sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id poco
  • partner tek.id acer
  • partner tek.id samsung
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id telkomsel
Jumat, 19 Jul 2024 16:05 WIB

Review smart TV Infinix 43X5: Warna cerah dengan pengoperasian intuitif

Beberapa waktu lalu, perusahaan asal Tiongkok tersebut mendaratkan smart TV terbaru mereka ke pasar Indonesia, yaitu Infinix 43X5.

Review smart TV Infinix 43X5: Warna cerah dengan pengoperasian intuitif

Seperti yang kita tahu, sudah ada sejumlah pabrikan ponsel yang masuk ke kancah televisi pintar atau smart TV. Salah satu pabrikan ponsel yang mulai masuk ke dalam bisnis TV adalah Infinix. Beberapa waktu lalu, perusahaan asal Tiongkok tersebut mendaratkan smart TV terbaru mereka ke pasar Indonesia, yaitu Infinix 43X5. Sesuai nama yang dipegangnya, smart TV tersebut memiliki ukuran layar 43 inci.

Karena termasuk ke dalam jenis smart TV, maka tentu saja Infinix 43X5 dibekali sistem operasi untuk mengakses konten dan aplikasi di dalamnya. Perangkat ini berjalan di atas sistem operasi Android 11 dan dilengkapi dengan konektivitas Wi-Fi untuk menjelajah internet dan sebagainya. Resolusi layarnya adalah Full HD atau 1.920 x 1.080 piksel.

Desain & fitur

Kaki penyangga smart TV ini mirip seperti kebanyakan kaki penyangga di smart TV di kelasnya. Masing-masing kaki penyangga sangat mudah dipasang, hanya menggunakan sepasang baut untuk bagian kiri dan kanannya. Hal membuat yang smart TV buatan Infinix ini unik dibandingkan smart TV lainnya adalah bahwa kaki penyangganya bisa dipasang di ujung bawah TV maupun di bagian tengah. Ini memungkinkan kamu menyesuaikan ukuran meja tempat perangkat diletakkan.

Dari keempat bezel yang mengelilingi layar smart TV ini, ada tiga yang berukuran tipis. Ketiga bezel ini terletak di bagian kiri, kanan, dan atas. Bisa dibilang bezel yang tipis ini dapat menambahkan nilai estetika. Selain itu, bezel yang tipis dapat membantu agar menonton lebih fokus dan terkesan layarnya lebih luas.

Tetapi bezel bagian bawah tidak dirancang setipis bezel lainnya, mungkin ini dikarenakan agar logo Infinix dapat terpampang lebih jelas. Meski bezel bawah berukuran lebih besar, tetapi perusahaan tidak merancangnya dengan rancangan yang biasa-biasa saja. Pasalnya, bezel bawah memiliki desain dengan finishing aluminum-brushed.

Smart TV ini hadir untuk kelas entry. Jadi sangat wajar jika bodi belakangnya tidak terlalu tipis, apalagi pada bagian tengah dan bawahnya. Ketebalan di bagian belakang tengah TV adalah kompartemen untuk segala macam port atau konektivitas. Sedangkan bagian yang tebal di bawah adalah tempat untuk speaker.

Berbicara seputar konektivitas, terdapat sejumlah port untuk keperluan sambungan dari perangkat eksternal. Ini terdiri dari headphone jack, RJ45, Mini YpbPr (component), dan Coaxial Digital. Untuk konektivitas nirkabel, terdapat Wi-Fi 5 dan Bluetooth 5.0. Ada pun 3 HDMI yang salah satunya mendukung teknologi ARC (Audio Return Channel)

Saya menyukai remote control smart TV ini. Pasalnya ini menawarkan sejumlah tombol kontrol, termasuk termasuk tombol pintasan ke aplikasi YouTube dan Netflix. Tidak ketinggalan pula tombol pintasan cepat seperti Audio, Set, Input, dan sebagainya. Ini memungkinkan kamu mengatur kualitas gambar atau audio secara instan tanpa keluar dari aplikasi.

Remote tersebut terhubung via Bluetooth sehingga lebih responsif ketimbang menggunakan teknologi infrared. Kamu bisa mengakses Google Assistant via remote agar dapat mengontrol TV lewat suara. Mikrofon pada remote cukup sensitif sehingga dapat mendeteksi perintah secara tepat seperti membuka aplikasi, setel volume, dan masih banyak lagi.

Ada beberapa aplikasi bawaan yang sudah terinstal di Infinix 43X5, yaitu Netflix, Amazon Prime Video, Youtube, Youtube Music, Google Play Movies/Games. Untuk spesifikasi teknis, smart TV ini diperkuat dengan kapasitas RAM 1 GB serta penyimpanan internal sebesar 8 GB.

Performa

Panel layar yang dimiliki oleh Infinix 43X5 adalah LCD. Seperti yang kita tahu, panel LCD memerlukan lampu latar (backlight) LED lantaran tipe panel ini tidak memiliki piksel yang dapat berpendar sendiri layarnya layar OLED atau Micro LED.

Agar dapat melihat performanya, pertama-tama saya mengujinya dengan menjalankan benchmark HD HQV khusus untuk mencoba video processing. Dalam benchmark ini awal pengujian yang diberikannya adalah HD Noise Test. Smart TV besutan Infinix tersebut memiliki fungsi yang bernama Noise Reduction, yang terdiri dari tingkat Low, Medium, High, dan Auto.

Pada pilihan Noise Reduction ‘Low’, gangguan grain pada HD Noise Test dapat sedikit dihilangkan tetapi masih menyisakan gangguan noise. Setelah pengaturan saya tingkatkan ke tingkat ‘Medium’, gangguan noise memang sudah dapat dihilangkan tetapi ketajaman di layar sudah mulai menurun.

Sementara itu, ketika saya mencoba mengubah pengaturan Noise Reduction ke tingkat ‘High’, maka opsi ini menjadi terlalu agresif lantaran menghilangkan noise dengan mengorbankan ketajaman detail. Meski demikian, tidak ada gangguan smearing pada pilihan ini. Untuk pilihan ‘Auto’, ini mirip seperti ketika saya memilih opsi ‘Medium’. Setelah mengujinya, saya sarankan untuk memilih opsi ‘Low’.

Uji coba kedua pada benchmark tersebut adalah Video Resolution Loss Test. Pengujian ini berguna untuk mengetahui ketika TV menampilkan konten dengan frame rate 30 fps atau kelipatannya. Hasilnya adalah bahwa Infinix 43X5 mampu menampilkan gambar yang stabil tanpa gangguan flicker pada konten di layar.

Percobaan selanjutnya dari benchmark HD HQV adalah Diagonal Filtering Test, yang berfungsi seberapa baik prosesor layar untuk menampilkan objek berorientasi diagonal. Dengan resolusi Full HD (1.920 x 1.080 piksel) smart TV ini mampu menyodorkan garis miring yang mulus tanpa gangguan jagged atau berkerut pada sisi-sisinya pada area merah di pengujian (20-45 derajat).

Percobaan terakhir yang ada di benchmark HD HQV adalah Film Resolution Loss Test. Ini berguna untuk mencari tahu apakah Infinix 43X5 mampu menjalankan konten dengan frame rate 24 fps atau kelipatannya. Sayangnya, smart TV ini tidak berhasil menjalankan pengujian tersebut karena menampilkan gangguan flicker. Oleh karena itu, kemungkinan perangkat ini menampilkan gangguan judder ketika menonton film dengan frame rate 24 fps dengan panning kamera yang agak cepat saat perekaman film dilakukan.

Sebagai informasi, benchmark HD HQV hadir dalam bentuk kepingan Blu-ray. Dengan demikian, saya menjalankannya di perangkat pemutar Blu-ray via HDMI. Pemutar Blu-ray ini sebelumnya sudah saya atur dengan keluaran (output) interlace, bukan progresif. Tujuannya adalah agar proses pengujian yang ada benar-benar dilakukan oleh prosesor TV, bukan dari prosesor pemutar Blu-ray.

Selain menguji menggunakan benchmark, saya juga menjalankan konten non-benchmark untuk menguji kualitas gambar TV ini. Konten yang saya putar adalah film Avatar menggunakan pemutar Blu-ray.

Konten yang saya putar menampilkan pemandangan keindahan gunung dan hutan liar di film garapan sutradara James Cameron tersebut. Jika saya perhatikan dengan seksama, terlihat gangguan flicker pada daun-daun kecil di kejauhan. Meski demikian, gangguan tersebut tidak terlalu mengganggu. Performa yang membuat saya suka pada smart TV ini adalah keunggulannya dalam menampilkan warna jika dilihat dari samping. Warna cukup stabil, kualitasnya hanya menurun sedikit jika dilihat dari sudut layar lebar.

Ketika film menampilkan adegan malam di hutan planet Pandora, TV saya cukup puas dengan kualitas warna hitam yang disodorkannya. Hal ini dikarenakan oleh fitur Dynamic Contrast sehingga kontras yang didapatkannya cukup tinggi sehingga meskipun warna hitam terlihat pekat, tetapi detail hampir dapat ditampilkan semuanya. Intinya, hanya sedikit terjadi gangguan ‘black crush’ sehingga tidak terlalu menjadi masalah.

Dalam hal audio, Infinix melengkapi TV buatannya dengan speaker berkekuatan total 20 watt. Masing-masing channel kiri dan kanan dilengkapi dengan full-range speaker. Sayangnya, kualitas suara Infinix 43X5 tidak terlalu baik. Suara yang dihasilkan memang cukup lantang, tetapi secara keseluruhan suara didominasi oleh frekuensi tengah. Suara treble di volume tinggi akan menampilkan suara frekuensi rendah yang terdistorsi.

Suara separasi stereo yang saya dengar cukup lebar. Namun TV ini juga tidak mampu melakukan simulasi surround yang baik sehingga menonton film ber-genre action kurang terasa optimal. Sebenarnya TV ini menawarkan fitur ‘Surround Mode’ yang terdiri dari opsi ‘Pure Sound’ dan ‘Surround’. Namun sayangnya fitur ini hanya melebarkan suara saja, tidak melakukan surround sebagaimana mestinya.

Kesimpulan

Mengingat ini adalah smart TV terjangkau, maka dapat saya katakan kekurangan yang ada di Infinix 43X5 dapat dimaklumi. Lagipula, gangguan visual yang ada di TV ini tidak akan terlihat jika kamu tidak memperhatikannya dengan seksama. Dalam hal suara, performa yang diberikannya cukup kencang meski tidak semua frekuensi terdengar stabil saat tingkat volume tinggi.

Warna yang diberikannya juga bagus dan terang, serta cukup stabil meski dilihat dari sudut pandang lebar sehingga menjanjikan keseruan yang menarik jika digunakan untuk menonton bareng anggota keluarga. Banderol harga untuk Infinix 43X5 adalah Rp2.499.000. Dengan harga yang terjangkau ini, kamu dapat mengakses seluruh aplikasi atau konten yang tersedia di platform Android.

85
Infinix 43X5
 
Keunggulan
  • Warna cerah
  • Kontras bagus
  • Pengoperasian mudah
 
Kekurangan
  • Masih ada ruang untuk perbaikan surround
Share
×
tekid
back to top