Review realme 6 vs realme 6 Pro: kami pilih Mediatek Helio G90T
Saat realme merilis realme 6 dan realme 6 pro, misalnya, barangkali Anda bertanya, apa bedanya? Mana yang harus kupilih? Atau yang lebih mendasar, apa arti Pro?
Kita sudah mafhum dengan nukilan “Apalah arti sebuah nama? Andaikata kamu memberikan nama lain untuk bunga mawar, ia tetap akan berbau wangi.” Tapi, dalam realita kehidupan sehari-hari, penamaan tetaplah amat penting karena ia bisa memudahkan hidup. Saat realme merilis realme 6 dan realme 6 pro, misalnya, barangkali Anda bertanya, apa bedanya? Mana yang harus kupilih? Atau yang lebih mendasar, apa arti Pro?
Salah satu jawaban termudah, versi saya, adalah dengan melihat sejarah penamaan produk oleh Apple. Pada tahun 2006, perusahaan asal Cupertino, Amerika Serikat, tersebut merilis MacBook Pro. MacBook Pro berbeda dengan MacBook Air, baik dari desain maupun spesifikasinya. Air jauh lebih tipis, bobotnya ringan, dan enak dibawa bepergian. Sementara, Pro lebih tebal, lebih berat, tetapi jauh lebih powerful dibanding Air. Secara sasaran pengguna, Air membidik konsumen kebanyakan untuk mengerjakan tugas-tugas ringan perkantoran, semacam mengetik dan mengedit teks, misalnya. Di sisi lain, Pro menyasar pengguna khusus yang membutuhkan kekuatan komputasi lebih kuat, misalnya: desainer grafis, editor video, atau pekerja kreatif lainnya. Jadi, tak mengherankan jika versi Pro selalu hadir dengan kartu grafis terpisah, sedangkan Air dengan kartu grafis terintegrasi. Logikanya, tenaga besar membutuhkan energi lebih besar. Dengan kata lain, versi Pro hampir pasti lebih boros baterai dibandingkan versi Air.
Kembali ke pertanyaan awal, apa bedanya realme 6 dan realme 6 Pro? Kenapa ada reviewer yang lebih merekomendasikan realme 6 ketimbang realme 6 Pro? Apa realme 6 Pro pasti lebih bagus?
Mari kita mulai dari spesifikasi keduanya:
realme 6 Pro | realme 6 | |
SoC | Snapdragon 720G Octa-core (2x2.3 GHz Kryo 465 Gold & 6x1.8 GHz Kryo 465 Silver | MediaTek Helio G90T Octa-core (2x2.05 GHz Cortex-A76 & 6x2.0 GHz Cortex-A55) |
DRAM | 8GB | 8GB |
Layar |
|
|
Ukuran | 163,8 x 75,8 x 8,9 mm; Bobot 202 gram | 162,1 x 74,8 x 8,9 mm; Bobot 191 gram |
Baterai | 4.300mAh, fast charging 30Watt | 4.300mAh, fast charging 30Watt |
Kamera belakang |
|
|
Kamera depan |
|
16 MP, f/2.0, 26mm (wide), 1/3.1", 1.0µm |
Storage | 128GB | 128GB |
Harga | Rp4.499.000 | Rp3.699.000 |
NFC | No | No |
Jika Anda melihat spesifikasi di atas, ada tiga hal menonjol: chipset, kamera depan, dan harga. Chipset yang berbeda pasti menghasilkan performa yang berbeda pula. Jika mengikuti aturan penamaan secara umum, versi Pro seharusnya lebih powerful dibanding versi non-Pro. Apakah ini berlaku untuk realme 6 dan realme 6 Pro?
Performa
Salah satu cara paling praktis dan terpercaya untuk menguji performa ponsel pintar adalah dengan aplikasi benchmark. Sejak media ini berdiri, kami selalu menggunakan 3DMark, PCMark, dan aplikasi lain yang juga menjadi standar banyak media kredibel di seluruh dunia.
Sebagai informasi, aplikasi 3DMark berguna untuk mengukur kemampuan Central Processing Unit (CPU) dan Graphics Processing Unit (GPU), utamanya dalam mengolah gambar dan video. Ini akan sangat berguna untuk menilai, apakah ponsel Anda enak dipakai untuk bermain gim atau lemot. Sementara itu, PCMark kami pakai untuk menilai apakah sebuah perangkat andal digunakan untuk kegiatan sehari-hari atau tidak. PCMark mesimulasikan aktivitas keseharian pengguna ponsel pintar, seperti menjelajahi web, mengedit teks, serta mengedit gambar dan video. PCMark juga menguji seberapa cepat ponsel dapat menulis data ke memori atau sekadar membacanya.
Seiring dengan adopsi kecerdasan buatan (AI) ke dalam ponsel yang kian umum dalam beberapa tahun terakhir, kami pun turut mengetesnya. Aplikasi yang kami gunakan ada tiga, yakni PCMark Computer Vision, AIMark, dan AIBenchmark.
PCMark Computer Vision mengukur performa perangkat dalam mengenali gambar. Pengukuran tersebut berdasarkan model pengenalan gambar open-source, yaitu TensorFlow, ZXing, dan Tesseract. TensorFlow untuk mengenali gambar, ZXing untuk membaca barcodes dan QR codes, sedangkan Tesseract guna mengenali karakter huruf dalam gambar. Dalam tes ini, perangkat dipaksa untuk membaca teks bahasa Inggris dan China.
Aplikasi selanjutnya untuk menguji AI adalah AIMark 3 dan AIBenchmark 3. Keduanya lebih kompleks dibanding PCMark Computer Vision. AIMark 3, misalnya, menjalankan simulasi pengenalan gambar, simulasi bokeh, simulasi pengenalan objek ala algoritma self-driving car, pengayaan foto, dan menguji batas memori ponsel untuk mengolah sebuah file.
AIMark memakai Software Development Kit (SDK) berbagai vendor untuk mengimplementasikan benchmark. Artinya, seperti kami kutip dari Anandtech, hasil akhirnya tak bisa dibandingkan secara apples-to-apples. Walau demikian, pengembang AIMark 3 tetap menyediakan database untuk membandingkan skor satu perangkat dengan perangkat lain dari berbagai vendor.
Adapun AIBenchmark 3 menerapkan standar pengujian yang sama untuk tiap perangkat dari berbagai vendor. Artinya, ia tak memakai SDK yang disediakan vendor. Ini artinya, perbandingan antar perangkat dari beragam vendor lebih akurat, walaupun kita tak bisa membandingkan dengan perangkat berbeda platform, seperti dengan iPhone.
Berikut hasil uji benchmark realme 6 dan realme 6 Pro:
Berdasarkan hasil pengujian, kita jadi mengerti kenapa banyak reviewer lebih memilih realme 6 ketimbang realme 6 Pro. Dengan harga lebih murah Rp800.000, realme 6 justru lebih unggul dalam skenario penggunaan sehari-hari. Setidaknya, demikian hasil benchmark sintetis. Ya, memang, realme 6 Pro dengan Snapdragon 720G masih menang dalam pengujian grafis 3DMark, dan AI.
Bagaimana dengan konsistensi kinerja? Untuk mengukur hal tersebut, kami menggunakan aplikasi CPU Throttle. Sesuai namanya, aplikasi ini menguji bagaimana CPU menyesuaikan frekuensi untuk menghemat daya dan mengurangi panas. Hasilnya cukup mengejutkan. Dalam durasi waktu 60 menit, Snapdragon 720G "ngotot" mempertahankan frekuensi hingga menit ke 50. Akibatnya, perangkat jadi sangat panas. Sensor suhu mengeluarkan angka 93 derajat Celcius. Sewaktu saya pegang bagian belakang, panasnya sangat tidak nyaman, utamanya di bagian modul kamera. Dalam penggunaan sehari-hari, misalnya, saat bermain gim, ini akan membuat tangan kita kepanasan. Setelah itu, perangkat mengeluarkan notifikasi "overheated" dan secara otomatis menurunkan kecerahan layar dari 100 %, dan menurunkan kecepatan CPU sebesar 43%.
Sementara itu, Helio G90T langsung menurunkan kecepatan CPU di atas menit ke-10. Penurunan berlangsung secara perlahan, 1 persen hingga 42 persen. Namun, suhu perangkat sangat stabil di angka 50 drajat Celcius. Berdasarkan pengalaman bermain Call of Duty Mobile selama 6 jam, realme 6 memang lebih adem dibanding realme 6 Pro.
Memang, kedua perangkat sudah dilengkapi pengaturan dinamis, di mana kecepatan CPU otomatis disesuaikan untuk menghemat baterai. Namun, saat bermain gim, tentu saja, kita ingin stabilitas kinerja perangkat. Oleh karena itu, ada juga performance mode untuk mengunci kecepatan CPU tetap stabil. CoDM sendiri juga dilengkapi pengaturan dinamis guna menghindari overheated. Dalam beberapa kali pengujian, biasanya gim akan force close dalam beberapa jam sekali. Dugaan saya, ini terjadi karena perangkat sudah terlalu panas atau memang ada bug di gim.
Namun, ini terjadi di banyak perangkat, tak hanya di realme 6 dan realme 6 Pro. Seperti saya sampaikan di review realme 6 Pro sebelumnya, kejadian serupa juga saya temui di Samsung Galaxy Note 10 Plus.
Tapi, jangan lupa, kita menggunakan ponsel tak hanya untuk bermain gim, menonton, mengetik, mengedit video, menerima atau melakukan panggilan telepon (tentu saja), tetapi juga memotret. Di sinilah, realme 6 Pro lebih unggul, setidaknya dari sisi kamera depan karena ia menyediakan satu lensa tambahan untuk wide angle. Spesifikasi kamera belakangnya nyaris identik.
Walau demikian, dalam hal pengenalan objek dan manipulasi foto menggunakan AI, realme 6 Pro masih unggul dibandingkan realme 6. Di pengujian PCMark Computer Vision, skor realme 6 lebih tinggi karena lebih jago dalam mengenali teks di dalam objek memanfaatkan Tesseract. Adapun skor ZXing dan TensorFlow, realme 6 Pro masih berada di atasnya.
Realme 6 Pro juga unggul dari sisi material layar karena sudah menggunakan Gorilla Glass 5, sedangkan realme 6 memakai Gorilla Glass 3.
Pengalaman penggunaan
Berdasarkan pengalaman menggunakan perangkat selama masing-masing seminggu, satu hal yang cukup mengganggu dari realme 6 adalah warnanya lebih buram dibanding realme 6. Dalam keadaan default, kecerahan layar 100%, layar realme 6 lebih terang dibanding realme 6 Pro. Realme 6 Pro terlihat lebih gelap kecoklatan, seolah-olah kita mengaktifkan mode eye care yang memblokir cahaya biru. Kami tidak tahu apa yang menyebabkan hal ini.
Konsekuensinya, realme 6 jadi lebih enak dilihat di luar ruangan saat cahaya matahari sedang terik. Namun, jangan bayangkan kecerahannya sebagus ponsel kelas atas. Sekadar ilustrasi saja, saya sempat memakai kedua ponsel ini untuk e-learning anak di dalam rumah pada pukul 09.30 hingga 10.30 pagi. Berhubung cuaca sedang cerah dan cahaya matahari melimpah di dalam rumah, anak saya, termasuk saya, jadi kesulitan melihat wajah gurunya di layar ponsel. Saat jendela ditutup tirai, pintu pun ditutup, hasilnya tak banyak menolong. Akhirnya, saya beralih menggunakan Galaxy Note 10 Pro yang kecerahan layarnya mencapai 1.308nits. Sebagai perbandingan, kecerahan layar realme 6 dan realme 6 Pro adalah 480 nits.
Kamera
Kamera
Kamera realme 6 dan realme 6 Pro mirip, tetapi masih ada perbedaan nyata. Realme 6 Pro hadir dengan empat kamera belakang. Kamera utama beresolusi 64MP menggunakan sensor GW1 f/1.7, kamera ultra-wide-angle beresolusi 8MP f/2.3, kamera telephoto 12MP f/2.5, dan lensa macro 2MP f/2.3.
Sementara, realme 6 juga punya 4 kamera belakang. Kamera utama beresolusi 64MP masih menggunakan sensor Samsung GW1, tetapi bagian kamera telephoto digantikan sensor 2MP B&W untuk mode portrait. Sisanya, masih sama.
Perbedaan terbesar ada di kamera depan. Realme 6 Pro punya 2 kamera depan masing-masing beresolusi 16MP dan 8MP. Sensor kedua berguna untuk menciptakan efek bokeh. Realme 6 juga bisa menghasilkan selfie bokeh, tetapi secara teori, hasilnya tak sebagus realme 6 Pro.
Kualitas dan karakter foto yang dihasilkan kedua ponsel ini sudah pasti berbeda karena chipsetnya berbeda. Qualcomm punya AI sendiri, demikian juga dengan MediaTek. Berikut hasil kamera depan realme 6 (kiri) dan realme 6 pro (kanan):
Hasil foto selfie dalam mode default, seperti terlihat di atas, ternyata sangat berbeda. Sementara perbedaan pada hasil kamera belakang di bawah ini terjadi karena AI pada realme 6 Pro (kanan) otomatis mengaktifkan mode HDR.
Demikian juga pada foto sensor ultra-wide di bawah ini.
Sementara pada foto suasana pagi hari di bawah ini, hasil realme 6 Pro (kanan) terlihat seperti kelebihan eksposure jika dibandingkan dengan realme 6 (kiri).
Karakter night mode keduanya pun sangat berbeda, seperti terlihat di bawah ini. Foto yang dihasilkan realme 6 (kiri) ini jadi terlihat sedikit aneh dibandingkan realme 6 Pro (kanan).
Bagaimana jika kita zoom 2 kali? berikut hasil realme 6 (kiri) dan realme 6 pro (kanan). Dalam hal ini, kita harus akui realme 6 lebih jelas.
Demikian pula dengan zoom 5x.
Berikut hasil kamera ultra-wide pada malam hari.
Saat memotret dengan kamera ultra-macro di siang hari ternyata juga menghasilkan foto yang berbeda karakter. Realme (6) tampak lebih natural dibanding realme 6 pro (kanan).
Kesimpulannya, kamera selfie realme 6 Pro lebih bagus dibanding realme 6. Sementara itu, kamera belakang secara keseluruhan, dalam berbagai skenario, saya lebih menyukai kamera realme 6.
Kesimpulan
Kembali kepada pertanyaan saya di awal: saat realme merilis realme 6 dan realme 6 pro, misalnya, barangkali Anda bertanya, apa bedanya? Mana yang harus kupilih? Atau yang lebih mendasar, apa arti Pro?
Jika kita kembali ke pertanyaan dasar tentang arti Pro, realme 6 Pro tak pantas menyandang nama Pro di belakangnya. Snapdragon 720G tak jauh lebih baik dari Helio G90T.
Jika dana Anda pas-pasan, saya merekomendasikan realme 6 karena selisih harganya lumayan, Rp800 ribu. Saya juga lebih merekomendasikan realme 6 jika Anda sangat sering bermain gim atau mengedit teks, foto, video di ponsel.
Lalu, apa alasan tepat untuk meminang realme 6 Pro? Pertama, Anda suka selfie. Kedua, Anda suka foto yang pokoknya terang. Ketiga, Anda benci MediaTek karena apa pun datanya, Anda tetap lebih yakin bahwa Snapdragon yang terbaik. Keempat, Anda suka finishing efek petir di bagian belakangnya.
Kelima, dan penting, baterai. Ya, berdasarkan pengujian kami dengan PCMark Battery, baterai realme 6 Pro mampu bertahan selama 13 Jam 29 menit, sedangkan realme 6 selama 9 jam 12 menit. Kenapa bisa berbeda jauh, padahal kapasitas baterainya sama? Karena realme 6 lebih kenceng saat dipakai buat bekerja. Ini sesuai dengan pengujian menggunakan PCMark Work 2.0, yang menunjukkan skor realme 6 lebih tinggi dibanding saudaranya itu.