Review Xiaomi 13T co-engineered with Leica, penantian yang terbayarkan!
Xiaomi 13T patut bikin pasar smartphone mid-range ketar-ketir kalau performa kamera yang ditawarkan benar-benar rasa kamera “Jerman” dan kinerja secara keseluruhannya mumpuni.
Setelah diluncurkan secara global di Berlin, Jerman, Xiaomi 13T dipastikan akan mendarat di Indonesia pada 3 Oktober mendatang. Ponsel digadang-gadang akan menciptakan animo besar, khususnya dari pegiat mobile photography, karena dibekali oleh sistem kamera ternama, yakni Leica.
Selama dua tahun terakhir, Xiaomi telah bermitra dengan Leica untuk menghadirkan pengalaman fotografi kelas atas pada jajaran ponsel flagship-nya. Namun, hadirnya Xiaomi 13T menandai seri T (yang diposisikan dalam segmen mid-range) pertama yang didukung oleh Leica.
Dengan perkiraan harga Rp6-8 jutaan, Xiaomi 13T patut bikin pasar smartphone ketar-ketir kalau performa kamera yang ditawarkan benar-benar rasa kamera “Jerman” dan kinerja secara keseluruhannya mumpuni. Untuk itu, baca ulasan lengkap kami berikut ini, setelah beberapa hari berkesempatan menggunakan Xiaomi 13T.
Desain
Xiaomi 13T terdiri dari tiga varian warna, yaitu Meadow Green, Black, dan Alpine Blue. Uniknya, varian warna terakhir memiliki material bodi belakang yang berbeda dari dua varian lainnya, yakni menggunakan vegan leather. Sementara warna hijau dan black menggunakan material dari kaca.
Secara visual, tentu saja Alpine Blue lebih menarik perhatian dan memiliki kesan yang lebih berkelas. Namun untuk penggunaan sehari-hari, ketakutan akan kotor pada bodi kulit sintetis tersebut tentu ada. Kebetulan, varian yang kami coba adalah Alpine Blue. Untuk mengatasi kekhawatiran tersebut, kami memanfaatkan casing yang terdapat dalam kotak penjualan.
Di bagian belakang Xiaomi 13T terdapat housing kamera yang terdiri dari tiga lensa dan satu lampu flash LED. Tidak ketinggalan, logo Leica untuk menandakan kamera ponsel tersebut dirancang oleh Xiaomi bersama Leica.
Dibandingkan dengan pendahulunya, bentuk housing kameranya berubah menjadi persegi. Ini lebih mirip dengan desain Xiaomi 13 yang juga didukung Leica, namun tidak masuk secara resmi ke pasar Tanah Air.
Sisi kanan Xiaomi 13T diisi dengan tombol volume dan tombol daya, sedangkan sisi bawah terdapat port USB-C, speaker, mikrofon, serta SIM tray untuk dua Nano SIM. Ponsel dibekali dual speaker, di mana speaker lainnya diletakkan di sisi atas. Selain speaker, ada juga IR blaster dan mikrofon.
Beralih ke bagian depan, Xiaomi 13T mempunyai layar CrystalRes AMOLED 6,67 inci. Sementara sisi kanan dan kiri bodi belakangnya didesain curved, bagian layar ponsel ini flat atau rata. Secara dimensi, ponsel memiliki tinggi 162,2 mm, lebar 75,7 mm, tebal 8,62 mm dan berat 193 gram.
Kamera selfie diletakkan dalam punch hole yang ukurannya lumayan minimalis. Jadi, tidak terlalu merusak visual layar. Sementara bezelnya standar, tidak terlalu tebal, tidak juga terlalu tipis.
Kamera
Kamera menjadi nilai jual utama pada Xiaomi 13T. Bagaimana tidak, dari luar kotaknya saja sudah ada logo Leica. Tetapi perlu diketahui, peran Leica di sini sebagai “penasehat” Xiaomi dalam merancang kamera Xiaomi 13T. Ada campur tangan Leica dalam perancangan kamera, namun Leica tidak menyematkan kameranya sendiri ke dalam ponsel ini.
Sebutan sistem kamera yang dirancang Xiaomi dan Leica untuk Xiaomi 13T adalah lensa Vario Summicron 1:1.9-2.2/15-50mm ASPH (Aspherical lens). Konfigurasi tiga kameranya terdiri dari Leica Ultra Wide Camera 12MP (15 mm) F/2.2, Leica Main Camera 50MP (24 mm) F/1.9 OIS, dan Leica Telephoto Camera 50MP (50 mm) F/1.9 2X optical zoom.
Menjawab pertanyaan di awal artikel ini, tampaknya ponsel merek lain sekelas Xiaomi 13T perlu waspada. Sebab, kamera ponsel dengan embel “Leica” ini memberikan pengalaman fotografi yang berbeda. Dua gaya fotografi khas Leica, yaitu Vibrant Look dan Authentic Look akan secara otomatis diaplikasikan pada setiap foto yang dijepret.
Ditambah lagi, watermark Leica membuat foto lebih terlihat eksklusif. Watermark Leica memiliki beragam jenis yang juga bisa dipilih setelah foto diambil, melalui fitur edit di galeri. Selain itu, ada juga enam filter Leica yang juga bisa diaplikasikan setelah foto diambil.
Terkenal dengan hasil foto monokromnya, kamu wajib mencoba filter Leica BW NAT dan BW HC. Sebab, warna hitam yang dihasilkan sangat pekat, beda kelas dengan filter-filter BW yang ada di ponsel pada umumnya, yang tidak “co-engineered with Leica.”
Fitur OIS dan HDR-nya juga berfungsi dengan baik, sehingga dapat menghasilkan foto yang minim blur dan pencahayaan yang baik di kondisi backlight ataupun minim cahaya.Sementara untuk mode Portraitnya, Xiaomi 13T menawarkan tiga jenis foto dengan focal length yang berbeda. Berikut ini hasil fotonya:
Fitur lain yang ada di kamera Xiaomi 13T adalah mode pro, documents, night, 50MP, panorama, slow-mo, short film, time-lapse, dan long exposure. Untuk perekaman videonya sendiri, ponsel mendukung resolusi tertinggi 4K 30 fps dengan HDR aktif. Terdapat fitur Teleprompter dan Steady Video untuk hasil video yang stabil.
Steady Pro tersedia untuk perekaman video dengan resolusi di bawah 4K, salah satunya 1080p 30fps. Hasil videonya stabil walaupun diambil sambil berlari, tidak ada jitter yang mengganggu, white balance-nya cukup mumpuni dan detailnya terbilang baik meskipun terlalu istimewa.
Sementara itu, hasil video resolusi 4K masih stabil meskipun tidak menggunakan fitur Steady dan warna yang dihasilkan pun masih oke. Detail dalam video tampak lebih tajam daripada resolusi 1080p. Namun untuk video malam dengan resolusi 4K banyak terjadi jitter.
Performa dan layar
Xiaomi 13T ditenagai oleh chipset MediaTek Dimensity 8200 Ultra. Ini merupakan chipset penerus dari yang digunakan Xiaomi 12T, yakni Dimensity 8100. Sebagai generasi terbaru, Dimensity 8200 Ultra diklaim mengalami peningkatan kinerja CPU dan GPU masing-masing 10%. Prosesor dipadukan dengan RAM LPDDR5 12GB dan penyimpanan internal 256 GB UFS 3.1.
Berdasarkan pengujian benchmark di Geekbench 6, Xiaomi 13T mendapatkan skor 1138 untuk single-core dan 3358 untuk multi-core. Dibandingkan pendahulunya, terdapat peningkatan signifikan untuk skor multi-core, namun tidak untuk skor single-core.
Sebagai informasi, Geekbench 6 menguji kinerja prosesor secara menyeluruh. Peningkatan juga ditunjukkan pada pengujian PCMark 3.0, yang juga menunjukkan kinerja ponsel untuk aktivitas sehari-hari.
Anehnya, hasil pengujian 3DMark, yang berguna untuk mengetahui kemampuan gaming pada ponsel, menunjukkan nilai yang sedikit lebih rendah dari pendahulunya. Kendati demikian, pengalaman bermain gim pada Xiaomi 13T masih terbilang mumpuni.
Gim Mobile Legend dapat dimainkan dengan pengaturan grafis tertinggi Ultra - Ultra. Namun untuk permainan yang lebih stabil, akan lebih baik dengan pengaturan grafis yang lebih rendah. Peningkatan suhu juga terjadi pada ponsel setelah durasi bermain gim hampir mencapai satu jam.
Meskipun masih terbilang normal, namun peningkatan suhu yang terjadi mungkin juga dipengaruhi oleh material vegan leather yang ada pada varian Alpine Blue ini. Seperti diketahui, material jenis ini bukanlah penghantar panas yang baik. Jadi jika Sahabat Tek lebih doyan mobile gaming, mungkin akan lebih baik memilih varian Black atau Meadow Green.
Layar Xiaomi 13T memiliki kecepatan refresh 144Hz. Ini tentunya lebih dari cukup untuk scrolling layar dan mobile gaming. Sementara touch sampling rate-nya mencapai 480Hz.
Ditambah lagi, tingkat kecerahan maksimum pada layar diklaim dapat mencapai 2600 nits, memungkinkan layar terlihat jelas meski berada di luar ruangan dengan kondisi terang.
Baterai dan IP68
Baterai Xiaomi 13T berkapasitas 5.000 mAh dengan dukungan pengisian cepat 67W. Sayangnya daya tahan baterai ponsel ini kurang maksimal dan peningkatan suhunya cukup terasa. Namun, kemungkinan ini karena bahan vegan leather yang digunakan pada varian Alpine Blue.
Sementara itu, pengisi daya 67W Turbo Charge dapat mengisi penuh daya kurang dari satu jam saja. Mengisi singkat 10 menit, dapat menambah 25% daya baterai.
Tidak ketinggalan, Xiaomi 13T dibekali fitur flagship IP68. Ini berarti, ponsel dapat bertahan di kedalaman air 1,5 meter selama 30 menit. Tapi, kami tidak menyarankan ponsel secara sengaja dibawa berenang atau berendam yaa.
Kesimpulan
Xiaomi 13T dibanderol Rp6.499.000, harga yang cukup mengejutkan untuk ponsel yang dibekali sistem kamera Leica. Kalau boleh kita kilas balik, dukungan kamera leica hanya hadir di jajaran ponsel flagship Xiaomi dan merek sebelah yang harganya diatas Rp7 jutaan.
Jadi, dengan budget Rp6 jutaan, pengguna sudah bisa merasakan pengalaman mobile fotografi dengan Leica dan fitur flagship IP68. Meski ada kekurangan seperti jitter dan shutter lag, tetapi kembali lagi ke harga yang ditawarkan, masalah tersebut seharusnya tidak perlu diambil pusing.
Sayangnya, kinerja ponsel berdasarkan pengujian sintetis kami menunjukkan skor yang lebih rendah dari pendahulunya, Xiaomi 12T. Masih harus dilihat lebih lanjut untuk mengetahui kinerja CPU maupun GPU secara detail dari ponsel ini.