Review ZenFone Max Pro M2 Indonesia, lebih bagus dari Mi 8 Lite?
Asus sudah resmi merilis ZenFone Max Pro M2 di Indonesia. Bagaimana hasil review-nya? Apa kekurangan dan kelebihannya?
Asus secara resmi merilis Zenfone Max Pro M2 di Indonesia hari ini, Selasa (11/12). Smartphone mid-range ini hadir sehari sesudah Realme merilis U1 yang menggunakan prosesor Helio P70. Saya sudah menguji Zenfone Max Pro M2 dan berikut kesan-kesan saya.
Desain membosankan
Tak ada yang menggugah dari desain Zenfone Max Pro M2. Bahkan, menurut saya, ia membosankan.
Asus masih mempertahankan desain pendahulunya, yakni Max Pro M1. Perbedaan yang paling mencolok hanya satu, yakni munculnya notch di bagian layar. Sisanya, hanya ukurannya yang mengecil beberapa milimeter saja.
Tekstur di tombol daya M2 pun dihilangkan. Mengapa? Saya pun tak tahu. Padahal, saya sangat menyukai adanya guratan di tombol daya M1. Dengan mudah saya dapat membedakan apakah tombol yang akan saya pencet tombol daya atau tombol volume.
Tingkat kemiripannya pun sangat membuat saya kesal. Mulai dari penempatan kamera ganda di sebelah kiri atas yang dijajarkan secara vertikal, pemindai sidik jari di bagian tengah belakang, bagian jack audio 3,5 mm di sebelah kiri bawah dan speaker di bagian kanan bawah perangkat. Semua di posisi yang sama.
Perubahan juga tak terlihat di bagian pengisian daya. Ada satu hal lagi yang berubah dari desain perangkat tersebut. Alih-alih kembali menggunakan warna mate, M2 menggunakan finishing glossy yang untungnya cukup kebal dari tanda sidik jari. Mereka pun ‘mewarnai’ logo Asus di bagian belakang menjadi warna silver. Yay!
Meski begitu, saya lebih menyukai tampilan casing belakang M2 dibandingkan M1. Garis antena di bagian belakang menghilang, yang membuat bagian belakang perangkat tersebut lebih elegan.
Setidaknya, dengan desain ini M2 tetap akan terasa nyaman digenggam. Meski begitu, finishing glossy membuat perangkat ini lebih licin saat digenggam, apalagi mereka yang tangannya sering berkeringat, seperti saya.
Tapi, hal ini bisa diakali kok: gunakan softcase.
Layar terasa lebar, namun tak lebar
Asus memutuskan untuk menyematkan notch di bagian atas layar Max Pro M2. Beberapa orang, termasuk saya, kurang menyukainya. Walaupun, tak sedikit juga yang menyukainya.
Meski mengganggu, tapi harus diakui bahwa screen-to-body ratio Max Pro M2 menjadi lebih besar. Menggunakan layar 6,3 inci, screen-to-body ratio dari perangkat ini mencapai 83 persen. Baik, tapi kurang mengesankan, mengingat semakin banyak smartphone dengan screen-to-body ratio yang kini mencapai 90 persen.
Untuk menjaga harga perangkat ini tetap terjangkau, perusahaan asal Taiwan ini menggunakan panel IPS. Mereka juga menggunakan resolusi 2280 x 1080 pixel alias Full HD+. Oh iya, layar ini memiliki rasio layar 19:9, yang membuat konten YouTube akan menghadirkan ‘pilar hitam’ di kedua sisi layar.
Pada saat saya mencubit layar untuk menghilangkan pilar hitam tersebut, gambar tidak terpotong oleh notch. Asus masih melindungi video dari potongan notch.
Perlindungan layar ZenFone Max Pro M2 semakin canggih. Asus menggunakan Gorilla Glass 6. Teknologi ini digadang-gadang memiliki ketahanan yang lebih baik dari generasi sebelumnya.
Menggunakan Max Pro M2 di luar ruangan pun tidak masalah. Layar yang memiliki kontras 1500:1 ini berhasil memanjakan mata saya, meski berada di bawah sinar matahari. Harus diakui, layar ini tak sebagus layar OLED lain.
Kamera
Hal mengejutkan yang saya temukan dari Max Pro M2 dibandingkan Max Pro M1 adalah resolusi kamera yang malah menurun. M2 memiliki konfigurasi kamera ganda 12MP + 5MP di bagian belakang. Sementara, M1 memiliki kamera 13MP + 5MP.
Di M2, salah satu dari dua kamera belakang memiliki aperture f/1,8 ditambah PDAF, sedangkan M1 salah satu dari dua kamera hanya memiliki aperture f/2,2 saja.
Meski begitu, hasil gambar kamera M2 memiliki kualitas yang lebih baik. Pasalnya, ia menggunakan peranti lunak terbaru yang lebih baik dari M1. Terlebih lagi, peranti lunak tersebut juga dilengkapi fitur HDR.
Beralih ke kamera depan, M2 mendapatkan perbaikan yang cukup baik. M2 memiliki kamera selfie sebesar 13MP. Dibandingkan dengan M1 yang hanya beresolusi 8MP, tentu hasilnya lebih baik.
Performa
Asus Zenfone Max Pro M2 diperkuat prosesor Snapdragon 660. Sebagai perbandingan, M1 masih menggunakan Snapdragon 636. Max Pro M2 juga hadir dengan tiga pilihan RAM dan dua pilihan penyimpanan. Pengguna dapat membeli smartphone ini dengan konfigurasi 3GB RAM dan 32GB ROM, 4GB RAM dan 64GB ROM, serta 6GB RAM dan 64GB ROM.
Selain akan diadu dengan pendahulunya, kami juga akan membandingkan M2 dengan Xiaomi Mi 8 Lite. Hasil pengujian Max Pro M2 sesuai dengan ekspektasi saya. Saya melihat peningkatan performa dibandingkan dengan Max Pro M1.
Sahabat tek bisa melihat performa M2 dibanding pendahulu dan pesaingnya di bawah ini.
Kami juga melakukan benchmark game. Metode yang kami gunakan adalah dengan bermain beberapa gim dan mengukur rata-rata FPS menggunakan aplikasi Game Bench.
Untuk tes kali ini, saya melakukan pengetesan di gim PUBG. Hasil pengujian ketiga perangkat tersebut nyaris identik. Dalam pengujian, saya mengatur grafik ke kualitas HD dengan pengaturan frame rate "High". Saya juga menggunakan style Realistic dan Anti-aliasing Enabled. Saya melakukan hal ini agar mendapatkan konsistensi hasil di ketiga perangkat.
Mengejutkan, dari hasil tess ini, saya mendapatkan hasil yang tidak saya kira. Ketiganya memiliki rata-rata frame rate yang sama, yakni di angka 26 FPS.
M1 mendapatkan skor minimal 17 FPS, disusul dengan Mi 8 Lite dan M2 dengan skor sama, yakni minimal 18 FPS. Tren ini pun kembali berulang di skor maksimum FPS. M1 mengantongi skor 28 FPS, sedangkan Mi 8 Lite 33 FPS. Adapun M2 berhasil unggul dengan 36 FPS.
M2 dibekali baterai sebesar 5.000mAh. Asus mengklaim, perangkat ini dapat digunakan hingga dua hari dalam sekali pengisian.
Saya sudah menguji klaim tersebut. Dan saya pun mendapatkan hasil yang sangat mengesankan. Dengan melakukan pengaturan cahaya di 80 persen, WiFi dan GPS on, serta aplikasi berjalan di background, hasil yang didapat pun cukup mengagumkan.
Sayangnya, saya tak bisa mengukur secara presisi menggunakan PCMark Battery Life karena selalu crash. Dalam sesi bermain gim PUBG selama satu jam, baterai M2 yang tadinya ada di angka 89 persen turun hanya ke angka 84 persen saja.
ZenFone Max Pro M2 untuk siapa?
Dari hasil tes yang saya dapatkan, ZenFone Max Pro M2 tampaknya memang ditujukan bagi mereka yang ingin mendapatkan smartphone terjangkau dengan performa yang cukup tinggi. Selain itu, perangkat ini juga memiliki daya tahan baterai yang sangat tinggi.
Kualitas kameranya pun sedikit membaik. Bagi Anda yang ingin membeli, Anda sudah dapat menemukannya di beberapa e-commerce. Harganya cukup murah, yakni Rp2,799 juta untuk versi 3GB RAM dan 32GB ROM, Rp3,199 juta untuk versi 4GB RAM dan 64GB ROM, serta Rp3,699 juta untuk versi 6GB RAM dan 64GB ROM.
Tetarik?