Review Logitech G433: terlihat biasa, tetapi istimewa
Dengan harga yang hanya Rp600 ribu, performa Logitech G433 sangat memuaskan untuk bermain gim. Jika kamu mencari headset gim murah dan enak dipakai, kami merekomendasikan Logitech G433.
Saat pertama kali melihat Logitech G433, saya sedikit terkejut karena penampilannya terlalu kalem untuk produk gim. Headset gim biasanya gede dan bergaya: warna-warni, dan ada pula yang dilengkapi lampu kelap-kelip. Logitech G433 terlihat seperti headset biasa.
Namun, sesudah menghubungkannya ke MSI Alpha 15, mengatur suaranya via aplikasi Logitech G Hub, barulah saya menyadari keistimewaan G433. Saya sebut istimewa sesudah mengetahui harganya yang ternyata hanya 500-600 ribu rupiah di beberapa toko daring. Apa saja keistimewaan Logitech G433?
Headband Logitech G433 berbahan metal. Artinya, pasti ia lebih kokoh dibanding material plastik. Memang, penggunaan material ini biasanya juga membuat cengkeramannya ke kepala jadi lebih kuat. Namun, berdasarkan pengalaman selama kurang lebih 2 pekan, saya bisa menyatakan Logitech G433 nyaman digunakan. Sebagai informasi, saya menggunakannya untuk bermain gim dengan durasi 4-7 jam tiap hari.
Kenyamanan ini tak lepas dari desain earcup yang menutupi telinga, bobotnya relatif ringan, dan bantalan lembut di bagian kepala untuk mencegah headband langsung menekan kepala.
Logitech G433 bukan headset nirkabel. Jadi, jangan kaget ketika kamu membuka kotaknya dan menemukan banyak kabel. Keberadaan kabel-kabel tersebut tak bisa dihindarkan karena G433 dirancang untuk kompatibel dengan laptop, PC, dan konsol. Di kotak penjualannya, kita juga mendapatkan earcup cadangan.
Di antara kabel dan headset Logitech G433, terdapat pengatur volume suara dan tombol untuk mematikan atau menghidupkan microphone. Oh iya, microphonnya bisa dicopot.
Secara pribadi, saya terkesan dengan kenyamanan Logitech G433. Iya, saya tahu, tingkat kenyamanan sangat tergantung kepada masing-masing orang. Ada yang terbiasa dengan headset gede dan berat, ada pula yang pusing kalau headset-nya terlalu berat.
Tingkat kenyamanan juga tergantung pada bentuk kepala seseorang. Kalau kepala kamu termasuk kegedean untuk G433, mungkin saja kamu akan kesakitan jika memakainya dalam waktu lama.
Performa gim
Semua orang yang doyan main gim di laptop, PC atau konsol pasti tahu betapa pentingnya headset. Apalagi, kalau kita bermain gim kompetitif, seperti tembak-tembakan. Makin detail headset menangkap beragam frekuensi suara, makin besar pula kemungkinan kita menghindar dari sergapan musuh.
Selama menguji Logitech G433, saya bermain Apex Legends. Di gim battle royale besutan Respwan ini, kemampuan kita untuk mendeteksi arah suara langkah kaki musuh sangat-sangat menentukan hasil pertempuran.
Peta di Apex Legends juga terdiri-dari bermacam kontur, bangunan, tumbuhan, dan hewan-hewan. Kita harus bisa membedakan suara bunga-bunga beterbangan, arah desingan peluru, suara musuh yang sedang mengobati luka, dan lain sebagainya.
Hasilnya, Logitech G433 memuaskan. Beragam jenis suara senjata, ledakan di Apex Legends tedengar sangat jelas.
Logitech G433 menawarkan teknologi DTS 7.1 surround sound. Itulah yang sangat membantu kita untuk memetakan posisi musuh saat bermain gim multiplayer. Selain itu, microphone-nya bisa diandalkan untuk berkomunikasi dengan teman 1 tim.
Microphone-nya mampu meredam suara latar belakang, sehingga teman 1 tim bisa mendengar suara kita dengan jelas.
Bagaimana dengan musik?
Walau dirancang untuk gim, G433 sebenarnya juga cukup enak dipakai untuk mendengarkan musik. Terus terang, saya hanya pendengar musik biasa, bukan audiophile.
Kita bisa menyesuaikan suara Logitech G433 sesuai kebutuhan. Pengaturannya sangat mudah karena Logitech sudah menyediakan preset. Untuk mengakses preset ini, saya menyarankan kamu langsung unduh aplikasi Logitech G Hub.
Beberapa preset yang bisa kita pilih adalah FPS, Default, Flat, Communications, Cinematic, Moba, Bass Boost. Kita juga tentu bisa mengatur sendiri equalizer. Selain itu, ada preset seperti Signature Studio, FPS, dan DTS Standard. Perbedaan antar-preset sebenarnya kecil, dan sayangnya, kita tak bisa mengutak-atik lagi preset yang ada. Memang, ada opsi untuk membuat preset baru, tapi kita hanya bisa mengatur Bass dan Treble.
Untuk membedakan kualitas suara headset, saya biasanya mendengarkan lagu yang biasa saya dengar. Satu lagu yang sudah cukup lama saya dengarkan untuk menguji headset dan earphone adalah “Dark Horse” dari Katy Perry. Belakangan, saya juga mendengarkan “Ghost” dari Au/Ra. Satu catatan saya, performa Bass Logitech G433 tak terlalu istimewa. Performa treble-nya juga biasa saja. Secara umum, saya juga menganggap mendengarkan musik di Logitech G433 biasa saja.
Pengalamannya tak jauh beda dengan earphone standar bawaan Samsung Galaxy Note 10 yang biasa saya pakai.
Hal tersebut tentu sangat bisa diterima karena Logitech G433 memang produk gim. Preset-nya pun dirancang untuk kebutuhan main gim. Dengan kata lain, jika ingin membeli headset ini, pastikan dulu bahwa tujuan utama kamu adalah bermain gim, sedangkan musik hanya selingan saja.
Kesimpulan
Dengan harga yang hanya Rp600 ribu, performa Logitech G433 sangat memuaskan untuk bermain gim. Memang, suaranya terdengar biasa saja saat mendengarkan musik, tapi hal itu sangat bisa dimaklumi. Keberadaan preset untuk beragam kebutuhan gim juga sangat membantu gamer, khususnya pemula. Jika kamu mencari headset gim murah dan enak dipakai, kami merekomendasikan Logitech G433.
Apa kekurangannya? Pertama, material bodinya mudah menangkap debu. Kedua, saya sempat tak sengaja menumpahkan bedak ke atas earcup, dan ternyata cukup sulit membersihkannya.