Samsung Galaxy Note FE, terlambat tapi masih punya potensi
Meski versi lain dari Galaxy Note 7 ini muncul terlambat, ponsel pintar premium ini punya potensi untuk laris di kelas atas
Setiap hal yang datang terlambat selalu tidak menyenangkan. Apalagi hal itu adalah hal yang ditunggu-tunggu. Perlu strategi khusus untuk membuat semua yang terlambat, bisa dimaklumi orang lain.
Hal itu yang saya rasakan ketika Galaxy Note Fan Edition (FE) mampir ke redaksi Tek. Dalam keterangan resmi Samsung sendiri, yang bisa Anda baca di situs resmi Samsung, Note FE kurang lebih merupakan produk hasil olah ulang Note 7 yang gagal sebelumnya.
Seperti halnya janji yang terlambat datang, perlu satu langkah jitu agar orang lain menerimanya sebagai dengan baik. Samsung mengklaim telah merombak ulang teknologi baterai yang bermasalah dan menurunkan kapasitasnya menjadi 3.200 mAh.
Ketika Samsung meluncurkan produk ini ke pasaran, mereka juga legowo menurunkan harganya menjadi Rp8,499,000. Padahal biasanya harga seri Samsung Galaxy Note di atas 10 juta rupiah. Samsung Galaxy Note 8 terbaru resminya dijual Rp12,000,000.
Kinerja
Baterai tentu menjadi isu utama bagi ponsel pintar yang satu ini. Pertanyaan pengguna apakah dengan menurunkan kapasitas baterai, Kinerja Galaxy Note FE jadi seperti apa?
Setelah mengujinya, saya mendapati bahwa untuk mentenagai ponsel pintar penuh teknologi mutakhir seperti ini, memang butuh baterai cukup besar. 3.200 mAh tidak cukup untuk Galaxy Note FE. Selama pemakaian sehari-hari, baik dalam pemakaian normal maupun bermain gim dengan durasi yang lama, baterai Note FE lekas habis. Mengujinya dengan aplikasi PCMark for Android, baru ketahuan bahwa Note FE rata-rata mampu bertahan selama 7 jam 52 menit.
Selama pemakaian pun, kami tidak menemukan masalah apapun di sisi hardware. Praktis keluhannya hanya ketahanan baterai. Beruntung ada teknologi isi ulang cepat (fast charging) yang mampu mengisi ulang tenaga Note FE dari 0 ke 100 persen hanya dalam tempo satu setengah jam saja.
Saya lebih jauh lagi menguji pengalaman menggunakan Note FE dengan gim-gim mobile yang tengah popular. Kebetulan saya tengah ketagihan gim anyar Garena, Free Fire. Gim ini merupakan gim mobile sejenis PlayerUnknown's Battlegrounds (PUBG) baru yang mempertemukan 50 pemain secara online dalam satu arena pertempuran. Pada ponsel pintar kelas menegah, gim ini bisa tersendat-sendat jika spesifikasi dan jaringan internetnya kurang bagus. Pada Note FE, kendala yang saya temui di ponsel pintar lain, tidak saya temukan.
Hal ini mengindikasikan, Note FE memang memiliki modem yang baik untuk menangkap sinyal yang lebih baik. Di samping itu kartu grafis dan chipset di dalamnya membuat permainan berjalan lebih mulus.
Berikut ini perbandingan kinerja Galaxy Note FE dengan ponsel-ponsel premium yang lain.
Desain
Desain Galaxy Note FE serupa dengan desain bodi Galaxy Note 7. Artinya, Samsung Galaxy Note FE hadir dengan layar 5,7 inci berasio 16:9. Layar AMOLED Note FE tampil cerah dan mampu memproduksi warna dengan sangat baik.
Selain itu, Note FE memiliki jadi lebih tipis bila dibandingkan Galaxy Note 8. Memegangnya pun jadi lebih pas di tangan. Sementara tepian layar lengkungnya tidak terlalu mengganggu. Di layar lengkung Galaxy Note FE ini saya bisa membuat jalur pintas untuk menuju ke daftar kontak dan aplikasi favorit saya.
Tidak seperti Galaxy Note 8, Galaxy Note FE memiliki penempatan tombol dan fungsi yang menyesuaikan dengan desain bodi. Sebelumnya di Galaxy Note 8 saya menemukan sensor sidik jari ada di bagian belakang, berdempetan dengan kamera serta flash. Di Galaxy Note FE ini masih ada tombol home fisik yang sekaligus menjadi sensor sidik jari di dalamnya.
Kamera
Kamera Galaxy Note FE merupakan kamera kelas atas. Segala teknologi, baik hardware maupun software di dalamnya saling mendukung satu sama lain agar menciptakan pengalaman penggunaan yang berkelas.
Di sisi hardware, Samsung membenamkan teknologi Optical Image Stabilization (OIS). Dengan adanya teknologi ini, pengambilan gambar menjadi lebih stabil. Tambahan lagi, dalam software kamera Note FE ada Electronic Image Stabilization (EIS). Pengalaman mengambil gambar foto, apalagi video di Note FE jadi mudah, mulus, dan nyaris tidak terpengaruh getaran tangan.
Sayangnya, proses jepretnya sedikit agak lambat. Ini terasa ketika saya menjempret foto berkali-kali. Masalahnya ternyata ada pada software. Karena ketika beberapa minggu pemakaian, ada pembaruan dari Samsung sebesar 58MB. Pembaruan ini pun memperlancar proses pengambilan foto.
Saya menguji hasil foto kamera Note FE dalam kondisi cahaya terkontrol. Caranya, saya memfoto objek boneka dalam light box bercahaya cukup. Hasilnya, kamera belakang Note FE mampu menghasilkan gambar detail. Setelah saya amati lewat monitor laptop, foto hasil jepretan kamera belakang Note FE tetap mampu menampilkan serat-serat kain dan tipisnya rambut objek foto, walau kami lakukan pembesaran beberapa kali. Kendati begitu saya menilai, produksi warna foto yang dihasilkan kamera Note FE sedikit lebih kontras. Terlihat dari baju objek foto yang lebih cerah daripada warna aslinya.
Sementara kamera depan Note FE ternyata memiliki karakter sudut pandang lebar (wide angel). Kamera depan Note FE tampak mampu menghasilkan warna yang lebih jujur, meski detail gambar yang dihasilkan kamera depan tidak sebaik kamera belakang.
Nilai Jual
Galaxy Note FE menjadi pilihan yang memikat. Pasalnya, di harga Rp8,499,000 pengguna mendapatkan ponsel pintar setara dengan harga Rp10 juta ke atas. Bahkan kini di beberapa ecommerce, Note FE turun harga sampai Rp7,699,000 (Lazada Indonesia).
Sejauh ini masih sulit untuk menemukan ponsel pembanding dari merek lain. Beberapa ponsel pintar premium merek lain yang bisa bersaing seperti, Huawei Mate 10, iPhone 7 Plus, dan Mi Mix 2.
Kesimpulan
Semua pengalaman penggunaan dan teknologi kelas atas dari Samsung tidak ada yang dipangkas, kecuali daya baterai dan harga jual. Layak jadi best seller di kelas ponsel pintar premium.