Review keyboard mekanik Logitech G512 Carbon
Untuk kamu yang belum tahu, hampir semua penggemar gim, dari kalangan awam, atlet profesional sampai streamer, pasti menggunakan keyboard mekanik.
Beberapa waktu lalu, saya sudah membagikan pengalaman bermain gim di laptop MSI Alpha 15 selama bekerja dari rumah. Untuk mendapatkan pengalaman yang lebih enak, saya memakai mouse Logitech G502 Hero, headset Logitech G433, dan keyboard Logitech G512 Carbon. Saya sudah membedah laptop, mouse, dan headset. Artikel ini melengkapi seri sebelumnya karena saya akan membahas G512 Carbon.
Logitech G512 Carbon adalah keyboard mekanik berukuran full-sized. Untuk kamu yang belum tahu, hampir semua penggemar gim, dari kalangan awam, atlet profesional sampai streamer, pasti menggunakan keyboard mekanik. Keyboard ini sudah menjadi standar di industri gim. Alasannya, selain lebih tahan lama, keyboard mekanik juga lebih nyaman digunakan dalam waktu lama.
Desain Logitech G512 Carbon cukup ringkas. Penutup bodi bagian atasnya menggunakan bahan aluminium berwarna abu-abu. Warna ini membuat seolah-olah tombol-tombol terlihat melayang di atas bodi.
Sementara itu, di bagian bawah terdapat 6 dudukan berbahan karet agar keyboard di permukaan meja kaca atau kayu. Untuk kebutuhan mengetik, kita bisa membuka 2 kaki penopang yang bagian bawahnya juga dilengkapi karet.
Salah satu fitur yang sangat berguna saat saya memakainya di MSI Alpha 15 adalah colokan USB (USB passthrough) di bagian pojok kanan atas. Saya akhirnya mencolokkan mouse ke bodi keyboard karena tiga colokan di laptop sudah terpakai untuk headset dan keyboard.
Ya, Logitech G512 Carbon membutuhkan dua colokan USB. Saya agak terkejut ketika pertama kali melihat kabelnya yang ternyata tebal banget. Posisinya kabelnya bukan di tengah, melainkan agak menjorok sebelah kanan. Posisi ini ternyata lebih mudah ketika harus dicolokin ke laptop. Logikanya, ia juga akan lebih mudah dicolokin ke PC Desktop.
Kebanyakan keyboard mekanik di pasar saat ini menggunakan teknologi tombol Cherry MX, buatan ZF Electronics, perusahaan asal Amerika Serikat. Teknologi tombol tersebut terbagi menjadi tiga, yakni Cherry MX Blue, Cherry MX Brown, dan Cherry MX Black. Perbedaan dari ketiga teknologi ini bukan pada warnanya, melainkan karakteristik suara, dan umpan balik tombol ketika dipencet.
Nah, Logitech G512 Carbon menggunakan GX Blue Switches, buatan mereka sendiri. Karakternya mirip dengan Cherry MX Blue. Saat kita pencet, tombol akan terasa seperti menekan balik, dan mengeluarkan suara klik. Jika kamu kurang sreg, Logitech sebenarnya juga menyediakan pilihan G512 Carbon dengan Romer-G Linear switches atau Romer-G Tactile.
Logitech G512 Carbon tampil dengan desain standar; enggak ada tombol ekstra. Namun, beberapa tombol diberi fungsi ganda, misalnya, untuk mengatur efek lampu, volume dan sebagainya.
Berdasarkan penggunaan selama sepekan, saya merasa tombolnya nyaman dipencet. Jari kita bisa nempel dengan mantap karena permukaan tombolnya dirancang tidak rata, tetapi agak cekung. Saya hanya perlu waktu sekitar 3 jam untuk menyesuaikan diri dengan keyboard ini, baik untuk mengetik maupun bermain gim dengan lancar.
Mungkin, kamu bertanya, apa pentingnya menggunakan keyboard mekanik di laptop gaming semacam MSI Alpha 15 yang keyboard bawaannya sudah enak dipakai. Memang, keyboard SteelSeries di Alpha 15 enak dipakai. Namun, karena menyatu dengan bodi laptop, ia akan panas saat kita bermain gim. Suhunya memang tak sampai mengganggu banget, khususnya di tombol W, A, D, S, dan Spasi.
Dengan menggunakan keyboard mekanik terpisah, jari kita akan terbebas dari masalah panas tersebut, walaupun kita bermain gim hingga 10 jam. Seperti halnya produk mouse dan headset gim lainnya, Logitech G512 Carbon juga dilengkapi peranti lunak khusus untuk memudahkan kita mengatur beragam hal.
Peranti lunak ini bisa diunduh melalui situs Logitech. Saya sendiri menggunakan Logitech G Hub yang bisa otomatis mendeteksi produk-produk Logitech. Melalui G Hub, kita bisa mengatur efek lampu tiap tombol di G512 Carbon, mengatur tombol macro, mematikan tombol tertentu saat bermain gim agar tak kepencet secara tidak sengaja, dan lainnya. Efek lampu-lampu keyboard bisa kita sesuaikan menurut selera.
Bagaimana dengan performanya?
Jarak aktuasi tombol Logitech G512 Carbon adalah 1,99mm, sementara actuation force 50g, dan total travel distance 4mm. Angka-angka ini menunjukkan seberapa keras jari kita harus menekan tombol agar perintah kita direspons oleh sistem.
Makin jauh jarak aktuasi, maka makin besar tenaga yang harus kita keluarkan untuk memencet tombol. Makin besar tekanan yang harus kita keluarkan, makin besar pula kemungkinan respons kita terlambat saat bermain gim kompetitif, seperti CS:GO, Overwatch atau Apex Legends.
Namun, tentu saja hal ini juga akan dipengaruhi oleh preferensi pengguna. Saya sendiri saat beralih dari SteelSeries bawaan MSI Alpha 15 ke Logitech G512 Carbon tak menemukan kesulitan berarti. Memang, pada mulanya tombol keyboard jadi terasa sangat jangkung, tapi jari saya bisa dengan cepat menyesuaikan diri.
Jika kamu termasuk tipe yang tak nyaman dengan tombol keybord jangkung, mungkin GX Blue switches tak akan cocok buatmu. Bagi pengguna yang ingin jarak aktuasi lebih pendek dan bisa mencet dengan lebih cepat, pilihlah G512 Carbon yang menggunakan Romer-G Linear atau Romer G-Tactile.
Kesimpulan
Dengan harga sekitar Rp1,5 juta, Logitech G512 Carbon adalah pilihan menarik bagi kamu yang ingin beralih dari keyboard biasa ke keyboard mekanik. Namun, kamu perlu hati-hati memilih switches yang pas dengan jari.
Salah satu yang kurang saya sukai dari keyboard ini adalah kabelnya gede banget dan kaku.