Review Infinix Zero 30, desain aduhay untuk Rp3 jutaan
Dalam kesempatan kali ini, tim Tek.id mengulas ponsel Infinix Zero 30 4G. Ini dilengkapi tiga kamera belakang 108 MP dengan prosesor MediaTek Helio G99.
Infinix adalah salah satu pabrikan ponsel yang memiliki pengguna cukup banyak di Indonesia. Belum lama ini perusahaan asal Tiongkok tersebut baru saja meluncurkan ponsel seri terbaru ke Indonesia, yaitu Infinix Zero 30. Seri ponsel ini terdiri dari Infinix Zero 30 dan Infinix Zero 30 5G.
Kebetulan model yang akan saya ulas di sini adalah model Infinix Zero 30 non-5G alias masih menggunakan konektivitas 4G. Versi Infinix Zero 30 4G menggunakan prosesor MediaTek Helio G99 yang dipadukan dengan RAM 8 GB dan penyimpanan 256 GB. Ada pula NFC dan sertifikasi IP54 yang tahan terhadap debu dan cipratan air.
Desain terlihat premium
Secara pribadi saya menyukai desain Zero 30, bahkan pertama kali melihatnya ketika membuka dari kemasannya. Untuk perlindungan yang lebih baik, mereka juga telah memberikan sertifikasi IP54 dan hadir dengan layar lengkung sehingga kesan premiumnya langsung terasa. Memang, layar lengkung sudah banyak yang diterapkan di ponsel, tetapi yang perlu diingat bahwa Zero 30 hadir di harga Rp3 jutaan, sedangkan perusahaan lain masih menjualnya di harga yang lebih mahal.
Berbicara seputar layar, Infinix Zero 30 menggunakan panel berteknologi AMOLED 6,78 inci dengan resolusi Full HD+. Layar ini memiliki refresh rate hingga 120 Hz dan memiliki opsi Auto-switch Refresh Rate untuk menyesuaikan refresh rate sesuai tampilan layar yang berujung pada pergerakan konten yang mulus tanpa mengorbankan efisiensi baterai.
Selain layar, hal lain yang menjadikan ponsel ini terasa lebih tinggi dari kelas sesungguhnya terdapat pada bodinya. Ponsel dengan ukuran dimensi 164,5 x 75 x 7,9 mm ini memiliki material khusus anti noda sidik jari dan tidak licin ketika saya memegangnya. Ada beberapa warna untuk Infinix Zero 30, kebetulan unit yang saya ulas memiliki warna Sunset Gold.
Pada bagian bodi belakang, terdapat tiga konfigurasi kamera. Ini terdiri dari kamera utama beresolusi 108 MP, kamera depth sensor beresolusi 2 MP, dan kamera makro 2 MP. Berdasarkan konfigurasi ini, seolah-olah Zero 30 hanya memiliki 1 kamera yang sering digunakan. Sedangkan kamera depannya beresolusi 50 MP yang cukup tinggi.
Pada bagian sisi bawah, ponsel dengan bobot 182 gram tersebut terdapat slot kartu SIM (tanpa tray microS), mikrofon, port USB-C, dan speaker. Pada tepi kanan terdapat tombol daya, tombol volume. Lantaran sensor sidik jari terintegrasi di layar, maka tombol daya tidak dibuat datar. Pada bagian atas akan terlihat lubang mikrofon dan speaker. Tidak ada tombol apa pun di sisi kiri.
Ya, terdapat dua speaker di Infinix Zero 30 versi 4G. Ini berarti ponsel dengan lapisan layar Gorilla Glass 5 tersebut menghadirkan suara stereo yang akan berguna ketika kamu menonton film tanpa earphone atau TWS. Sayangnya, efek stereo dari ponsel ini tidak mengikuti orientasi ketika saya memutar ponsel secara landscape.
Jika orientasi dengan posisi tombol volume di atas, maka efek stereo akan terdengar dari channel seharusnya. Namun ketika saya memutar orientasi landscape dengan posisi tombol volume di bawah, maka channel stereo tidak akan mengikuti orientasi.
Kamera
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa Infinix Zero 30 memiliki tiga unit kamera di belakangnya, yang terdiri dari kamera utama beresolusi 108 MP, kamera depth sensor beresolusi 2 MP, dan kamera makro 2 MP. Melihat di rentang harganya, cukup wajar jika ponsel ini tidak memiliki kamera ultra lebar apalagi lensa telefoto.
Kamera pada ponsel ini saya coba dengan menjalankan beberapa skenario pemotretan. Pertama saya menguji kamera utama. Warna yang dihasilkannya agak terlalu over saturated sehingga tidak terlihat cukup alami.
Selain itu, detail yang dihasilkan kamera Zero 30 seharusnya bisa lebih tajam lagi. Kabar baiknya adalah exposure yang diberikannya cukup baik sehingga tidak terjadi over-exposure dan under-exposure. Awan di langit tidak terpapar terlalu banyak cahaya sehingga teksturnya terlihat jelas.
Selanjutnya saya ingin mengetahui hasilnya ketika memotret dengan zoom 2x. Tentu saja ini adalah zoom digital. Hasil yang diberikannya cukup bagus, di samping warnanya yang over saturated. Memang, masih ada terlihat sentuhan zoom digital-nya, tetapi masih aman jika kamu ingin memotret subjek jauh. Satu lagi, exposure yang diberikannya masih memiliki porsi yang pas.
Setelah zoom 2x, saya menaikkan tingkat zoom pada 5x. Hasilnya adalah kecerahan warna tidak terlalu pekat, tetapi malah lebih ke penurunan kualitas. Ini bisa dibilang cukup wajar untuk zoom digital. Intinya, tidak saya sarankan untuk memotret pada tingkat zoom 5x ke atas.
Ketika memotret subjek yang membelakangi cahaya kuat seperti sinar matahari, Zero 30 lumayan bisa diandalkan. Warna hijau daun tidak terlalu pekat atau over saturated. Namun jika diperhatikan lebih teliti, bagian shadow di bawah pohon seharusnya lebih terang. Secara keseluruhan, masih sangat disarankan jika kamu harus memotret subjek membelakangi cahaya.
Salah satu kamera unit kamera belakang adalah unit depth sensor, yang berguna untuk menghasilkan efek bokeh di belakang subjek. Opsi ini dapat digunakan di mode Portrait. Hasil yang ditawarkannya terlihat rapi, pinggiran subjek tidak terjadi percampuran dengan latar belakang. Intinya, kamu dapat mengandalkannya untuk menghasilkan foto Portrait yang ciamik.
Kamera depan Zero 30 memiliki resolusi 50 MP yang terbilang cukup tinggi. Ketika saya mencoba memotret membelakangi cahaya mataharinya, mode HDR-nya tidak cukup terampil untuk mengatasi over-exposure. Kabar baiknya adalah wajah subjek dan latar belakang masih terlihat jelas dengan warna alami.
Walau tidak dilengkapi dengan kamera depth sensor khusus, kamera depan juga bisa menampilkan efek bokeh. Namun hasilnya tidak semulus mode Portrait pada kamera belakang. Meski demikian, meski bisa diandalkan untuk seru-seruan di media sosial.
Sekarang saya mau uji kamera Zero 30 untuk memotret malam. Meski ada beberapa noise yang mengganggu sehingga menurunkan ketajaman pada beberapa objek. Kabar baiknya adalah hasil yang diberikannya tergolong terang. Lampu-lampu di sekitarnya tidak terlalu ada gangguan blooming, meski ada sedikit flare. Tulisan pada spanduk kedai makan yang berjarak lebih jauh juga tetap terlihat, membuktikan exposure yang cukup baik.