Review Sharp AQUOS Sense8, tahan banting untuk bikin konten ekstrem
Sharp sebagai salah satu produsen ponsel asal Jepang kembali menampilkan perangkatnya di Indonesia. Ponsel ini adalah Sharp AQUOS Sense8 yang dirancang tahan banting dalam bodi premium.
Ada sejumlah pabrikan ponsel yang telah mendaratkan produknya ke Indonesia di awal tahun ini, tidak terkecuali Sharp. Ya, seperti yang kita ketahui, perusahaan asal Jepang tersebut juga meramaikan pasar ponsel di Indonesia selain produk elektroniknya yang terkenal awet dan berkualitas.
Ponsel terbaru Sharp yang hadir di Tanah Air adalah AQUOS Sense8. Perangkat yang menyasar di kelas menengah ini menampilkan beragam fitur, salah satunya adalah tahan akan guncangan dan jatuh. Tidak berhenti di situ saja, ponsel dengan bodi alumunium premium tersebut tahan air hingga kedalaman 1,5 meter.
Untuk spesifikasi teknis, AQUOS Sense8 diperkuat dengan prosesor Snapdragon 6 Gen 1. Artinya, AQUOS Sense8 adalah ponsel pertama di Indonesia yang disematkan prosesor terbaru buatan Qualcomm tersebut. RAM ponsel ini adalah 8 GB yang dipadukan dengan storage sebesar 256 GB. Sistem operasi yang digunakannya adalah Android 13.
Desain tangguh
Sharp merancang AQUOS Sense8 dengan desain yang kuat lantaran memiliki standar militer MIL-STD-810H. Meski demikian, tampilan bodi ponsel dengan sertifikasi IPX6 ini tetap terlihat minimalis dan ringan. Sebagai informasi, kebanyakan ponsel tahan banting di pasaran memiliki desain yang tebal dan kurang menarik perhatian. Namun, hal ini tidak terjadi pada AQUOS Sense8.
Ponsel dengan bobot hanya 159 gram tersebut dibalut dengan bodi alumunium premium. Bodinya juga tampak ramping dengan dimensi 153 x 71 x 8,4 mm. AQUOS Sense8 tahan jatuh hingga ketinggian 1,22 meter. Hal ini sudah saya uji sendiri kekuatannya, baik ketika sedang menggunakan casing (tersedia dalam penjualan) atau bahkan tanpa casing-nya.
Tidak cuma tahan banting saja, AQUOS Sense8 juga tahan air hingga kedalaman 1,5 meter. Artinya, ini memungkinkan kamu merekam di dalam air menggunakan ponsel tanpa takut rusak. Daya tahan air dengan kedalaman tersebut mampu bertahan hingga durasi 30 menit. Di sisi lain, ponsel dengan baterai 5.000 mAh ini mampu menahan tekanan atau benda dengan bobot hingga 6 kg. Semua situasi ekstrem ini dapat dijalani oleh AQUOS Sense8 dengan lancar.
Pada bagian sisi bawah, terdapat lubang mikrofon, port audio 3,5 mm, port USB-C, dan lubang speaker. Beralih ke sisi kanan, di sini terdapat tombol daya (terintegrasi dengan sensor sidik jari) dan tombol volume. Pada sisi atas, hanya terdapat tray kartu SIM dan mikrofon.
Port audio 3,5 mm memungkinkan kita mendengarkan musik lewat earphone standar tanpa terganggu meski ponsel saat diisi ulang baterainya. Bahkan, Sharp menyertakan earphone di dalam paket penjualan AQUOS Sense8, sesuatu yang sudah sangat jarang terjadi ketika kita membeli ponsel.
Layar juga menjadi hal penting pada ponsel tersebut. Ini menampilkan teknologi panel IGZO OLED beresolusi 2.340 x 1.080 piksel. Layar ini memiliki ukuran 6,1 inci yang tidak terlalu besar untuk ponsel di kelasnya. Meski demikian, ukuran layar tersebut masih dapat mengakomodasi ketika digunakan untuk mengedit video dengan aplikasi pihak ketiga. Namun, saya merasa bezel layar pada AQUOS Sense8 relatif besar sehingga agak mengurangi estetika.
Layar IGZO OLED sendiri memiliki keunggulan seperti resolusi yang lebih tinggi, refresh rate tinggi, kepadatan piksel yang lebih besar, dan konsumsi daya yang lebih rendah dibandingkan dengan layar non-IGZO. Layar AQUOS Sense8 mendukung refresh rate adaptif hingga 180 Hz serta kecerahan hingga 1.300 nit. Kecerahan layar yang tinggi ini akan memberikan kenyamanan saat digunakan di lingkungan outdoor.
Kamera
Sharp membekali AQUOS Sense8 dengan kamera ganda di bagian belakangnya. Kamera utama memiliki sensor beresolusi 50 MP, sedangkan kamera kedua menampilkan lensa ultra lebar 15 mm (setara kamera 35 mm) dengan sensor beresolusi 8 MP. Sedangkan kamera depannya beresolusi 8 MP. Perangkat ini disematkan fitur Optical Image Stabilization (OIS) agar hasil lebih stabil meski tangan bergoyang saat mengambil foto atau video.
Pertama-tama, saya memotret menggunakan kamera utama di daerah pegunungan pagi hari yang lumayan diselimuti kabut. Exposure yang ditawarkannya menampilkan porsi yang pas di bagian langit dan bukit (kebun teh). Tekstur kabut terlihat jelas yang menandakan tidak terjadi over-exposure karena sinar matahari. Warna dan detail terlihat bagus juga.
Performa kamera ultra lebar menampilkan hasil yang hampir mirip dengan kamera utama ketika memotret di dalam kondisi cahaya cukup (pagi hari dan berkabut). Performa exposure tidak saling tumpang tindih meski dalam keadaan kabut yang menantang. Detail pohon teh terlihat tajam, tetapi daun di pohon sebelah kiri seharusnya lebih tajam lagi.
Ketika sedang menikmati pemandangan alam, ada kalanya kita ingin memotret lebih dekat dengan menggunakan zoom. Memotret menggunakan zoom 2x, hasilnya menampilkan warna yang apik dan tidak ada tanda-tanda penurunan kualitas. Namun detail agak menurun di pohon tinggi sebelah kiri jika diperhatikan lebih teliti lagi. Performa exposure dan white balance masih bekerja dengan baik. Secara keseluruhan, kamu tidak perlu ragu untuk menggunakan tingkat zoom ini.
Selanjutnya saya menjajal memotret pemandangan dengan zoom 5x. Pada titik ini, kepekatan warna dan ketajaman sudah agak menurun tetapi tidak menampilkan gangguan color fringing. Exposure dan white balance masih berperforma apik pada pagi hari yang berkabut. Tulisan di kejauhan masih bisa terbaca dengan jelas. OIS pada kamera benar-benar membantu saat memotret menggunakan “focal length” panjang.
Zoom maksimal yang dapat dilakukan oleh kamera AQUOS Sense8 adalah sebesar 8x. Jika kamu memang benar-benar menginginkan foto yang berkualitas tinggi, maka disarankan untuk menghindari zoom 8x. Pasalnya, secara keseluruhan tekstur menurun, yang merupakan hal yang wajar untuk sebuah kamera ponsel tanpa kamera telefoto atau periskop. Kabar baiknya adalah exposure masih agak terlihat bagus meski tidak terlalu istimewa.
Ketika saya mencoba memotret melawan cahaya, fitur HDR menampilkan kualitas yang bagus. Berkat teknologi kecerdasan buatan (AI), ponsel ini langsung mengaktifkan fitur tersebut saat mendeteksi subjek yang membelakangi cahaya. Kebun teh beserta pohon lainnya terlihat hijau alami tanpa gangguan under-exposure. Bagian langit yang cerah dan sebagian tertutup kabut menampilkan exposure yang baik serta tekstur kabut yang jelas.
Kamera depan AQUOS Sense8 menawarkan performa warna yang bagus. Detail tekstur kebun teh di belakang menambah kesan ceria ketika digunakan untuk melakukan selfie. Meski ada sedikit gangguan over-exposure di bagian langit, secara keseluruhan saya menyukai hasil dari kamera depan ponsel terbaru dari Sharp ini.
Setelah puas memotret pada pagi hari, kini saatnya saya memotret dalam kondisi malam menggunakan ponsel tersebut. Kamera utamanya menyodorkan hasil yang cukup terang meski lampu penerangan hanya di pinggir jalan dan di seberang. Meski agak terpapar noise, garis-garis warna-warni gedung terlihat jelas tanpa gangguan over-saturated. Seluruh tulisan lampu di gedung dengan mudah dibaca, yang menandakan tidak ada gangguan blooming.
Kamera ultra lebar pada malam hari menampilkan hasil yang terang juga. Namun performa kamera utama terlihat lebih alami jika dibandingkan dengan kamera ultra lebar. Ada sebagian lampu jalan dan gedung yang menampilkan sedikit blooming. Meski demikian, warna gedung mal yang saya foto masih terlihat jelas.