sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id acer
  • partner tek.id wd
  • partner tek.id wd
  • partner tek.id wd
  • partner tek.id wd
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id samsung
Senin, 04 Sep 2017 19:04 WIB

Pantaskah merogoh Rp6,6 juta untuk Moto Z2 Play?

Moto membidik pasar ponsel pintar premium yang masih terbuka.

Usai lebaran 2017, tidak banyak ponsel pintar anyar yang mencuri perhatian. Syukurnya, Motorola muncul dengan Moto Z2 Play, Juli lalu. Ia memang salah satu lini premium Motorola. Memang, setelah masuk lagi ke Indonesia, Moto menjadi penantang serius di segmen ponsel premium, namun dengan banderol di bawah Rp10 juta.

Moto Z2 Play sendiri dibandrol Rp6,6 juta. Masih dengan tampang yang premium, kamera menonjol, dan kemampuan untuk dipasangkan aneka macam modul tambahan.

Pantaskah saya merogoh Rp6,6 juta untuk ponsel pintar ini? 

Desain 
Moto Z2 Play bisa tampil kece tanpa harus mirip iPhone. Selain itu, bodinya yang tipis terasa beda di genggaman tangan. Dua keunggulannya: tampang kece dan bodi tipis, telah membuatnya menjadi salah satu ponsel pintar berdesain terbaik tahun ini.

Sayang, kameranya yang menonjol sedikit kurang aman. Kamera belakang inilah yang sering terbentur ketika diletakkan di atas meja. Tombol yang biasanya dijadikan Home pun berubah fungsi menjadi pemindai sidik jari.

Kamera

Kamera Moto Z2 Play menjadi poin penting. Ponsel pintar premium memang dituntut untuk menghadirkan kamera tangguh.

Moto Z2 Play sendiri memiliki kualitas kamera baik dan pengaturan yang sederhana. Lensanya memiliki bukaan diafragma yang besar, sehingga lebih banyak menyerap cahaya. Hasilnya, ketika saya menyergap suasana subuh di komplek kos-kosan saya, semua gedung terlihat jelas. Gambarnya tidak buram atau rusak karena distorsi.

Kemudian, saya mengujinya di cahaya tengah hari pukul setengah dua siang. Dengan banyaknya cahaya matahari, gambar yang dihasilkannya pun tidak terlalu over eksposure.

Ini membuktikan bila lensa kamera utama yang digunakan Moto Z2 Play berkualitas baik.

Sayang, kamera depannya tidak sebaik kamera utamanya. Dibutuhkan cahaya yang cukup untuk menghasilkan foto selfie yang baik. Saya membuktikannya dengan mengambil foto diri di dalam ruangan tanpa cahaya lampu menjelang sore.

Cahaya yang masuk hanya berasal dari jendela ruangan saja. Hasilnya, sebagian wajah yang tidak terpapar cahaya sore dari jendela tampak kabur dan kurang tajam. Beda halnya ketika saya menghadap jendela langsung, foto selfie jadi jelas dan tajam.

    Share
    ×
    tekid
    back to top