Review Sharp Aquos V6 5G: baterai irit, kamera bagus
Seperti namanya, Sharp Aquos V6 5G memiliki konektivitas jaringan cepat 5G. Ini diperkuat dengan prosesor Qualcomm Dimensity 700.
Bisa dibilang saat ini konektivitas 5G sudah menjadi hal yang normal di Indonesia. Tentu saja, sekarang sudah banyak pabrikan ponsel yang menawarkan konektivitas 5G agar kualitas kecepatan internet lebih berkualitas. Salah satu pabrikan ponsel ini adalah Sharp.
Perusahaan asal Jepang tersebut belum lama ini mengumumkan ponsel 5G mereka dengan nama Sharp Aquos V6 5G. Perangkat ini masuk ke dalam kelas menengah yang memiliki beberapa fitur seperti NFC, refresh rate layar 90 Hz, konfigurasi tiga kamera belakang, dan masih banyak lagi. Prosesor yang digunakannya adalah Dimensity 700 dengan RAM 4 GB dan penyimpanan 128 GB.
Desain menarik
Kita mulai dari desain terlebih dahulu. Sharp menawarkan Aquos V6 5G dengan dua pilihan warna, yaitu ungu dan hitam. Baik warna ungu dan hitam pada ponsel ini keduanya cocok untuk pengguna pria atau wanita. Jadi, kalian bebas memilihnya sesuai selera.
Untuk bodinya sendiri, ponsel tersebut mengusung material polikarbonat. Selain itu, ada tekstur brushed yang bereaksi dengan cahaya sekitar sehingga terlihat lebih berkelas. Namun sayangnya bodi ini terasa agak licin ketika digunakan satu tangan. Kabar baiknya adalah bodi tersebut tidak terlalu berat sehingga rasa licinnya tidak terlalu mengganggu.
Modul kamera pada Sharp Aquos V6 5G yang menampung tiga unit lensa tidak terlalu berbentuk menonjol. Hal ini kemungkinan ketiga kamera itu tidak memiliki lensa telefoto dengan focal length yang cukup panjang. Pada bagian tepi ponsel dibuat agak berbentuk merata, dengan sedikit sentuhan melengkung di sudutnya. Alhasil, ponsel ini cukup nyaman digenggam.
Pada bagian sisi kanan, terdapat tombol daya dan tombol volume. Khusus tombol volume, ini terintegrasi dengan sensor sidik jari untuk keamanan tambahan. Pada sisi bawah, aka terlihat port audio 3,5 mm, lubang mikrofon, port USB-C, dan speaker. Sebagai catatan, Sharp menyediakan earphone dengan jack 3,5 mm dalam paket penjualan Aquos V6 5G. Dengan demikian, kamu dapat memanfaatkan port audio yang terintegrasi bersama ponsel.
Pada bagian sisi kiri, terdapat slot kartu SIM dan microSD. Slot ini mendukung kartu SIM ganda (5G + 4G). Perlu diingat bahwa slot kartu SIM dan microSD ini memiliki desain hybrid. Artinya, kamu hanya bisa memasukkan microSD ketika hanya menggunakan satu slot kartu SIM.
Pada bagian sisi atas, tidak ada port atau item lagi selain lubang mikrofon. Speaker pada ponsel ini hanya satu (di bagian sisi bawah), artinya tidak menampilkan suara stereo.
Ukuran layar ponsel berbobot 195 gram ini adalah 6,52 inci. Karena bukan masuk ke kelas atas, wajar jika layarnya hanya menggunakan panel LCD berbasis IPS. Saya merasa layar dengan resolusi HD+ (720 x 1.612 piksel) tersebut cukup terlihat di luar ruangan meskipun tidak terlalu istimewa. Namun, layar ini menawarkan refresh rate yang cukup tinggi pada 90 Hz.
Pada bagian tengah atas layar terdapat notch yang disebut Sharp sebagai ‘Vnotch’. Sudah ditebak notch ini adalah tempat kamera depan yang beresolusi 8 MP yang dapat digunakan untuk selfie atau panggilan video.
Kamera
Sebelumnya telah disebutkan jika kamera belakang Sharp Aquos V6 5G menawarkan tiga lensa. Kamera utama pada ponsel ini mengusung sensor beresolusi 50 MP. Kamera kedua ponsel ini memiliki lensa makro dengan resolusi 2 MP, sedangkan kamera terakhir adalah depth sensor beresolusi 2 MP untuk mendeteksi kedalaman layar belakang subjek.
Seperti kebanyakan ponsel modern, sistem kamera Aquos V6 5G dilengkapi dengan kecerdasan buatan (AI) yang mengubah secara mode pemotretan secara otomatis berdasarkan skema yang akan difoto, kemudian ponsel akan memberikan warna yang lebih cocok untuk skema yang terdeteksi.
AI pada kamera ini dapat mendeteksi berbagai skema seperti Blue Sky, Fireworks, Lawn, Plants, Street, Beach, dan masih banyak lagi. Pada keadaan cahaya cukup, AI pada ponsel berperforma cepat dan akurat.
Ketika saya memotret menggunakan kamera utama pada sore hari, hasilnya cukup memuaskan dengan penerapan AI yang akurat. Meski ada beberapa tekstur daun yang kurang terlihat tajam dan terdapat gangguan under-exposure pada pohon sebelah kiri, hasil keseluruhannya terlihat baik. Warna langit terlihat natural lengkap dengan bersama dengan warna subjek lainnya. Warna hijau pada daun pun tidak over-saturated.
Ada kalanya kita terpaksa harus memotret subjek yang membelakangi cahaya. Ini tidak terlalu menjadi masalah pada Aquos V6 5G. Pasalnya, warna yang dihasilkan tetap terlihat jelas tanpa gangguan under-exposure, termasuk warna pohon yang jauh berada di bawah matahari. Tekstur gedung yang menjulang tinggi masih terlihat. Bahkan, awan-awan tipis di dekat matahari masih terlihat jelas.
Salah satu dari ketiga kamera ponsel ini adalah depth sensor. Ini berguna untuk menampilkan efek latar belakang blur (bokeh). Terdapat aperture digital antara f/1.0 hingga f/16 untuk mengatur intensitas latar bokeh pada latar belakang subjek utama. Secara keseluruhan, hasil mode portrait terlihat bagus, sayangnya ada sedikit pencampuran subjek dan latar belakang pada pinggiran subjek.
Selanjutnya, saya memotret menggunakan kamera makro. Kamera ini memiliki lensa khusus sehingga memungkinkan kita memotret subjek dengan fokus dekat hingga 4 cm. Warna yang dihasilkannya cukup cerah tanpa gangguan over-saturated. Namun ada beberapa detail yang kurang tajam.
Kamera depan Aquos V6 5G memiliki resolusi 8 MP. Meskipun kamera ini tidak dilengkapi lensa depth sensor tambahan, tetapi masih bisa menampilkan hasil bokeh di belakang subjek. Hasil separasi subjek dan latar belakang cukup terlihat bagus untuk ukuran kamera depan meskipun ada sedikit pinggiran yang terganggu efek bokeh.
Sama seperti kamera belakang, hasil kamera depan ketika memotret selfie yang membelakangi cahaya terlihat bagus. Warna kulit wajah terlihat bagus tanpa gangguan porsi exposure yang berlebih. Selain itu, benda-benda di belakang subjek masih terlihat jelas beserta warnanya yang cerah. Jendela-jendela pada jarak yang jauh masih terlihat jelas juga.
Tidak ada opsi night mode untuk memotret kondisi malam hari yang dapat dipilih secara manual. Meski demikian, ponsel ini dapat secara otomatis menerapkan night mode ketika memotret lingkungan dengan minim cahaya. Meski terdapat sedikit flare dan gangguan blooming di area tertentu, hasil memotret malam menggunakan kamera Aquos V6 5G secara keseluruhan terlihat bagus dengan minim noise.
Performa
Sharp membekali ponsel Aquos V6 5G dengan prosesor MediaTek Dimensity 700. Dari segi spesifikasi, prosesor ini hadir dengan dua Cortex-A76 yang berjalan di kecepatan 2,2 GHz. Ini sudah lebih cepat dari apa yang ditawarkan di Dimensity 720. Terdapat juga enam Cortex-A55 dengan kecepatan 2,0 GHz.
System on Chip (SoC) tersebut dipadukan dengan RAM berkapasitas 4 GB. Untuk memori penyimpanan internal, ponsel dengan konsep Jepang itu memiliki kapasitas 128 GB. Dalam hal sistem operasi, perangkat ini berjalan di atas Android 12.
Agar dapat mengetahui performanya, saya menjalankan beberapa benchmark. Pertama, untuk mengetahui kemampuan Central Processing Unit (CPU) dan Graphics Processing Unit (GPU), saya menjalankan benchmark 3Dmark. Pengukuran ini juga akan sangat berguna untuk menilai, apakah ponsel akan enak dipakai untuk bermain atau tidak.
Dalam benchmark tersebut, Aquos V6 5G mencatat 3Dmark Sling Shot dengan 3553 poin. Sedangkan untuk pengujian Sling Shot Unlimited, ponsel tersebut mampu mengumpulkan nilai 3546 poin. Sebagai acuan, Sharp Aquos Sense4 Plus dengan prosesor Snapdragon 720G dan RAM 8 GB masing-masing memiliki nilai 3587 poin dan 3705 poin pada benchmark yang sama.
Pengujian sintetis berikutnya adalah PCMark. Benchmark ini digunakan untuk menilai seberapa andal perangkat untuk kegiatan sehari-hari. PCMark mensimulasikan aktivitas keseharian pengguna ponsel, seperti menjelajahi web, mengedit teks, serta mengedit gambar dan video. Setelah menjalani PCMark, nilai keseluruhan yang didapatkan Aquos V6 5G adalah 11504 poin. Sedangkan Aquos Sense4 Plus mencatat skor 8020 poin.
Seperti yang telah diketahui penyimpanan Aquos V6 5G adalah 128 GB. Untuk mengetahui performanya, saya menjalankan aplikasi PCMark Storage. Benchmark ini menguji seberapa cepat ponsel dapat menulis data ke memori atau sekadar membacanya. Secara keseluruhan, Aquos V6 5G mampu menoreh nilai 18606 poin. Pada kapasitas yang sama, Aquos Sense4 Plus mencatat nilai 13965 poin.
Keandalan prosesor ponsel dengan dimensi 164,46 x 75,5 x 8,9 mm tersebut diuji ketika menjalani benchmark Geekbench. Pada percobaan Single Core, prosesor mobile MediaTek Dimensity 700 mampu meraih skor 554 poin. Sedangkan untuk percobaan Multi Core, prosesor itu mendapatkan nilai sebanyak 1650 poin. Sebagai perbandingan, ponsel Aquos Sense4 Plus dengan prosesor mobile Qualcomm Snapdragon 720G masing-masing meraih angka 571 poin dan 1820 poin pada pengujian yang sama di Geekbench.
Tidak lupa saya juga menguji ketahanan baterainya saat ponsel menjalani berbagai macam kegiatan. Pertama, Aquos V6 5G diuji baterainya ketika digunakan untuk menonton secara streaming. Ketika saya menonton film streaming selama 30 menit, maka baterainya berkurang sebesar 4%. Sedangkan ketika saya menonton online selama 1 jam, maka energi baterai yang digunakannya adalah 7%,
Setelah menguji baterai dengan cara menonton streaming, sekarang saya ingin mengetahui seberapa besar daya yang diperlukan untuk ponsel merekam video. Seperti yang telah diketahui, saat ini banyak orang sering merekam video untuk keperluan konten di media sosial. Untuk 30 menit perekaman, Aquos V6 5G memerlukan baterai sebanyak 8%. Beralih ke 1 jam perekaman video, maka baterai yang terkuras adalah sebanyak 15%.
Tidak ketinggalan pula saya melakukan pengujian sintetis pada baterai Aquos V6 5G menggunakan PCMark Battery. Dengan kapasitas baterai 5.000 mAh, ponsel ini mampu bertahan selama 12 jam 55 menit pada benchmark tersebut. Sebagai catatan, Sharp Aquos Sense4 Plus dengan baterai 4.120 mAh mampu bertahan selama 16 jam 52 menit.
Setelah baterainya benar-benar habis, ini saatnya saja mencatat seberapa cepat pengisian daya baterai Aquos V6 5G. Sebagai informasi, ponsel ini hadir dengan kelengkapan charger berdaya 15 watt pada paket penjualannya.
Dari keadaan 0%, baterai ponsel ini terisi sebanyak 9% untuk pengisian selama 10 menit. Berlanjut ke pengisian selama 30 menit, ponsel ini terisi sebanyak 15%. Selang durasi 1 jam, maka baterai yang terisi adalah 28%. Berdasarkan catatan saya, baterai dari keadaan kosong menjadi 100% memerlukan pengisian selama 4 jam 27 menit. Artinya, proses pengisian baterai ponsel ini tidak terlalu cepat.
Kesimpulan
Sharp Aquos V6 5G bisa menjadi pilihan kamu ketika ingin membeli ponsel 5G, dan tentu saja untuk menikmati 5G yang optimal bergantung juga pada operator yang kamu gunakan. Ada pula beberapa fitur yang berguna pada ponsel ini, salah satunya adalah NFC. Ini memudahkan kamu mengisi uang elektronik di mana pun dan kapan pun secara mudah. Selain itu, NFC juga memungkinkan untuk memeriksa saldo di uang elektronik.
Di sisi lain, ponsel ini juga menawarkan warna yang bagus untuk hasil fotonya. Hal ini salah satunya dipengaruhi oleh AI yang akurat, meskipun ketika malam hari, AI ini memerlukan waktu sedikit lebih banyak untuk mendeteksi skema. Berbicara memotret malam hari, hasil yang diberikannya cukup terang dan minim noise.
Pada pengujian sintetis, baterai ponsel ini memang lebih cepat habis jika dibandingkan dengan kapasitas di bawahnya. Namun, pada penggunaan non-benchmark, baterainya cukup irit. Sayangnya Aquos V6 5G tidak dapat mengisi baterai dengan lebih cepat, jadi saya sarankan untuk tidak mengisinya ketika baterainya benar-benar habis. Harga untuk Sharp Aquos V6 5G adalah Rp3.499.000.