sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id acer
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id samsung
  • partner tek.id wd
Minggu, 26 Nov 2023 07:07 WIB

Review Infinix Zero 30, desain aduhay untuk Rp3 jutaan

Dalam kesempatan kali ini, tim Tek.id mengulas ponsel Infinix Zero 30 4G. Ini dilengkapi tiga kamera belakang 108 MP dengan prosesor MediaTek Helio G99.

Review Infinix Zero 30, desain aduhay untuk Rp3 jutaan

Infinix adalah salah satu pabrikan ponsel yang memiliki pengguna cukup banyak di Indonesia. Belum lama ini perusahaan asal Tiongkok tersebut baru saja meluncurkan ponsel seri terbaru ke Indonesia, yaitu Infinix Zero 30. Seri ponsel ini terdiri dari Infinix Zero 30 dan Infinix Zero 30 5G.

Kebetulan model yang akan saya ulas di sini adalah model Infinix Zero 30 non-5G alias masih menggunakan konektivitas 4G. Versi Infinix Zero 30 4G menggunakan prosesor MediaTek Helio G99 yang dipadukan dengan RAM 8 GB dan penyimpanan 256 GB. Ada pula NFC dan sertifikasi IP54 yang tahan terhadap debu dan cipratan air.

Desain terlihat premium

Secara pribadi saya menyukai desain Zero 30, bahkan pertama kali melihatnya ketika membuka dari kemasannya. Untuk perlindungan yang lebih baik, mereka juga telah memberikan sertifikasi IP54 dan hadir dengan layar lengkung sehingga kesan premiumnya langsung terasa. Memang, layar lengkung sudah banyak yang diterapkan di ponsel, tetapi yang perlu diingat bahwa Zero 30 hadir di harga Rp3 jutaan, sedangkan perusahaan lain masih menjualnya di harga yang lebih mahal.

Berbicara seputar layar, Infinix Zero 30 menggunakan panel berteknologi AMOLED 6,78 inci dengan resolusi Full HD+. Layar ini memiliki refresh rate hingga 120 Hz dan memiliki opsi Auto-switch Refresh Rate untuk menyesuaikan refresh rate sesuai tampilan layar yang berujung pada pergerakan konten yang mulus tanpa mengorbankan efisiensi baterai.

Selain layar, hal lain yang menjadikan ponsel ini terasa lebih tinggi dari kelas sesungguhnya terdapat pada bodinya. Ponsel dengan ukuran dimensi 164,5 x 75 x 7,9 mm ini memiliki material khusus anti noda sidik jari dan tidak licin ketika saya memegangnya. Ada beberapa warna untuk Infinix Zero 30, kebetulan unit yang saya ulas memiliki warna Sunset Gold.

Pada bagian bodi belakang, terdapat tiga konfigurasi kamera. Ini terdiri dari kamera utama beresolusi 108 MP, kamera depth sensor beresolusi 2 MP, dan kamera makro 2 MP. Berdasarkan konfigurasi ini, seolah-olah Zero 30 hanya memiliki 1 kamera yang sering digunakan. Sedangkan kamera depannya beresolusi 50 MP yang cukup tinggi.

Pada bagian sisi bawah, ponsel dengan bobot 182 gram tersebut terdapat slot kartu SIM (tanpa tray microS), mikrofon, port USB-C, dan speaker. Pada tepi kanan terdapat tombol daya, tombol volume. Lantaran sensor sidik jari terintegrasi di layar, maka tombol daya tidak dibuat datar. Pada bagian atas akan terlihat lubang mikrofon dan speaker. Tidak ada tombol apa pun di sisi kiri.

Ya, terdapat dua speaker di Infinix Zero 30 versi 4G. Ini berarti ponsel dengan lapisan layar Gorilla Glass 5 tersebut menghadirkan suara stereo yang akan berguna ketika kamu menonton film tanpa earphone atau TWS. Sayangnya, efek stereo dari ponsel ini tidak mengikuti orientasi ketika saya memutar ponsel secara landscape.

Jika orientasi dengan posisi tombol volume di atas, maka efek stereo akan terdengar dari channel seharusnya. Namun ketika saya memutar orientasi landscape dengan posisi tombol volume di bawah, maka channel stereo tidak akan mengikuti orientasi.

Kamera

Sebelumnya telah dijelaskan bahwa Infinix Zero 30 memiliki tiga unit kamera di belakangnya, yang terdiri dari kamera utama beresolusi 108 MP, kamera depth sensor beresolusi 2 MP, dan kamera makro 2 MP. Melihat di rentang harganya, cukup wajar jika ponsel ini tidak memiliki kamera ultra lebar apalagi lensa telefoto.

Kamera pada ponsel ini saya coba dengan menjalankan beberapa skenario pemotretan. Pertama saya menguji kamera utama. Warna yang dihasilkannya agak terlalu over saturated sehingga tidak terlihat cukup alami.

Selain itu, detail yang dihasilkan kamera Zero 30 seharusnya bisa lebih tajam lagi. Kabar baiknya adalah exposure yang diberikannya cukup baik sehingga tidak terjadi over-exposure dan under-exposure. Awan di langit tidak terpapar terlalu banyak cahaya sehingga teksturnya terlihat jelas.

Kamera utama

Selanjutnya saya ingin mengetahui hasilnya ketika memotret dengan zoom 2x. Tentu saja ini adalah zoom digital. Hasil yang diberikannya cukup bagus, di samping warnanya yang over saturated. Memang, masih ada terlihat sentuhan zoom digital-nya, tetapi masih aman jika kamu ingin memotret subjek jauh. Satu lagi, exposure yang diberikannya masih memiliki porsi yang pas.

Zoom 2x

Setelah zoom 2x, saya menaikkan tingkat zoom pada 5x. Hasilnya adalah kecerahan warna tidak terlalu pekat, tetapi malah lebih ke penurunan kualitas. Ini bisa dibilang cukup wajar untuk zoom digital. Intinya, tidak saya sarankan untuk memotret pada tingkat zoom 5x ke atas.

Zoom 5x

Ketika memotret subjek yang membelakangi cahaya kuat seperti sinar matahari, Zero 30 lumayan bisa diandalkan. Warna hijau daun tidak terlalu pekat atau over saturated. Namun jika diperhatikan lebih teliti, bagian shadow di bawah pohon seharusnya lebih terang. Secara keseluruhan, masih sangat disarankan jika kamu harus memotret subjek membelakangi cahaya.HDR

Salah satu kamera unit kamera belakang adalah unit depth sensor, yang berguna untuk menghasilkan efek bokeh di belakang subjek. Opsi ini dapat digunakan di mode Portrait. Hasil yang ditawarkannya terlihat rapi, pinggiran subjek tidak terjadi percampuran dengan latar belakang. Intinya, kamu dapat mengandalkannya untuk menghasilkan foto Portrait yang ciamik.

Mode portrait

Kamera depan Zero 30 memiliki resolusi 50 MP yang terbilang cukup tinggi. Ketika saya mencoba memotret membelakangi cahaya mataharinya, mode HDR-nya tidak cukup terampil untuk mengatasi over-exposure. Kabar baiknya adalah wajah subjek dan latar belakang masih terlihat jelas dengan warna alami.

Selfie HDR

Walau tidak dilengkapi dengan kamera depth sensor khusus, kamera depan juga bisa menampilkan efek bokeh. Namun hasilnya tidak semulus mode Portrait pada kamera belakang. Meski demikian, meski bisa diandalkan untuk seru-seruan di media sosial.

Selfie portrait

Sekarang saya mau uji kamera Zero 30 untuk memotret malam. Meski ada beberapa noise yang mengganggu sehingga menurunkan ketajaman pada beberapa objek. Kabar baiknya adalah hasil yang diberikannya tergolong terang. Lampu-lampu di sekitarnya tidak terlalu ada gangguan blooming, meski ada sedikit flare. Tulisan pada spanduk kedai makan yang berjarak lebih jauh juga tetap terlihat, membuktikan exposure yang cukup baik.

Kamera malam

Performa

Setelah kamera, sekarang saya ingin mengetahui performa perangkat keras ketika digunakan dalam penggunaan sehari-hari atau bermain game. Sebagai pengingat, Infinix Zero 30 dilengkapi dengan prosesor Helio G99.

Seperti diketahui, MediaTek Helio G99 merupakan prosesor 6nm dengan dukungan CPU octa-core. Prosesor tersebut memiliki arsitektur 2 x Cortex-A76 berkecepatan 2,2 GHz dan 6 x Cortex-A55 2,0 GHz. Chipset juga terintegrasi dengan GPU Mali-G57 MC2 untuk keperluan grafisnya.

Prosesor tersebut dipadukan dengan RAM 8 GB serta penyimpanan sebesar 256 GB. RAM yang ada di Zero 30 dapat ditingkatkan dengan meminjam dari kapasitas ROM (penyimpanan internal). Ini dapat digunakan dengan fitur bernama MemFusion.

Kamu dapat meningkatkan RAM dengan tambahan 3 GB, 5 GB, dan 8 GB. Jadi jika menggunakan MemFusion pada kapasitas tertinggi, Zero 30 memiliki RAM 16 GB. Sistem operasi yang digunakan pada ponsel tersebut adalah Android 13 dengan antarmuka pengguna XOS 13.1. Antarmuka ini cukup stabil ketika digunakan untuk multitasking atau sekadar daily driver.

Untuk mengetahui performa saat memainkan game, Zero 30 menjalankan benchmark 3DMark. Skor yang diberikannya adalah 3.522 poin untuk Sling Shot dan 3.775 poin untuk Sling Shot Unlimited. Sebagai acuan, ponsel dengan prosesor MediaTek Helio G88 memiliki masing-masing skor 1.764 poin dan 1.757 poin untuk pengujian Sling Shot dan Sling Shot Unlimited.

Selanjutnya saya menjalankan PCMark di Zero 30. Ini gunakan untuk menilai seberapa andal perangkat untuk kegiatan sehari-hari. PCMark mensimulasikan aktivitas keseharian pengguna ponsel, seperti menjelajahi web, mengedit teks, serta mengedit gambar dan video. Aplikasi ini juga menguji seberapa cepat ponsel dapat menulis data ke memori atau sekadar membacanya.

Secara keseluruhan, ponsel terbaru buatan Infinix ini berhasil mengumpulkan nilai 11.027 poin. Ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan ponsel berbasis Helio G88 pada skor 9.253 poin.

Sebelumnya sudah dibahas jika kapasitas penyimpanan ponsel ini adalah 256 GB. Teknologi storage yang digunakan Zero 30 adalah UFS 2.2. Agar dapat mengetahui kecepatannya, saya menjalankan PCMark Storage. Secara keseluruhan, nilai yang diraihnya adalah sebanyak 22.813 poin. Berikut adalah tablet lebih lengkapnya untuk skenario berbeda-beda.

Performa mentah prosesor MediaTek Helio G99 di Zero 30 saya uji menggunakan benchmark Geekbench. Hasil untuk Single Core dan Multi Core masing-masing adalah 742 poin dan 2.007 poin. Sebagai perbandingan, prosesor MediaTek Helio G88 mampu mengumpulkan masing-masing sebanyak 426 poin dan 1.354 poin untuk pengujian yang sama.

Untuk pengujian nyata, saya memainkan game dengan grafis cukup intens seperti Shine Runner di Zero 30. Selama sesi permainan, ada beberapa kali sedikit penurunan frame rate, terutama ketika menampilkan banyak objek dan grafis menuntut lainnya. Namun hal ini bisa diabaikan, karena kualitas layar yang bagus dengan menampilkan warna cerah dan resolusi cukup tinggi.

Selain menguji perangkat keras seperti prosesor dan kamera, saya juga menguji daya tahan baterai Zero 30 dengan menjalankan beberapa percobaan. Pertama saya coba menggunakannya untuk menonton streaming. 30 menit menonton akan menghabiskan baterai 4%. Untuk 1 jam menonton secara online, maka akan menggunakan baterai sebanyak 7%. Ketika 2 jam streaming film, baterainya terpakai 13%

Setelah menonton film secara streaming, sekarang saya ingin mengetahui daya tahan baterai saat merekam video. Dalam durasi 30 menit merekam, baterai yang terpakai adalah sebanyak 11%. Sedangkan 1 jam merekam akan menghabiskan baterai sebanyak 20%.

Tidak ketinggalan pula saya menguji baterai menggunakan benchmark sintetis. Menggunakan PCMark Battery, Zero 30 mampu bertahan hingga selama 13 jam 37 menit.

Setelah mengetahui daya tahan baterai dalam skenario berbeda-beda, sekarang saya mau mencari tahu performa kecepatan isi ulang baterainya. Sebagai informasi, Zero 30 memiliki kapasitas baterai 5.000 mAh dan sistem fast charging 45W. Dari keadaan kosong, baterai ponsel ini terisi 21% untuk 10 menit pengisian. Dalam 30 menit, maka akan terisi 57%. Ponsel tersebut akan terisi penuh sekitar 1 jam.

Kesimpulan

Desain yang diberikan oleh Infinix Zero 30 sangat oke di segmen kelas Rp3 jutaan. Layar AMOLED yang diberikannya sangat baik dengan resolusi cukup tinggi, ditambah dengan lengkungan yang menjadikannya terlihat premium. Namun, masih ada beberapa catatan yang harus diperhatikan seperti penurunan frame rate ketika bermain game dengan grafik intens.

Dalam hal kamera, terdapat sedikit gangguan over-saturated pada warnanya. Hal ini tidak akan terlalu menjadi masalah jika kamu menyukai warna foto yang cerah agar menampilkan kesan lebih ceria dan berwarna. Kualitas foto HDR-nya juga patut diacungi jempol. Kamu juga dapat menikmati suara yang lumayan baik ketika menonton film dengan suara stereo, dengan catatan orientasi landscape yang perlu diperhatikan agar channel kiri dan kanan yang sesuai. Harga untuk Infinix Zero 30 4G adalah Rp3.099.000.

80
Infinix Zero 30
 
Keunggulan
  • Desain sangat bagus di kelasnya
  • Isi baterai cepat
  • Terjangkau dengan AMOLED lengkung
 
Kekurangan
  • Warna kamera siang over-saturated
  • Efek stereo tidak fleksibel mengikuti orientasi
Share
×
tekid
back to top