Review Huawei P30: bukan hape tanggung
Setelah beberapa waktu lalu saya mengulas P30 Pro, kini saatnya saya mengulas Huawei P30 atau bisa dibilang sang adik P30 Pro. Kamera yang diusungnya juga masih bekerja sama dengan Leica.
Performa
Setelah mengetahui hasil fotografinya, kini saatnya saya menguji performa Huawei P30. Seperti yang sebelumnya saya informasikan, versi P30 yang saya uji memiliki kapasitas RAM 8 GB dan penyimpanan internal 128 GB. Agar dapat mengetahui kecepatan memori internalnya, saya menginstal aplikasi AndroBench. Hasil yang ditawarkannya adalah 876 MB/s untuk kecepatan Sequential Read dan 196 MB/s untuk Sequential Write. Cukup mengagetkan karena performa Sequential Read P30 lebih tinggi dibandingkan dengan kecepatan P30 Pro (854 MB/s vs 867 MB/s).
Dalam hal Random Read dan Random Write, Huawei P30 masing-masing berhasil menorehkan kecepatan 146 MB/s dan 152 MB/s. Sebagai informasi, Random Read/Write adalah performa kecepatan baca atau tulis sekumpulan file-file berbeda. Data tersebut tersimpan di block memori yang tidak berurutan. Sedangkan Sequential Read/Write mengacu kepada memori smartphone mengakses satu file (terutama berukuran besar) agar dapat ditempatkan di blok secara berurutan.
Selanjutnya saya menjalankan pengujian sintetis menggunakan aplikasi PCMark. Benchmark ini mengukur seberapa andal P30 menghadapi tugas produktivitas sehari-hari. Pekerjaan yang diuji dalam tolok ukur tersebut adalah performa pengeditan video serta audio, penulisan data ke penyimpanan, dan kalkulasi data. Nilai keseluruhan yang dapat ditoreh P30 adalah 7779 poin. Sebagai catatan, P30 Pro memiliki sedikit di bawah nilai P30 dengan 7723 poin.
Selanjutnya saya menjalankan benchmark 3DMark. Dalam aplikasi ini, Huawei P30 mampu mengumpulkan skor 3853 poin untuk Sling Shot Extreme, 3214 poin untuk Sling Shot, dan 36629 untuk Ice Storm Unlimited. Sebagai perbandingan, P30 Pro meraup angka 2244 poin untuk Sling Shot Extreme, 3219 poin untuk Sling Shot, 3113 poin untuk Sling Shot Unlimited, dan 36195 untuk Ice Storm Unlimited.
Ketika digunakan untuk memainkan Gim berat seperti Asphalt 9: Legends, saya merasakan performa P30 sangat lancar dari garis Start hingga Finish. Tidak ada penurunan kualitas frame rate apalagi lagging. Mobil saya mampu ngebut dengan berhias latar belakang yang sangat lancar. Pengalaman ini sama asiknya saat saya bermain gim yang sama pada kakaknya atau P30 Pro.
Huawei mentenagai P30 dengan kapasitas baterai 3650 mAh. Setelah saya uji coba daya tahannya menggunakan aplikasi PCMark, smartphone ini mampu bertahan selama 7 jam 35 menit. Daya tahan ini cukup lama dibandingkan dengan P30 Pro yang hanya bertahan selama 6 jam 43 menit. Padahal smartphone dengan performa kamera ganas ini memiliki kapasitas baterai yang lebih tinggi, yaitu 4200 mAh.
Kesimpulan
Meski tidak memiliki kualitas seperti P30 Pro, P30 tetap memiliki kualitas fotografi yang sangat baik. Kualitas videonya juga perlu diacungi jempol ketika merekam pada siang hari sambil berjalan. Tetapi saya sarankan untuk menggunakan gimbal ketika merekam sambil berlari.
Lalu performa bermain gim sama persis seperti P30 Pro yang masuk ke dalam predikat flagship. Meski begitu P30 berdesain lebih asik ketika digenggam berlama-lama daripada P30 Pro. Selain itu, daya tahan baterainya juga lebih mumpuni. Sayang belum ada harga resmi di Indonesia. Huawei membanderol P30 dengan harga EUR799 atau sekitar Rp13 jutaan.