Review Realme C15, baterainya nggak habis-habis
Secara umum smartphone ini memiliki spesifikasi layar berbentang 6,5 inci disertai poni water drop. Untuk mengetahui pengalaman saya terkait smartphone ini, simak ulasan selengkapnya.
Pandemi Covid-19 tak membuat semangat Realme Indonesia surut untuk meluncurkan sejumlah produk baru. Alih-alih tertunda, perusahaan ini justru tak hentinya menghadirkan smartphone baru ke Indonesia. Satu smartphone yang akan saya ulas kali ini yaitu Realme C15 yang memiliki kapasitas baterai besar sebagai salah satu spesifikasi yang diunggulkannya.
Secara umum smartphone ini memiliki spesifikasi layar berbentang 6,5 inci disertai poni water drop. Untuk mengetahui pengalaman saya terkait smartphone ini, simak ulasan selengkapnya.
Desain mainstream
Desain Realme C15 terbilang mainstream dengan notch water drop dan bezel yang cukup tipis di hampir semua sisi. Desain ini sudah cukup banyak diadopsi oleh berbagai vendor smartphone bahkan untuk sejumlah seri yang ditawarkan Realme di Indonesia. Meski terbilang mainstream, desain ini mampu menawarkan tampilan yang optimal, baik untuk mengoperasikan berbagai aplikasi, melakukan video call atau bermain gim dan menonton konten secara streaming.
Penempatan tombolnya juga cukup mainstream, dimana tombol volume dan power sejajar diposisikan di bagian kanan ponsel. Desain ini sendiri saya rasa memang mempermudah pengguna untuk mengoperasikan smartphone dengan satu tangan. Sementara di bagian kiri ponsel, terdapat SIM tray yang dapat mengakomodir dua sim card berjenis nano, dan satu micro-SD. Fasilitas ini akan memudahkan pengguna untuk memperluas penyimpanan menggunakan memori eksternal.
Seluruh port ditempatkan Realme di bagian bawah ponsel, mencakup port jack audio 3,5mm dan USB. Ada pula speaker serta mikrofon yang yang diposisikan di bagian yang sama. Dengan demikian, bagian atas ponsel tampak polos. Sementara speaker lainnya diposisikan tepat di atas kamera depan dalam ukuran yang kecil, sehingga tak begitu terlihat.
Beralih ke bagian tampilan belakangnya, Realme C15 dihiasi housing kamera berbentuk persegi dengan sudut membulat. Lampu LED flash-nya sendiri ditempatkan di bawah housing tersebut. Ada pula pemindai sidik jari yang diposisikan tak jauh dari housing kamera, dan penamaan merek Realme di sudut bawah ponsel.
Yang menarik adalah case-nya yang bertekstur. Teksturnya pun dibuat dalam beberapa tingkatan sehingga tidak tampak polos. Konsep ini juga cukup membuat ponsel nyaman digenggam karena efek licin dapat diminimalisir.
Performa standar, baterai tahan lama
Mengingat salah satu spesifikasi yang diandalkan oleh Realme C15 adalah baterainya yang besar, saya akan membahas konsumsi dayanya terlebih dahulu. Sebagai informasi, smartphone ini memiliki kapasitas baterai 6000 mAh. Perusahaan mengklaim dengan kapasitas 5, baterai Realme C15 dapat digunakan untuk WhatsApp 1,79 jam, menonton YouTube 1,73 jam, serta melakukan panggilan selama 2,45 jam.
Saya sendiri mengujinya dengan memutar video klip di Youtube selama kurang lebih satu jam. Cukup sebanding dengan klaim perusahaan, kapasitas baterai Realme C15 hanya berkurang 4%. Sementara untuk standby, smartphone ini bahkan mampu bertahan hingga lebih dari satu minggu. Sangat cukup untuk mengakomodir aktivitas pengguna seperti untuk berkomunikasi, menonton konten streaming hingga berselancar di internet.
Saya juga menguji baterai Realme C15 dengan menjalankan aplikasi benchmark PCMark Work 2.0. Hasilnya, baterai smartphone ini mampu bertahan hingga hampir 10 jam.
Sayangnya Realme C15 belum didukung dengan USB tipe-C untuk pengisian ulang baterai. Meski didukung teknologi pengisian cepat 18W, pengisian ulang baterai Realme C15 membutuhkan waktu kurang lebih tiga jam menggunakan adaptor bawaannya. Kemungkinan hal ini dilakukan untuk memangkas biaya produksi, sehingga Realme C15 bisa dibanderol dengan harga yang terjangkau.
Dapur pacunya Realme C15 didukung dengan prosesor MediaTek Helio G35, RAM 4GB dan penyimpanan internal 64GB. Konfigurasi ini terbilang cukup untuk menopang aktivitas pengguna sehari-hari baik untuk berkomunikasi, atau menikmati konten streaming. Sebagai smartphone kelas entry, Realme C15 saya kira cukup untuk menjadi daily driver. Namun bagi pengguna yang terbiasa dengan smartphone kelas menengah ke atas, smartphone ini mungkin terasa lambat saat dioperasikan.
Hal ini saya rasakan selama menggunakan Realme C15, khususnya setelah melakukan pembaruan. Padahal di saat awal menggunakan smartphone ini terasa lancar tanpa kendala. Misalnya untuk membuka menu galeri, pengaturan atau menu lainnya yang notabene tidak terkait dengan koneksi internet. Setelah dilakukan update, proses dalam membuka aplikasi terkadang cukup lama. Hal yang sama juga saya alami ketika membuka menu kamera, meski untuk mengoperasikan berbagai fitur kamera terasa lancar.
Kendati demikian, secara keseluruhan performa Realme C15 dapat mengakomodir kebutuhan pengguna dalam menjalankan aktivitas menggunakan smartphone.
Untuk mengukur performa Realme C15, saya juga menjalankan beberapa aplikasi benchmark mencakup 3DMark, PCMark Work 2.0 dan Geekbench. Agar lebih komprehensif, saya membandingkan skor yang diraup Realme C15 dengan Redmi 9C. Meski Redmi 9C dalam pengujian ini didukung dengan RAM yang lebih rendah dibanding Realme C15, namun smartphone Xiaomi itu mengungguli Realme C15 di beberapa pengujian. Kendati demikian, Realme C15 juga mencatatkan skor yang unggul dalam pengujian lainnya.
Kameranya bisa jadi andalan
Spesifikasi kamera realme C15 didukung hadir dengan konfigurasi quad-camera. Realme C15 memiliki kamera utama yang mengadopsi sensor gambar 13MP dengan aperture f/2.2, kamera wide-angle 8MP dengan aperture f/2.25 dan jangkauan 119° Mode Ultra-Wide, 2MP lensa untuk mengakomodir foto black and white serta 2MP untuk foto retro.
Kedua lensa 2MP tersebut diklaim dapat menangkap foto dalam warna hitam dan putih, memberikan eksposur yang lebih tinggi dan meningkatkan kontras antara terang dan gelap dalam sebuah foto. Foto disesuaikan ke dalam gaya film retro dengan penerapan yang luas serta menambah tekstur pada gaya foto terakhir. Namun demikian, kamera ini terbilang tidak begitu berperan penting karena untuk mode retro bisa diakali menggunakan filter.
Sementara itu untuk kamera utama Realme C15 mampu menghasilkan gambar yang ciamik. Bukan lagi rahasia jika perkembangan kamera kini memang semakin pesat, sehingga smartphone di berbagai kategori mampu menangkap gambar dengan cukup baik.
Hasil kamera Realme C15 tampil begitu apik baik dari sisi detail gambar maupun pewarnaannya. Detailnya cukup tajam di berbagai sudut objek, sehingga dapat memperlihatkan tekstur gambar dengan cukup baik. Kontras warnanya juga tampak apik karena mampu menghasilkan gambar dengan warna yang natural. Hasil ini bisa diperoleh juga saya saat saya memindahkan objek ke tempat dengan cahaya yang lebih redup.
Tak ketinggalan, Realme C15 juga menyediakan dukungan efek bokeh melalui fitur Potrait di aplikasi kameranya. Setelah saya coba, smartphone ini mampu menghasilkan efek bokeh yang rapi bahkan terkesan cukup smooth. Realme C15 juga tetap dapat menjaga kualitas gambarnya baik dari sisi detail maupun kontras warna, meski saya mengambil foto menggunakan mode Potrait.
Serupa dengan kamera belakangnya, kamera depan Realme C15 juga dapat diandalkan. Tanpa menggunakan efek beauty, smartphone ini mampu menangkap detail objek dengan baik serta dengan kontras warna yang tidak berlebihan. Detailnya tampak tajam, meski terlihat sedikit noise ketika di zoom. Sayangnya efek bokeh pada kamera depannya justru tampak kurang natural dan kurang rapi. Kontras warnanya juga berkurang signifikan, khususnya ketika saya selfie membelakangi cahaya.
Fitur yang turut melengkapi kamera Realme C15 mencakup mode HDR, Chroma Boost, Slow-mo dan lainnya. Secara keseluruhan, kamera Realme C15 dapat diandalkan karena mampu menghasilkan gambar dengan cukup baik.
Kesimpulan
Realme C15 dibanderol seharga Rp2 jutaan. Sebagai smartphone kelas entry, saya kira smartphone ini layak dijadikan daily driver berkat kapasitas baterainya yang tahan lama. Kameranya juga dapat diandalkan untuk mengabadikan beragam momen. Namun performa saat membuka aplikasi, tampaknya perlu perbaikan.