ROG Strix Hero Edition GL503VD, buat MOBA doang mah enteng
ROG Strix Hero Edition dirancang khusus buat gamer yang MOBA banget
Hanya berselang beberapa minggu lalu sejak Asus resmi meluncurkan dua ROG baru, redaksi Tek.id mendapat kesempatan untuk menjajal salah satu notebook gaming ROG Strix terbaru, yakni Hero Edition. Sekilas notebook ini tampil lebih ramping dan terlihat lebih ramai, tidak seperti saudara ROG sebelumnya yang tampil lebih bersih. Lantas, apa barunya sih ROG Strix Hero Edition ini?
Ringkas dengan riasan baru
Asus ROG Strix Hero sejatinya memiliki desain yang sekilas terlihat serupa dengan Asus ROG GX501 atau akrab disebut Zephyrus. Namun tentu saja ada beberapa poin yang membedakan keduanya, seperti pinggiran Strix Hero yang terlihat lebih dinamis dibanding Zephyrus yang tempil lebih mengotak.
Dari sisi tampilan ROG Strix Hero Edition terlihat lebih stylish karena disolek dengan kombinasi corak yang unik dibanding dengan ROG Strix Scar yang tampil lebih polos. Asus menampilkan corak "Mayan" beserta logo ROG di paruh atas cover, sedangkan di sisi bawah disapu corak seperti karbon. Versi ini memang terlihat lebih ramai dari segi desain, tidak heran mengingat seri ini ditujukan untuk gamer mid-range yang kebanyakan masih berusia muda. Usia yang masih menyukai tampilan yang ramai untuk menunjukan sisi gamer-nya.
Hadir dalam ukuran mainstream, notebook ini hampir tidak punya alasan untuk membatasi kelengkapan konektivitas. Untuk itu ia didukung oleh port koneksi yang terbilang lengkap, seperti kehadiran 5 buah port USB 3.1 di kanan kiri perangkat yang satu diantaranya adalah Type-C. Sisanya port 2-in-1 card reader dan port mDP 1.2 serta HDMI 2.0 untuk kebutuhan display juga tak ketinggalan.
Meski mengusung spesifikasi kelas atas tidak membuat notebook gaming milik Asus ini tampil sebesar Gaban. Justru Strix Hero tergolong notebook gaming yang ringkas. Strix Hero Edition memiliki panjang berkisar 38 cm dengan lebar 26 cm dan tebal berkisar 2,4 cm. Bobotnya saja hanya 2,5 kg, so masih cocok buat dibopong kemana-mana.
Pengalaman premium di segmen mainstream
Judulnya notebook premium, Asus tentu membekali lini ROG dengan berbagai fitur menarik. Mulai dari menyediakan shortcut pada keycap maupun tombol tambahan, software pendukung Asus Gaming Center, sampai kemudahan upgrade instan.
Ada empat buah tombol di luar keyboard bawaan yang berfungsi sebagai tombol pengaturan volume serta tombol untuk mengaktifkan fitur Gaming Center. Sepertinya tombol ini dipisahkan agar memudahkan untuk diakses kapan saja dengan cepat, tanpa harus menekan tombol Fn terlebih dahulu seperti fungsi shortcut yang diletakan pada jajaran tombol F1 hingga F12.
Selain menawarkan pusat pengaturan, Asus Gaming Center juga bisa menjadi media monitoring yang menampilkan status kecepatan dan suhu dari prosesor, memori dan GPU juga besaran bandwith yang didapatkan. Disini gamer bisa menentukan kapan harus meningkatkan intensitas putaran kipas atau andalkan mode Auto saja.
Demi memberikan pengalaman multimedia serta bermain gim yang optimal, ROG Strix Hero Edition mengusung layar berpanel IPS 15,5 inci. Layarnya memiliki resolusi 1920 x 1080 piksel dengan tampilan visual 20 persen lebih cerah serta sudah mendukung refresh rate hingga 120 Hz.
Meski sudah dibekali berbagai spesifikasi premium, Asus tetap memberikan opsi untuk meng-upgrade komponen. Panel di sisi bawah dapat dibuka untuk menambah jumlah DRAM yang sudah ada. Selain itu Anda juga dapat mengubah komposisi storage yang awalnya menggunakan HDD menjadi SSD.
Spesifikasi premium untuk kelas mid-range
Kembali pada awal bulan Februari kemarin dimana Asus meluncurkan dua varian ROG Strix terbaru yakni Scar dan Hero. Meski keduanya terlihat identik, namun baik Scar dan Hero dirancang untuk tipikal gamer yang berbeda. Scar lebih ditujukan untuk gamer FPS sedangkan Hero lebih ditujukan untuk gamer MOBA.
Asus ROG Strix Hero Edition GL503VD dibekali prosesor Intel Core i7-7700HQ, RAM DDR4 2400MHz SDRAM 8GB, grafis NVIDIA GeForce GTX 1050 (factory-overclocked by 100MHz) 4GB GDDR5 VRAM serta dukungan storage M.2 SATA3 128GB. Lantas bagaimana performanya? Berikut beberapa pengujian menggunakan beberapa aplikasi benchmark yang meliputi:
- 3DMark
- PCMark
- Cinebench R15
- Geekbench 3
- CrystalDiskMark
Hasilnya bisa dilihat dalam bentuk grafis dibawah ini:
Dota, Dota, Dota ...
Sesuai peruntukkannya, ROG Strix Hero Edition dirancang untuk memberikan pengalaman gim MOBA seperti Dota 2, RTS, juga RPG. Hal ini sudah cukup tercerminkan dari hiasan pada keycap yang dikelir berbeda pada tombol QWER yang memang menjadi ciri khas dari tombol untuk mengaktifkan skill di hero-hero Dota 2.
Dari pengalaman yang gak bisa dibilang singkat dengan beberapa round Dota 2, saya sempat menjajal beberapa tingkatan video dari yang paling rendah hingga pentok kanan. Hasilnya yah bisa dibilang nikmat banget.
Sedari awal saya langsung menjajal settingan Ultra menggunakan dukungan baterai, oh iya sebelumnya saya lupa menceritakan bahwa notebook ini ketika dihubungkan pada soket listrik maka ia akan otomatis masuk pada mode Extreme. Namun jika ia hanya mengandalkan daya baterai saja defaultnya akan berganti menjadi Standard.
Kembali pada setting pentok kanan atau Ultra, kami mendapati pengalaman bermain yang sedap-sedap nikmat. Selama beberapa kali bermain, kami hampir tidak mendapati gejala layar patah-patah. Rerata framerate-nya tercatat pada kisaran 87,49 fps dengan nilai framerate minimum dan maksimum pada 77 fps dan 93 fps.
Begitu juga ketika kami mencoba memainkan The Witcher 3 dengan pengaturan grafis tertingginya. Hasilnya memang tidak senikmat bermain Dota 2, karena kami mulai merasakan gejala layar yang tidak selancar ketika memainkan Dota 2. Rerata framerate yang kami dapatkan pun jauh dibawah taraf standar yakni 20,909 fps saja.
Cakep sih, tapi kok loyo
Bagaimanapun Asus ROG Strix Hero Edition menjadi mesin gim yang hebat dari Asus untuk awal tahun 2018 ini. Ia dirancang lebih dinamis untuk memenuhi kebutuhan gamer pada segmen mid-range yang membutuhkan notebook gaming yang mewakili gamer muda. Selain desainnya yang tampil kece, notebook ini juga memberikan kinerja yang cukup oke.
Berkat dukungan monitor dengan refresh rate 120 Hz pengalaman bermain gim memang terasa seru. Ini terbukti dari pengalaman kami memainkan gim MOBA populer yang terasa sangat lancar tanpa kendala. Selain itu dukungan sensasi surround dari speaker di sisi kanan dan kiri juga menambah seru pengalaman selama bermain gim meski tanpa bantuan headphone.
Namun dari semua keunggulan itu, notebook gaming tetaplah notebook gaming. Ia tidak akan bertahan lama jika hanya mengandalkan kekuatan baterainya saja. Pengalaman yang kami dapatkan, notebook ini hanya mampu bertahan pada kisaran angka 1 jam lebih beberapa menit saja. Baiknya tidak jauh-jauh dari soket listrik untuk benar-benar merasakan pengalaman yang paling seru.