Review Razer Opus X, minim latensi dan cocok untuk multimedia
Razer Opus X hadir dengan fitur minim latensi hingga 60 ms. Tidak luput pula fitur Active Noise Cancellation agar mampu memblokir suara bising di sekitar.
Performa
Active Noise Cancellation (ANC) pada Razer Opus X berperforma bagus. Fitur ini dapat menghilangkan gangguan bising pada area ruangan secara keseluruhan. Kualitas ANC juga terbukti bagus ketika meredam suara yang sangat bising seperti pemotong keramik. Memang, suara bising tersebut tidak dihilangkan sepenuhnya, tetapi pengurangan yang terjadi bisa dibilang signifikan.
Untuk suara hujan, ANC ini dapat diandalkan dengan baik asal tidak terlalu deras. Selama menggunakannya, ANC cukup unggul ketika meredam suara bising yang stabil dan berfrekuensi agak rendah hingga menengah. Di sisi lain, mode Quick Attention bekerja dengan baik sehingga dapat mendengar suara luar, dengan catatan suara volume musik tidak terlalu tinggi.
Suara yang masih terdengar saat ANC diaktifkan akan hilang seluruhnya ketika saya mulai mendengarkan musik. Untuk menguji suaranya, pertama saya mendengarkan lagu berjudul ‘Never Leave You’ yang dinyanyikan oleh Lumidee. Awal musik mulai, instrumen berfrekuensi menengah dan tinggi terdengar sangat jelas. Pada titik ini, tidak ada frekuensi yang saling bertabrakan.
Masih pada lagu yang sama, suara vokal pada setiap channel (kiri, tengah, kanan) terdengar alami. Awal-awal vokal masuk pada lagu ini dicampur dengan frekuensi tinggi, dan Opus x dapat mempresentasikannya dengan baik. sayangnya, headphone ini kurang mampu menangani frekuensi sangat rendah pada bass di awal-awal lagu.
Meski demikian, bukan berarti kualitas bass tidak bagus. Selain pada frekuensi yang sangat rendah, bass terdengar bagus tanpa mendistorsi suara vokal maupun backing vokal. Hal yang bagus mengenai Opus X adalah soundstage yang lebar. Efek stereo backing vokal terdengar sangat lebar, begitu juga dengan instrumen musik.
Lagu kedua yang saya dengarkan adalah berjudul ‘Boogie back’ yang dilantunkan oleh Miyu Inoue meski tidak terlalu istimewa, frekuensi rendah untuk kualitas bass yang dihasilkan terdengar bagus. Di sisi lain, sekali lagi, sound stage yang diberikannya sangat baik sehingga masing-masing instrumen alat musik di channel kiri dan kanan terdengar cukup jelas.
Karena memiliki separasi stereo yang bagus, alat musik dengan amplitudo rendah terdengar cukup jelas di masing-masing channel. Untuk frekuensi tinggi, seharusnya headphone ini lebih responsif lagi agar suara vokal terdengar lebih alami sebagaimana mestinya.
Tentu saja tidak lupa saya menggunakannya untuk bermain gim, dengan mengaktifkan Game Mode. Ketika saya bermain gim semi-simulasi pesawat perang ‘Wings of Steel’ di ponsel, suara yang terdengar hampir tidak ada latensi. Suara yang saya dengar “secara langsung” dapat didengar saat bermain gim. Inilah yang memungkinkan bermain gim lebih mengasyikan.
Tidak hanya minim latensi, suara simulasi surround juga dapat diandalkan. Ini dapat saya rasakan ketika pesawat musuh berada terbang di belakang saya dengan berbelok-belok sembari menghujani tembakan. Dengan demikian, saya tidak terlalu sulit untuk bermanuver agar dapat menghindari serangan musuh dan berbalik arah untuk melontarkan serangan balik.
Terdapat mikrofon internal pada Razer Opus X, ini dapat digunakan untuk melakukan panggilan telepon atau semacamnya. Saat digunakan untuk konferensi video via aplikasi Zoom, asalkan sinyal internet stabil, suara saya dapat didengar dengan baik tanpa gangguan dengung.
Kesimpulan
Dari segi desain, Razer Opus X memberikan gaya yang cocok untuk masing-masing selera. Pasalnya, Headphone nirkabel ini hadir dalam 3 warna, yakni putih, merah muda, dan hijau. Kebetulan unit yang saya ulas di sini memiliki warna hijau, yang cukup mencerminkan warna aksen Razer.
Sayangnya lapisan earcup pada headphone ini agak membuat berkeringat, jadi mungkin kamu akan sesekali membuka headphone dari kepala dan menyeka keringat dan kembali menggunakannya. Di sisi lain, desain yang diberikan cukup ergonomis dengan mekanisme beberapa engsel yang dimilikinya. Seluruh akses tombol mudah dioperasikan meski tanpa melihatnya.
Aplikasi pendampingnya bisa dibilang hanya sebagai pelengkap, karena selain menawarkan equalizer, kontrol lainnya dapat digunakan di tombol yang ada di headphone. Selain itu, equalizer-nya hanya menyediakan preset, tidak ada manual untuk melakukan kustomisasi setiap frekuensi. Jadi jika ingin mengatur frekuensi secara manual, kamu cukup mengatur equalizer yang ada di ponsel terhubung.
Secara keseluruhan, suara yang diberikannya terbilang bagus jika digunakan untuk mendengarkan musik maupun bermain gim, dan multimedia lainnya. Kualitas ANC yang dihadirkannya dapat meredam suara yang tidak perlu, demi pengalaman yang lebih baik. Jika kamu tertarik membelinya, siapkan uang Rp1.699.000.