakan No.

Yes karena berbekal spesifikasi seperti ini, kami hampir bisa melakukan apa saja dengannya. Ya .. Apa saja.

Untuk bekerja, Yes, definitely yes .. notebook ini cepat! ia hanya membutuhkan waktu pada kisaran 13 sampai 15 detik saja dari pertama kali dinyalakan hingga masuk pada home screen. Itu bahkan tidak memberikan kami kesempatan untuk bercerita tentang keseruan di jalan ke rekan sebelah. Hal yang biasa kami sempatkan ketika menunggu komputer kantor siap untuk digunakan.

Notebook ini jelas bisa mendukung aktivitas pekerjaan kami yang hanya mengetik, sembari memutar musik dan sesekali mengedit foto. Untuk pekerja yang tidak terlalu banyak bergerak, notebook ini akan terasa manfaatnya. Namun, untuk Anda yang sering bepergian dan lebih aktif bekerja di luar ruangan, notebook ini jelas bukan pilihan yang tepat. Jadi ,‘No’ untuk portabilitasnya.

Alasannya adalah dari bobotnya yang jelas tidak terlalu bersahabat untuk dijinjing maupun digendong dalam waktu yang lama. Selain itu, notebook ini mudah sekali panas ketika terbebani oleh aktivitas yang membutuhkan proses grafis tinggi. Menggunakannya di luar ruangan untuk bermain gim dikhawatirkan justru memberikan dampak yang kurang baik untuk hardware-nya.

Untuk multimedia, Yes, lagi-lagi yes .. notebook ini bisa menjadi pusat multimedia. Layar mantap, audio jempolan. Untuk menonton film? layar 4K-nya mampu memberikan pengalaman yang menyenangkan, meskipun tidak sebesar ukuran layar TV Anda di rumah.

Dukungan audio milik Bang & Olufsen juga jadi kelebihan sendiri. Speakernya tersebar di 4 titik yang berbeda. 

Game Time!

Untuk bermain Game, jawaban kami masih Yes, tapi ada beberapa yang perlu diperhatikan. Notebook ini bisa menjalankan game MOBA populer Dota 2 dengan sangat mudah. Pentok kanan? Ya dong, kan kami mau melihat kupu-kupu dan kumbang masih berkeliaran di hamparan rumput yang bergoyang dan terkadang terlindung pada bayang-bayang pohon ketika PA kami sibuk creeping di tengah hutan, ketimbang nimbrung merobohkan tower.

Ketika dihubungkan dengan sumber daya, notebook ini mampu berjalan pada 120 fps, sedangkan ketika menggunakan baterai, fps-nya turun drastis hingga rerata 30 fps saja. Hal ini juga kami temukan ketika memainkan The Witcher III. Pengalaman bermain game jauh lebih seru ketika dihubungkan dengan soket listrik, fps-nya menunjukan rerata 60 fps. Ketika hanya menggunakan baterainya saja, FPS-nya tertahan di sekitaran 30 – 31 saja pada mode Ultra.

Jadi, kesimpulannya, notebook ini masih tetap membutuhkan soket listrik agar bisa memberikan kemampuan terbaiknya. Kami mencoba mengakali hal itu, namun HP Omen tidak memberikan opsi yang luas.

Omen Command Center juga hanya berfungsi sebagai monitor, mengatur makro keyboard dan menjadi raja pada jaringan wireless.

Kami suka:

  • Desain dan Warna, keren dan hitam!
  • Layarnya 17 inci dengan resolusi 4K.
  • Audionya, berkat dukungan Bang & Olufsen.
  • Performa. Laptop ini cepat!

Kami enggak suka

  • Keyboardnya terlalu landai dan tidak ringan, berwarna gelap sehingga membuat kami harus terus menyalakan LED.
  • Bobotnya. Pundak kami pegal saat membawanya pulang pergi kantor-rumah hanya dalam waktu dua hari saja,
  • Minim personalisasi. Laptop semahal ini tak menyediakan opsi customization apa pun. Sayang sekali
Tag
Share
×
tekid
back to top