Samsung Galaxy A50s, smartphone yang nyaman banget dipakai
Samsung Galaxy A50s hadir dengan sejumlah peningkatan dan fitur baru a la flagship. Secara keseluruhan, smartphone ini nyaman dipakai untuk kebutuhan sehari-hari.
Tahun ini, Samsung terlihat begitu produktif memberikan berbagai perangkat baru, terutama di seri A. Seri yang mulai digeser hingga ke entry level tersebut saat ini sudah memiliki sepuluh lini. Galaxy Seri A memang sudah meluncur selama periode Maret hingga September tahun ini.
Dari kesepuluh seri itu, tiga di antaranya merupakan seri upgrade dari versi yang sudah ada, seperti Galaxy A20s, A30s dan A50s. Kebetulan saat ini, meja redaksi tek.id kedatangan tiga perangkat terbaru itu. Namun untuk saat ini, saya hanya akan membahas Samsung Galaxy A50s terlebih dahulu.
Desain dipoles sedikit
Dilihat sekilas, hampir tidak ada perbedaan antara versi baru dengan versi yang sudah lebih dulu ada di Indonesia. Malahan, jika dilihat dari depan, kedua smartphone itu tampak identik. Tapi lain soal ketika saya membalik Galaxy A50s.
Di seri ini, Samsung memberikan tambahan corak baru. Samsung menyebutnya dengan Holographic Effect. Yang saya suka, kalau terkena cahaya, desain ini akan memantulkan kombinasi warna apik yang membuatnya terlihat semakin cantik.
Sisanya, semua tampak tidak berbeda. Tombol power dan volume masih berada di sebelah kanan. Ini menjadi pakem baru Samsung di Galaxy seri A. Buat saya, desain ini lebih nyaman ketimbang memisahkan tombol power dengan volume.
Di bagian bawah, ada slot jack audio 3,5mm, USB Type-C dan speaker yang saling berdampingan. Sementara di bagian atas, masih terdapat notch Infinity U untuk tempat bertenggernya kamera depan.
Bukan upgrade namanya kalau fitur yang ditawarkan masih sama. Kendati desainnya bak pinang dibelah dua, Samsung memberikan sejumlah fitur baru di Galaxy A50s. beberapa fitur yang dihadirkan Samsung, antara lain Edge Panel, dukungan Super Steady saat merekam video, dukungan NFC, dan peningkatan di sektor kamera utama dan depan. Oh iya, chipsetnya juga sudah ditingkatkan dari seri sebelumnya.
Performa meningkat
Jujur saja, saya mendapati adanya peningkatan performa pada Galaxy A50s. dibanding versi sebelumnya, smartphone ini hadir dengan chipset Exynos 9611, meningkat satu angka dari seri sebelumnya. Sementara itu, ada pula dukungan RAM 6GB dan memori internal sebesar 128GB.
Ada beberapa aplikasi yang saya gunakan untuk mencoba menguji performa Galaxy A50s ini. Untuk menunjukkan seberapa besar peningkatan performa yang didapatkan, saya akan coba sandingkan hasilnya dengan versi terdahulu yang sudah pernah di-benchmark.
Aplikasi pertama yang saya gunakan adalah 3DMark. Aplikasi ini digunakan untuk mengetahui seberapa baik performa chipset Exynos 9611. Seperti yang sudah disebutkan, chipset ini meningkat 1 angka dari seri sebelumnya.
Di versi ini, saya mendapati adanya peningkatan performa yang ditawarkan chipset Exynos 9611. Hasil pengujian Sling Shot menunjukkan skor 1510. Jumlahnya meningkat 322 poin dari hasil pengujian Galaxy A50. Sementara itu, peningkatan skor juga terjadi pada pengujian Sling Shot Extreme. Galaxy A50s berhasil mencatat skor 1315. Sementara pada versi terdahulunya, skor yang mampu diperoleh hanyalah 1241 saja.
Selanjutnya pengujian menggunakan aplikasi PCMark. Aplikasi ini akan mengukur seberapa handal Samsung Galaxy A50s ini menangani kebutuhan pengguna sehari-hari. Pengujian ini dilakukan mulai dari mengukur skor browsing hingga ke editing video.
Pengujian PCMark menunjukkan skor keseluruhan sebesar 5878. Skor tertinggi diraih dalam pengujian edit foto dengan skor 8663. Sementara secara itu performa video editing di smartphone ini hanya berjumlah sekitar setengah kali dari performa ketika mengedit foto, yakni 4790. Untuk lebih jelasnya, saya hadirkan hasil pengujian tersebut dalam bentuk grafik di bawah ini.
Pengujian lain saya lakukan dengan aplikasi AndroBench. Hal ini dilakukan untuk mengetahui ketangkasan memori dari smartphone ini. Hasil pengujian Androbench menunjukkan bahwa Galaxy A50s mampu mencatat kecepatan 486MB/s untuk pengujian Sequential Read, sementara kecepatan Sequential Write tercatat sebesar 191MB/s. Untuk urusan kecepatan Random Read, smartphone ini mencatat kecepatan 108MB/s dan kecepatan Random Write sebesar 127MB/s.
Untuk lebih mengetahui performanya secara real time, saya menjajalnya dengan menggunakan dua gim, yakni PUBG Mobile dan Call of Duty Mobile. Keduanya merupakan gim battle royale yang melibatkan banyak efek seperti ledakan, asap dan banyak pemain dalam satu frame.
Saat membuka gim PUBG Mobile, saya cukup terkejut mendapati kualitas grafis yang ditawarkan dalam gim ini. Samsung galaxy A50s sanggup menjalankan gim PUBG Mobile dengan grafis HDR dan Frame Rate Ultra. Secara default, saya mendapatkan pengaturan HD dan High di gim ini.
Secara gameplay, PUBG Mobile dapat dimainkan dengan nyaman. Saya tidak menemui kendala berarti ketika bermain menggunakan ponsel ini. Hanya saja, seperti yang sudah-sudah, saya harus beradaptasi dengan sensitivitas layarnya.
Sementara ketika bermain gim COD: Mobile, pengalaman bermain akan meningkat. Pasalnya, tidak seperti PUBG Mobile, gim ini terbilang lebih ringan dijalankan. Sensitivitas layarnya sangat mendukung gim battle royale ini. Grafisnya yang ringan pun membuat gim dapat berjalan dengan sangat lancar. Di gim ini, grafisnya bisa saya atur mentok ke kanan.
Kameranya menawan
Peningkatan yang diberikan Samsung bukan hanya di sektor chipset saja, tetapi juga di kamera. Masih hadir dengan tiga kamera belakang, smartphone memiliki konfigurasi kamera 48MP kamera utama, 8MP lensa utrawide dan 5MP depth sensor.
Saya sendiri cukup terkesan dengan performa kamera belakangnya. Dari beberapa pengambilan foto yang saya lakukan, kameranya terbukti mampu menangkap detail dengan baik. Reproduksi warnanya juga terbilang terjaga dengan sangat baik.
Lihat saja foto boneka yang saya ambil. Tekstur gambarnya masih terjaga dengan baik. Warna yang dihasilkan juga tampak hampir sama seperti ketika dilihat dengan mata telanjang. Memang ada sedikit peningkatan warna di sana, namun tidak terlalu berlebihan. Semuanya masih wajar-wajar saja. Pengambilannya detailnya pun dapat diandalkan. Meski hasil foto di-zoom berkali-kali, detailnya masih tetap terlihat.
Demikian juga dengan miniatur mobil yang saya potret. Sayang, karena bentuknya memanjang, kamera Galaxy A50s ini kesulitan untuk menentukan mana yang harus diburamkan. Tapi bagi saya masih wajar, mengingat jarak pemotretan yang saya ambil itu cukup dekat dengan objek foto.
Yang menarik adalah, latar belakang setiap foto yang saya ambil dapat diburamkan dengan sempurna. Setiap pinggiran objek foto tampak rapi dan tidak terkena efek buram dari kamera Galaxy A50s.
Hal berbeda saya dapati ketika memotret ke arah langit. Warna hijau memang masih terjaga dengan baik, namun terdapat keanehan pada pinggiran daun yang berbatasan dengan langit. Bagian langit itu tampak memutih di dekat pohon, kemudian berangsur-angsur normal ketika menjauh dari pohon. Hal yang sama terjadi ketika berada di dekat gedung atau objek foto lainnya. Tapi toh, semuanya masih dapat ditolerir, membuat kamera Galaxy A50s ini dapat diandalkan.
Samsung tidak memberikan opsi pengaturan fokus pada mode wide. Akibatnya, dalam posisi yang sama, boneka yang foto tampak buram. Sementara latar belakang tampak fokus dengan reproduksi warna yang baik. Distorsi masih bisa saya temukan pada bagian pinggir gambar.
Smartphone ini juga dibekali dengan stabilizer EIS, hasilnya cukup impresif. Penstabil gambar ini mampu meredam getaran ketika saya coba untuk merekam sambil berjalan. Walaupun tanpa EIS, kameranya cukup piawai meredam getaran yang sama.
Beralih ke kamera depan, saya kembali mendapati detail gambar yang baik. Itu dilakukan tanpa mengaktifkan HDR dan Beauty. Namun hasilnya tampak lebih kuning. Hal yang sama terjadi ketika saya mengaktifkan HDR dan Beauty di kamera depan. Warna kuning itu akan semakin kentara ketika memotret selfie dengan mode portrait. Meski begitu, detailnya masih tetap terjaga dengan baik. Hasil bokehnya pun masih bagus, walaupun pada beberapa titik, ada sejumlah kecil bagian pakaian yang ternyata terkena efek buram.
Nikmatnya pakai Edge Panel
Nah, salah satu fitur baru yang bisa dinikmati di smartphone ini adalah Edge Panel. Agak menarik juga melihat Samsung memberikan beberapa fitur yang sebenarnya ada pada smartphone flagship-nya ke seri menengah ini.
Fitur ini dapat diaktifkan melalui menu Settings. Di sini, saya dapat menambahkan hingga sembilan kategori di Edge. Fungsinya sama persis seperti yang saya temui di Galaxy S10 Plus. Posisinya dapat saya pindah ke atas atau bawah, juga ke sebelah kiri atau kanan layar smartphone ini. Sejauh pemakaian saya, fitur ini berguna untuk aplikasi yang sering saya gunakan, misalnya gim dan media sosial. Tidak cuma itu, menu ini memungkinkan saya mengaktifkan penggaris dari bagian Edge ini.
Untuk menutup tampilan Edge ini, saya dapat menekan tombol back atau home. Atau bisa juga dilakukan dengan mengetuk sisi layar yang tidak terkena Edge. padahal akan lebih menarik kalau Edge dapat ditutup dengan menggunakan gesture, misalnya swipe ke kiri. Tampak akan lebih intuitif. Oh iya, smartphone ini juga hadir dengan dukungan NFC. Fitur ini sebelumnya tidak terdapat di versi awalnya.
Kesimpulan
Dengan adanya beberapa fitur baru dan penigkatan spesifikasi, Samsung membanderol smartphone ini dengan harga lebih mahal dari pendahulunya. Saat ini, galaxy A50 s dengan RAM 4GB/ ROM 64GB dijual seharga Rp4.099.000. Kendati begitu, untuk penggunaan harian dan kebutuhan bermain gim, smartphone ini dapat diandalkan.
Tidak hanya itu, kehadiran Edge Panel, EIS dan fitur NFC menambah kenikmatan ketika menggunakan smartphone ini. Intinya, kenaikan harga ini masih sejalan dengan sejumlah fitur dan peningkatan yang ditawarkan Samsung.
Kalau kamu, tertarik memiliki Samsung Galaxy A50s ini?