Review Xiaomi RedmiBook 15 versi Intel Core i3
RedmiBook 15 -juga Realme Book dan Infinix InBook x1- bisa menjadi alternatif baru selain laptop buatan pemain lama, seperti ASUS, Acer, HP, Dell, Lenovo, dan lain-lain.
Kehadiran laptop Xiaomi RedmiBook 15 di Indonesia sejak 27 Juli lalu berhasil mencuri perhatian warganet. Hal tersebut agaknya wajar terjadi mengingat sebagian besar masyarakat masih bekerja, sekolah, kuliah, dan beribadah dari rumah. RedmiBook 15 -juga Realme Book dan Infinix InBook x1- bisa menjadi alternatif baru selain laptop buatan pemain lama, seperti ASUS, Acer, HP, Dell, Lenovo, dan lain-lain. Apalagi, ketiga laptop tersebut sengaja membidik kelas mainstream atau orang kebanyakan yang mencari laptop untuk menunjang kebiasaan baru, dengan harga di bawah Rp7 juta.
Jika Sahabat Tek termasuk orang yang sedang mencari laptop untuk pemakaian non-gaming, harga terjangaku, Xiaomi RedmiBook 15 adalah salah satu alternatif menarik. Mengapa demikian? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.
Desain
Selama periode bekerja dari rumah, beberapa teman meminta rekomendasi saya saat mereka hendak membeli laptop seharga Rp5-7 juta untuk kebutuhan sekolah anaknya. Entah kenapa, pabrikan laptop jarang sekali menyoroti secara khusus produk di rentang harga tersebut, walupun momentumnya sedang bagus sekali.
Saat akhirnya teman-teman membeli laptop yang saya sarankan, beberapa di antaranya mengaku puas. Namun, ada pula yang kecewa karena laptop yang dibelinya ternyata cepat rusak dan harus diperbaiki ke service center produk tersebut. Berangkat dari hal itu, saya mengulas RedmiBook 15 dengan seteliti mungkin agar bisa membantu teman-teman untuk mengambil keputusan, apakah ia cocok untuk kalian beli atau tidak.
Kesan pertama saya ketika memegang RedmiBook 15 adalah kualitas bodinya secara keseluruhan: solid dan sama sekali tak terlihat berbahan plastik murah. Untuk laptop yang harganya mulai dari Rp5,9 juta, RedmiBook berhasil memberi kesan lebih bagus dari yang seharusnya. Kedua, keberadaan kamera beresolusi 720p di bagian tengah atas cukup melegakan karena sangat penting untuk belejar atau bekerja. Saya sudah mencobanya untuk rapat melalui Zoom, dan hasilnya memuaskan.
Xiaomi sama sekali tak membuat fitur khusus di RedmiBook, sebagaimana kita melihat di ponsel pintar buatannya. Bisa dibilang, perwajahan dan aplikasi di RedmiBook sangat standar. Itu bukan berita buruk karena ekosistem Windows sudah sangat mapan, sehingga kita nyaris tak memerlukan fitur tambahan apa pun dari pemegang merek.
RedmiBook juga tak berpretensi menjadi MacBook dengan desain super minimalis. Kita tetap bisa menemukan fitur-fitur yang sudah biasa kita lihat pada laptop berbasis Windows. Di bagian kanan bodi, misalnya, ada colokan headphone/mic, pembaca kartu SD, colokan USB 2.0, colokan LAN RJ45, dan kensington lock.
Sementara itu, di bagian kiri terdapat colokan charger, 2 colokan USB3.0, dan HDMI.
Xiaomi meghadirkan RedmiBook 15 dengan layar seluas 15,6 inci beresolusi Full HD, bobot 1,9Kg, dan ketebalan 19,9mm. Lagi-lagi, ini ini bukan termasuk laptop yang berat di rentang harganya.
Performa
Xiaomi RedmiBook 15 yang saya pakai sekitar sebulan dilengkapi prosesor Intel Core i3 dengan fabrikasi 10nm, 2-core/4-thread, dan kecepatan 3GHz. Sementara itu, kartu grafisnya menggunakan Intel UHD Graphics, RAM 8GB, dan penyimpanan sebesar 256GB. Spesifikasi tersebut tidak terlalu istimewa. Namun, menurut hemat saya, sudah sangat cukup untuk sekolah atau kuliah online, dan mengerjakan tugas kantor yang tak membutuhkan komputasi terlalu tinggi.
Redmibook 15 menyediakan tiga mode performa yang sudah tak asing lagi buat kita yakni Silent, Balance, dan Turbo. Sahabat Tek bisa memilih mode yang sesuai kebutuhan menggunakan tombol pintasan FN + K. Kita bisa juga mengaturnya dari BIOS. Untuk masuk ke menu BIOS, Sahabat Tek bisa menekan dan menahan tombol F2 saat laptop sedang booting. Berdasarkan keterangan resmi di website Xiaomi, kecepatan prosesor RedmiBook bisa ditingkatkan dari 3GHz menjadi 4.1 GHz melalui mode Turbo. Untuk mengecek klaim tesebut, saya menguji RedmiBook 15 menggunakan PCMark dan 3DMark. Sahabat Tek bisa melihat hasilnya di bawah ini. Sebagai informasi, semua pengujian dilakukan di mode Turbo.
Berikut rincian performanya saat diuji dengan PCMark 10 Modern Office:
Hasil pengujian RedmiBook tersebut di atas tak bisa dibilang jelek jika kita membandingkan dengan laptop lain dengan harga yang tak jauh berbeda dengannya. Saya tak mencantumkan hasil benchmark laptop lain tersebut untuk menghindari perdebatan yang tak perlu, misalnya, keberatan beberapa pembaca karena saya membandingkan laptop yang tidak sekelas. Namun, jika penasaran, Sahabat Tek bisa melihat sendiri performa laptop Acer atau Lenovo di rentang harga yang sama.
Lalu, bagaimana dengan daya tahan baterainya?
Kapasitas baterai Redmibook 15 adalah 46Wh. Menurut pengukuran resmi Xiaomi, daya tahannya bisa mencapai 10 jam waktu kerja, dan pengisian daya hingga 50% dalam 33 waktu menit. Xiaomi mengukurnya dengan memutar video beresolui 1080p, kecerahan 150 nit, volume 50%, dan tak tersambung ke internet. Berdasarkan pengujian saya dengan skenario kecerahan 50%, WiFi tersambung ke internet, dan benchmark menggunakan PCMark 10 (meliputi mengetik dokumen, panggilan video, media sosial, browsing web), daya tahan baterai RedmiBook 15 adalah 6 jam 34 menit. Hasil tersebut sama sekali tak megecewakan karena artinya, daya tahan baterainya pasti lebih lama jika Anda bekerja secara offline.
Penglaman penggunaan
Saat memakai RedmiBook 15 untuk mengetik artikel, saya sama sekali tak memerlukan waktu untuk menyesuaikan diri dengan keyboard-nya. Keyboard laptop ini cukup enak dipakai, meskipun agak terasa keras di ujung jari, dan juga lebih tipis dari keyboard Predator 300 yang biasa saya pakai. Namun, feedback switch keyboard-nya cukup menyenangkan.
Satu-satunya kekurangan keyboard RedmiBook 15 adalah tampilannya yang tak full-sized dengan number pad. Ketiadaan number pad bukan hal besara bagi Sahabat Tek yang tak harus mengetik banyak angka setiap hari. Kondisi tersebut baru akan terasa tak nyaman bagi mereka yang berurusan dengan angka, misalnya, pekerja sektor keuangan atau administrasi.
Selama memakai RedmiBook 15, saya menggunakan mouse untuk navigasi, dan sesekali menggunakan touchpad yang cukup luas, yakni 126x82,66mm. Touchpad tersebut cukup akurat, dan tidak merespons sentuhan telapak tangan, sehingga pointer Anda tak akan berpindah-pindah secara tak sengaja.
Saya juga sempat menggunakan speakernya untuk rapat Zoom. Suaranya cukup keras dan jelas. Saya tak menggunakan speakernya untuk mendengarkan musik, dan memang tak pernah mendengarkan musik di speaker laptop mana pun. Anda bisa menebak alasannya: tak ingin mengganggu orang sekitar, dan suara headset pasti lebih enak.
Kesimpulan
Xiaomi RedmiBook 15 adalah laptop alternatif yang menarik untuk Anda pilih jika memang tak membutuhkan daya komputasi yang tinggi. Desainnya bagus, kualitas bodinya solid, dan performanya cukup untuk tugas-tugas ringan. Saya sendiri sudah memilih RedmiBook 15 untuk adik saya yang kuliah di Teknik Pertambangan.
Tentu saja, RedmiBook hanya akan dia gunakan untuk mengikuti kuliah daring, mencari bahan kuliah di internet, mengetik dokumen, menonton video, mengedit foto dan video dengan aplikasi bawaan Windows. Jika ingin menggambar di AutoCad, sudah pasti dia akan butuh laptop lain yang jauh lebih bertenaga, dan lebih mahal dari RedmiBook 15 ini.