Review Poco F5, lompatan besar dengan prosesor Snapdragon 7+ Gen 2
Poco telah meluncurkan ponsel terbarunya ke Indonesia, yaitu Poco F5. Ponsel ini menggunakan prosesor Snapdragon 7+ Gen 2 yang merupakan perubahan signifikan dari ponsel Poco seri F sebelumnya.
Performa
Poco mengklaim bahwa Poco F5 adalah ponsel pertama di Indonesia yang ditenagai oleh prosesor mobile Qualcomm Snapdragon 7+ Gen 2. Chipset ini didasarkan pada teknologi proses 4nm TSMC. Ini terdiri dari core Cortex X2 utama yang memiliki clock 2,91 GHz, tiga CPU kinerja Cortex A710 pada 2,49 GHz, dan empat core Cortex A510 hemat energi dengan clock berkecepatan 1,80 GHz. Qualcomm mengatakan bahwa konfigurasi CPU tersebut menawarkan peningkatan kinerja 50% dibandingkan dengan Snapdragon 7 Gen 1.
Dalam hal kapasitas RAM, ponsel Poco F5 yang hadir di tangan saya memiliki kapasitas 12 GB yang dapat ditambahkan melalui fitur Dynamic RAM Expansion Technology 3.0. Fitur ini memungkinkan ponsel tersebut menambahkan RAM virtual pada besaran 3 GB, 5 GB, dan 7 GB yang diambil dari kapasitas ROM. Dengan demikian, kamu dapat menambahkan RAM Poco F5 hingga sebesar 19 GB. Mengingat kapasitas ROM pada ponsel ini besar, maka tidak terlalu masalah jika RAM virtual ditambahkan hingga maksimal.
Dalam hal perangkat lunak, ponsel dengan sensor sidik jari di samping tersebut berjalan di atas sistem operasi Android 13 yang dipadukan dengan antarmuka pengguna MIUI 14 For Poco. Saya menjalankan beberapa pengujian benchmark agar dapat mengetahui performanya saat digunakan bermain game, mengedit video, penggunaan sehari-hari, dan lainnya.
Pengujian sintetis pertama yang saya pilih adalah 3DMark. Ini berguna berguna untuk mengukur kemampuan Central Processing Unit (CPU) dan Graphics Processing Unit (GPU), utamanya dalam mengolah gambar dan video. 3DMark akan sangat berguna untuk menilai, apakah ponsel akan enak dipakai untuk bermain gim atau tidak.
Pada percobaan Sling Shot, Poco F5 memiliki nilai maksimal atau Maxed Out. Sedangkan pada pengujan Sling Shot Unlimited, ponsel tersebut berhasil mengumpulkan skor sebanyak 12.305 poin. Untuk 3DMark Sling Shot Extreme Unlimited OpenGL ES 3.1, Poco F5 memiliki nilai 10.431 poin.
Sebagai perbandingan, nilai-nilai tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan pendahulunya yaitu Poci F5 dengan nilai Sling Shot Maxed Out, nilai Sling Shot Unlimited 9.378 poin, 3DMark Sling Shot Extreme Unlimited OpenGL ES 3.1 pada 7.250 poin. Oiya, Poco F4 menggunakan Snapdragon 870 untuk prosesornya.
Selanjutnya, saya menjalankan benchmark PCMark yang berguna untuk menilai seberapa andal Poco F5 untuk kegiatan sehari-hari. Ini mensimulasikan aktivitas keseharian pengguna ponsel, seperti menjelajahi web, mengedit teks, serta mengedit gambar dan video. Aplikasi ini juga menguji seberapa cepat ponsel dapat menulis data ke memori atau sekadar membacanya.
Setelah menjalankan benchmark 3DMark, Poco F5 berhasil mengumpulkan nilai sebanyak 13.825 poin. Sekali lagi, nilai ini cukup jauh di atas nilai Poco F4 yang mengusung prosesor Snapdragon 870 serta dipadukan dengan RAM 8 GB dan penyimpanan internal 256 GB pada 12.021 poin. Berikut adalah tabel lebih lengkap perbandingan antara Poco F5 dan Poco F4 yang diluncurkan tahun lalu.
Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa teknologi storage dalam Poco F5 menggunakan teknologi UFS 3.1. Teknologi ini sama seperti yang digunakan pada penyimpanan internal pendahulunya, Poco F4. Agar dapat mengetahui performa storage tersebut, saya menjalani PCMark Storage. Hasilnya adalah Poco F5 memiliki skor keseluruhan sebanyak 18.111 poin, sedangkan skor Poco F4 agak jauh di atasnya dengan 22.934 poin.
Salah satu keunggulan Poco F5 adalah hadir sebagai ponsel pertama di Indonesia yang menggunakan prosesor Qualcomm Snapdragon 7+ Gen 2. Supaya dapat mengetahui performa mentah dari prosesor ini, saya menjalankan benchmark Geekbench. Skor yang didapatkannya adalah sebanyak 1.618 poin untuk Single Core dan 4.237 poin untuk Multi Core. Sebagai acuan, Poco F4 dengan prosesor Qualcomm Snapdragon 870 memiliki nilai 997 poin untuk Single Core dan 3.116 poin untuk Multi-Core.
Kapasitas baterai Poco F5 cukup besar dengan 5.000 mAh. Dengan kapasitas ini, seharusnya ponsel memiliki daya tahan yang lama. Untuk mengujinya, pertama-tama saya melakukan perekaman video. Ketika merekam non-stop selama 1,5 jam, baterai yang terpakai adalah 20%.
Pengujian baterai selanjutnya melibatkan menonton video secara secara streaming. Menonton film secara online menggunakan aplikasi video-on-demand berdurasi 1 jam 40 menit, maka baterai Poco F5 terpakai hanya sebanyak 9%. Sebagai catatan, kecerahan layar selama menonton saya atur sekitar 50% dan volume speaker sekitar 60%.
Masih membicarakan seputar pengujian baterai, kali ini menggunakan benchmark sintetis PCMark Battery Life. Saat menjalaninya, ponsel terbaru dari Poco itu mampu bertahan selama 15 jam 20 menit. Durasi kekuatan baterai ini jauh lebih lama jika dibandingkan dengan Poco F4 yang hanya mampu bertahan selama 11 jam 45 menit. Sebagai catatan, baterai Poco F4 memiliki kapasitas 4.500 mAh yang sedikit di bawah Poco F5 dengan 5.000 mAh.
Seperti kebanyakan ponsel saat ini, Poco F5 juga mendukung sistem pengisian baterai cepat (fast charging) berdaya 67 watt. Poco menyebut sistem fast charging ini sebagai ‘67W Turbo Charging’. Saya pun penasaran seberapa cepat pengisian baterai ini menggunakan charger yang tersedia dalam paket penjualannya.
Dari keadaan baterai kosong, baterai terisi sebanyak 27% ketika saya mengisi selama 10 menit. Untuk durasi pengisian selama 30 menit, maka daya baterai Poco F5 terisi sebanyak 77%. Berdasarkan uji coba yang saya lakukan, ponsel ini membutuhkan waktu selama 47 menit untuk terisi hingga 100% dari keadaan kosong.
Kesimpulan
Poco F5 merupakan penerus yang memiliki perubahan yang signifikan, salah satunya terjadi dalam hal prosesor. Penggunaan prosesor Snapdragon 7+ Gen 2 (4nm) adalah lompatan besar jika dibandingkan dengan prosesor Snapdragon 870 (7nm) yang digunakan pada pendahulunya, Poco F4. Sebagai informasi, pendahulu Poco F4 (Poco F3) juga menggunakan prosesor Snapdragon 870. Inilah sebabnya penggunaan prosesor baru pada Poco F5 patut diperhitungkan.
Performa yang diberikan oleh ponsel anyar tersebut juga lebih tinggi jika dibandingkan dengan pendahulunya, yang juga memiliki performa lancar. Kini hadirnya port audio 3.5 mm bisa menjadi nilai lebih untuk sejumlah orang yang lebih memilih menggunakan earphone berkabel. Kelebihan hadirnya port audio 3.5 mm adalah memungkinkan kamu mengisi baterai saat menghubungkan earphone berkabel ke ponsel.
Untuk kamera, saya menyukai performanya dalam hampir segala kondisi, terutama pada kamera utama. Sedikit gangguan shutter lag pada kamera ultra lebar seharusnya tidak terlalu menjadi masalah karena sebagian besar dari kita menggunakan lensa ultra lebar untuk memotret pemandangan yang notabene menampilkan gambar statis. Performa stabilisasi video (OIS+EIS) pada ponsel ini memang dapat dibanggakan, tetapi saya sarankan untuk menonaktifkan fungsi EIS jika tidak ingin terdapat crop image pada hasil rekaman. Selain itu, EIS akan menampilkan sedikit gangguan jitter jika getaran tangan terlalu banyak saat merekam.
Satu lagi hal yang saya sukai dari Poco F5 adalah baterainya yang irit. Ini memiliki kapasitas lebih besar daripada Poco F4, tetapi memiliki desain yang tetap ramping dan lebih ringan. Selain memiliki efisiensi daya yang baik, ponsel ini juga memiliki durasi pengisian yang cepat, di bawah 50 menit untuk mengisi sampai penuh dari keadaan baterai kosong.
Berikut adalah harga Poco F5:
- RAM 8 GB / ROM 256 GB = Rp4.799.000 (early bird), Rp4.999.000 (normal)
- RAM 12 GB / ROM 256 GB = Rp5.299.000 (early bird), Rp5.499.000 (normal)