Review Samsung Galaxy Buds+: Performanya jempolan
Galaxy Buds+ hadir sebagai upgrade dari Galaxy Buds generasi pertama. Harus diakui, performanya dalam melantunkan lagu patut diacungi jempol.
Sama halnya dengan smartphone, berbicara mengenai TWS mungkin juga tidak ada ujungnya. Ada banyak seri dari berbagai merek yang menawarkan TWS mereka sendiri. Tentunya semuanya hadir dengan spesifikasi dan performa yang berbeda-beda. Salah satu pemainnya adalah Samsung.
Yup! Bersamaan dengan rilisnya Galaxy S20 Series, Samsung juga menghadirkan TWS baru, yakni Galaxy Buds+. Sesuai namanya, seri ini tampaknya memang menawarkan hal yang plus-plus dibandingkan seri Galaxy Buds sebelumnya. Seperti apa plus-plusnya? Simak ulasannya berikut ini.
Desain
Dari segi desain, sebenarnya tidak banyak perbedaan yang terdapat di antara Galaxy Buds dengan Galaxy Buds+. Bentuknya yang khas membulat masih bisa ditemui di produk baru ini. Untuk mereka yang memiliki telinga agak besar, mungkin desain Galaxy Buds+ akan sangat pas terpasang. Namun bagi mereka yang memiliki ukuran telinga lebih kecil, tampaknya akan sedikit tidak nyaman dengan bentuknya yang membulat dan agak besar ini.
Yang berbeda justru ada pada casing-nya. Galaxy Buds+ kini hadir dengan casing glossy, tidak seperti pendahulunya yang mengusung desain matte. Sekilas pandang, tampilannya menjadi lebih mewah dan menarik perhatian. Bentuknya pun termasuk kecil untuk ukuran casing TWS. Karena desainnya yang membulat, membuatnya mudah disimpan, terutama di saku celana yang lumayan kecil sekalipun.
Eartipsnya meskipun agak tipis tetapi tetap memancarkan kesan kuat. Sementara wingtips berbahan karet membuat posisi Galaxy Buds+ bisa bertengger dengan mantap di telinga. Dalam beberapa skenario penggunaan, misalnya berjalan atau jogging, Galaxy Buds+ tetap tidak bergerak dari posisi awalnya.
Konektivitas
Untuk urusan konektivitas, rasanya tidak ada kendala berarti yang akan dialami pengguna ketika mencoba menghubungkan Galaxy Buds+ ke smartphone mereka. Versi ini sudah bisa digunakan ke semua perangkat Android dengan versi 5.0 atau lebih tinggi. Pengguna Samsung sebetulnya sangat diuntungkan jika menggunakan Galaxy Buds+. Mereka tidak perlu lagi mengunduh aplikasi tambahan, seperti Galaxy Wear atau berbagai plugin lainnya agar dapat menggunakan Galaxy Buds+. Tinggal nyalakan Bluetooth, kemudian buka aplikasi Galaxy Wear, pilih Galaxy Buds+, otomatis earphone ini akan langsung terkoneksi.
Lain halnya untuk yang pengguna smartphone non-Samsung. Mereka harus mengunduh aplikasi Galaxy Wear dan Galaxy Buds+ Plugin dari Play Store untuk bisa menggunakannya. Proses setelahnya masih sama dengan smartphone Samsung.
Kendati begitu secara keseluruhan, proses koneksi Galaxy Buds+ ke smartphone bisa berlangsung dengan mudah. Area jangkauannya juga cukup luas. Saya mencoba menghubungkan Galaxy Buds+ ke Samsung Galaxy S20 Plus dan Realme X2 pro. Keduanya dapat terhubung dengan earphone ini tanpa kendala. Saya juga mencoba berjalan sejauh 5-6 meter dengan beberapa rintangan tembok, Galaxy Buds+ masih terkoneksi dengan baik. Belum ada tanda-tanda koneksi yang tersendat atau terputus.
Tidak hanya itu, earphone ini juga dapat digunakan secara mandiri. Artinya, pengguna bisa dengan bebas menggunakan sisi kiri atau kanan saja. Keduanya memiliki dukungan fungsi kontrol yang sama.
Performa
Kualitas suara pada sebuah earphone memang menjadi hal yang mutlak. Untuk itu, Samsung menggandeng AKG untuk menjamin kualitas suara Galaxy Buds+. AKG bukan nama baru dalam dunia headphone, earphone dan sebagainya, karenanya harapan saya cukup tinggi melihat dukungan AKG di dalam earphone ini.
Dimulai dari performa kontrolnya, secara umum kontrol untuk mengendalikan Galaxy Buds+ terbilang mudah. Area touchpad termasuk luas, sehingga memudahkan saya untuk mengaksesnya. Tak hanya itu, sensitifitasnya juga baik. Saya tak perlu melakukan tekanan keras, cukup usap sekali, sistem sudah mengenalinya sebagai kontrol untuk earbuds ini.
Meski begitu, hal ini bak pedang bermata dua. Saking sensitifnya, sentuhan tidak sengaja tetap dikenali sebagai input kontrol. Hal ini membuat lagu yang saya dengarkan tiba-tiba terhenti.
Meski begitu, performanya dalam menyemburkan suara ke telinga patut saya acungi jempol. Komposisi suara dalam memainkan musik sudah cukup seimbang. Misalnya pada lagu Imaginary Girlfriend yang dilantunkan oleh band Mocca.
Dalam lagu ini, suara hi hat menjadi salah satu identitasnya. Nah, Galaxy Buds+ mampu menghasilkan suara hi hat yang terdengar sangat renyah, tanpa harus mendominasi suara-suara lainnya, khususnya vokal. Bisa dibilang, TWS ini mampu mengeluarkan karakteristik masing-masing suara dalam lagu tersebut.
Di aplikasi Galaxy Wear, Samsung juga menyediakan pilihan equalizer. Setidaknya ada enam jenis equalizer yang dipilih. Saya sendiri menyukai preset Dynamic. Di preset ini, suara yang dihasilkan mampu terdengar lebih luas dengan pengaturan yang baik.
Tidak hanya unggul soal melantunkan musik, kebutuhan bermain gim juga dapat diatasi oleh TWS ini. Namun perlu diketahui, ada pengaturan khusus yang harus dilakukan sebelumnya. Di aplikasi Galaxy Wear, gulung layar ke bawah untuk menemukan opsi Labs. Di dalam opsi Labs inilah, ada pilihan untuk mengaktifkan gaming mode. Fitur ini berguna untuk mengurangi latensi dari TWS tersebut ketika digunakan untuk bermain gim. Perbedaannya cukup signifikan ketika digunakan tanpa gaming mode dan dengan gaming mode.
Baterainya pun tergolong awet. Selama saya gunakan untuk mendengarkan musik dan main gim dengan durasi kurang lebih dua jam, kapasitas baterainya berkurang sebanyak 7%. Namun jumlah pengurangan itu tidak sama antara modul kiri dan kanan. Modul sebelah kanan mengalami penurunan baterai lebih banyak, yakni 9%.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, performa Galaxy Buds+ sebagai sebuah earphone tidak perlu diragukan lagi. Paduan Treble, Middle dan Bass cukup seimbang tanpa harus mengorbankan aspek suara lainnya. Baterainya juga tergolong awet, apalagi kalau digunakan bersamaan dengan charging case-nya.
Sayangnya desain yang agak bongsor ini cukup menjadi kendala bagi mereka yang memiliki daun telinga tidak terlalu besar. Pasalnya cenderung mengganggu dan terlihat kebesaran. Kontrol sentuhnya juga terlalu sensitif, yang membuat sentuhan tidak sengaja dihitung sebagai input kontrol ke TWS ini.