Vivo V15 Pro: Jelas makin bertenaga
Vivo V15 Pro memiliki desain yang nyaris serupa dengan versi biasanya. Namun, Vivo V15 Pro hadir lebih trengginas.
Tiga minggu setelah Vivo merilis V15 dalam sebuah acara megah di Purwakarta, perusahaan ini langsung menghadirkan varian baru, yakni Vivo V15 Pro. Sesuai namanya, versi Pro ini punya spesifikasi yang lebih ciamik kalau dibandingkan versi yang “biasa”.
Sudah dua minggu saya menggunakan Vivo V15 Pro. Bagaimana kesan ketika menggunakannya? Simak ulasannya berikut ini.
Serupa tapi tak sama
Ketika melihat perangkat Vivo V15 Pro pertama kali, benak saya langsung tertuju pada Vivo V15. Dari sisi desain, hampir semua bagian tampak sama. Ketika dilihat satu persatu secara terpisah, mungkin tidak akan tampak perbedaannya. Tetapi kalau disandingkan, barulah terlihat kalau Vivo V15 Pro punya ukuran layar yang lebih kecil ketimbang versi biasanya.
Vivo V15 Pro yang saya gunakan mengusung layar AMOLED 6,39 inci. Membawa layar AMOLED, warna hitam di layar berhasil ditampilkan dengan pekat. Alhasil melihat layar berlama-lama terasa menyenangkan.
Kepekatan warna ini semakin memudahkan saya ketika mengakses layar Vivo V15 Pro. Kendati harus menggunakannya di tengah terik matahari, layarnya tetap terlihat jelas. Hal yang berbeda terjadi ketika saya mencoba memotret di siang bolong menggunakan Vivo V15.
Bezelnya memang masih kelihatan, tapi masih bisa ditolerir mengingat V15 Pro tidak memiliki notch. Seperti halnya versi pendahulunya, Vivo menyiasati hal tersebut dengan menggunakan kamera pop up. Posisinya pun identik dengan Vivo V15.
Kalau diperhatikan, di bagian atas layar hanya terdapat lubang speaker. Sensor yang biasanya bercokol dekat kamera depan dan speaker tidak tampak di sana. Hal ini dikarenakan sensor Vivo V15 Pro berada di balik layar. Itulah yang dijelaskan oleh Yoga Samiaji, Product Manager Vivo Indonesia ketika merilis Vivo V15 Pro.
Di sisi kanan, terdapat deretan tombol volume dan power. Sementara di sebelah kanan ada sebuah tombol untuk mengaktifkan Jovi, asisten pintar Vivo dan tentunya Google Assistant. Tombol-tombol tersebut terasa pas di tangan ketika hendak saya akses. Mudah mengenalinya sekalipun tidak melihatnya secara langsung. Saat ditekan kesan kokoh langsung terasa. Oh iya, tidak ada tombol navigasi fisik di Vivo V15 Pro. Semuanya digantikan dengan tombol virtual di layar.
Bentuknya secara keseluruhan memang mirip dengan V15, namun terdapat sejumlah fitur yang membedakannya dengan pendahulunya tersebut. Misalnya saja, di sektor keamanan biometrik.
Vivo V15 Pro dibekali dengan sensor sidik jari dan AI Face Acces.
Nah, di versi ini, sensor sidik jarinya terdapat di layar. Tetapi dari pengalaman yang saya gunakan, fingerprint-nya terasa kurang sensitif. Melenceng sedikit, layar tidak bisa dibuka. Namun di satu sisi, fitur ini menjanjikan keamanan lebih berkat hal tersebut.
Jujur saja, saya agak ragu menggunakan fitur Face Acces. Pasalnya kamera depan akan aktif naik dan turun ketika saya menjajalnya. Timbul kecemasan fitur ini bisa mempersingkat daya tahan pop up kamera depannya. Alhasil, saya tetap lebih memilih fingerprint sensor sebagai metode keamanan.
Tidak ada catatan yang mengatakan kalau Vivo V15 Pro mengantungi sertifikat semacam IP68 atau lainnya. Namun ketika SIM Tray dibuka, saya mendapati adanya segel karet. Asumsi saya, Vivo V15 Pro masih bisa menangani cipratan air dalam level tertentu, tapi tidak untuk direndam.
Satu hal yang menjadi masalah bagi saya, baik di versi ini maupun V15 adalah kamera belakang yang terlalu menonjol. Hal ini mengurangi kenyamanan ketika meletakkan ponsel di meja. Pasalnya ponsel akan bergoyang ketika saya harus mengakses fingerprint saat posisi ponsel menghadap ke atas.