sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id wd
  • partner tek.id samsung
  • partner tek.id acer
  • partner tek.id realme
Jumat, 12 Apr 2019 19:00 WIB

Vivo V15 Pro: Jelas makin bertenaga

Vivo V15 Pro memiliki desain yang nyaris serupa dengan versi biasanya. Namun, Vivo V15 Pro hadir lebih trengginas.

Tiga minggu setelah Vivo merilis V15 dalam sebuah acara megah di Purwakarta, perusahaan ini langsung menghadirkan varian baru, yakni Vivo V15 Pro. Sesuai namanya, versi Pro ini punya spesifikasi yang lebih ciamik kalau dibandingkan versi yang “biasa”.

Sudah dua minggu saya menggunakan Vivo V15 Pro. Bagaimana kesan ketika menggunakannya? Simak ulasannya berikut ini.

Serupa tapi tak sama

Ketika melihat perangkat Vivo V15 Pro pertama kali, benak saya langsung tertuju pada Vivo V15. Dari sisi desain, hampir semua bagian tampak sama. Ketika dilihat satu persatu secara terpisah, mungkin tidak akan tampak perbedaannya. Tetapi kalau disandingkan, barulah terlihat kalau Vivo V15 Pro punya ukuran layar yang lebih kecil ketimbang versi biasanya.

Vivo V15 Pro yang saya gunakan mengusung layar AMOLED 6,39 inci. Membawa layar AMOLED, warna hitam di layar berhasil ditampilkan dengan pekat. Alhasil melihat layar berlama-lama terasa menyenangkan.

Kepekatan warna ini semakin memudahkan saya ketika mengakses layar Vivo V15 Pro. Kendati harus menggunakannya di tengah terik matahari, layarnya tetap terlihat jelas. Hal yang berbeda terjadi ketika saya mencoba memotret di siang bolong menggunakan Vivo V15.

Bezelnya memang masih kelihatan, tapi masih bisa ditolerir mengingat V15 Pro tidak memiliki notch. Seperti halnya versi pendahulunya, Vivo menyiasati hal tersebut dengan menggunakan kamera pop up. Posisinya pun identik dengan Vivo V15.

Kalau diperhatikan, di bagian atas layar hanya terdapat lubang speaker. Sensor yang biasanya bercokol dekat kamera depan dan speaker tidak tampak di sana. Hal ini dikarenakan sensor Vivo V15 Pro berada di balik layar. Itulah yang dijelaskan oleh Yoga Samiaji, Product Manager Vivo Indonesia ketika merilis Vivo V15 Pro.

Di sisi kanan, terdapat deretan tombol volume dan power. Sementara di sebelah kanan ada sebuah tombol untuk mengaktifkan Jovi, asisten pintar Vivo dan tentunya Google Assistant. Tombol-tombol tersebut terasa pas di tangan ketika hendak saya akses. Mudah mengenalinya sekalipun tidak melihatnya secara langsung. Saat ditekan kesan kokoh langsung terasa. Oh iya, tidak ada tombol navigasi fisik di Vivo V15 Pro. Semuanya digantikan dengan tombol virtual di layar.

Bentuknya secara keseluruhan memang mirip dengan V15, namun terdapat sejumlah fitur yang membedakannya dengan pendahulunya tersebut. Misalnya saja, di sektor keamanan biometrik.

Vivo V15 Pro dibekali dengan sensor sidik jari dan AI Face Acces.

Nah, di versi ini, sensor sidik jarinya terdapat di layar. Tetapi dari pengalaman yang saya gunakan, fingerprint-nya terasa kurang sensitif. Melenceng sedikit, layar tidak bisa dibuka. Namun di satu sisi, fitur ini menjanjikan keamanan lebih berkat hal tersebut.

Jujur saja, saya agak ragu menggunakan fitur Face Acces. Pasalnya kamera depan akan aktif naik dan turun ketika saya menjajalnya. Timbul kecemasan fitur ini bisa mempersingkat daya tahan pop up kamera depannya. Alhasil, saya tetap lebih memilih fingerprint sensor sebagai metode keamanan.

Tidak ada catatan yang mengatakan kalau Vivo V15 Pro mengantungi sertifikat semacam IP68 atau lainnya. Namun ketika SIM Tray dibuka, saya mendapati adanya segel karet. Asumsi saya, Vivo V15 Pro masih bisa menangani cipratan air dalam level tertentu, tapi tidak untuk direndam.

Satu hal yang menjadi masalah bagi saya, baik di versi ini maupun V15 adalah kamera belakang yang terlalu menonjol. Hal ini mengurangi kenyamanan ketika meletakkan ponsel di meja. Pasalnya ponsel akan bergoyang ketika saya harus mengakses fingerprint saat posisi ponsel menghadap ke atas.

Kameranya juara

Vivo menyematkan tiga kamera belakang di perangkat Vivo V15 Pro. secara teknis, spesifikasinya cukup menggiurkan, yakni 48 MP f/1.8, 8 MP f/2.2 ultra wide angle dan 5 MP f/2.4 depth sensor.

Untuk diketahui Vivo menggunakan sebuah teknologi yang bernama Quad Pixel di kamera 48 MP-nya. Maksudnya, kamera Vivo V15 Pro akan menangkap gambar dengan jumlah piksel sebanyak 48 juta piksel. Kemudian gambar tersebut akan dijahit kembali per 4 piksel. Terciptalah gambar dengan ukuran 12 MP tetapi memiliki detail dan kepekaan pencahayaan yang lebih baik ketimbang 12 MP biasa.

Saya sendiri diberi pilihan untuk mengaktifkan kamera 48 MP ini secara manual. Hasilnya tidak berbeda jauh. Namun ukurannya lebih besar ketimbang foto yang menggunakan Quad Pixel tadi.

Bicara soal hasil kamera, ada beberapa mode yang ditawarkan Vivo. Setidaknya ada mode auto, pro, panorama, night, AI Beauty, video dan AR Stickers. Tak hanya itu, ada fitur super wide angle, bokeh serta portrait light effect yang bisa digunakan untuk menunjang hasil foto selfie.

Reproduksi warna yang dihasilkan Vivo V15 Pro mampu dihasilkan dengan baik. Demikian pula dengan detail kecil yang muncul dalam frame. Hasilnya tidak jauh berbeda ketika saya beralih untuk memotret menggunakan kamera 48 MP.  Detailnya masih bagus dengan reproduksi warna yang menyenangkan untuk dipandang.

Dalam jarak tertentu, tanpa menggunakan fitur bokeh pun latar belakang foto dapat diblur dengan baik. Namun performa bokehnya akan semakin tampak ketika saya mengaktifkannya.

Untuk ukuran sebuah smartphone, bokeh yang ditampilkan terbilang rapi. Hasilnya cukup memberikan kesan kedalaman gambar yang baik. Namun dalam beberapa kali percobaan, saya mendapati bahwa bokeh di bagian rambut kurang dapat dieksekusi dengan baik. Di beberapa area, helaian rambut justru terkena efek bokeh. Sementara bagian lain menunjukkan hasil yang cemerlang.

Waktu saya menjajal fitur super wide angle di Vivo V15, hasilnya memang bagus, namun ada beberapa blur yang terdeteksi di sudut-sudut gambar. Tetapi di Vivo V15 Pro hal itu justru tidak muncul. Saya mendapati ada peningkatan yang terjadi di fitur super wide angle. Intinya, kekecewaan saya terobati di Vivo V15 Pro ini.

Nah, salah satu yang juga baru hadir di Vivo V15 Pro adalah night mode. Hasil foto malamnya mampu meningkatkan kecerahan gambar. Sayangnya ada beberapa detail yang dikorbankan pada mode ini. Pasalnya ISO yang digunakan termasuk tinggi, rata-rata dibilangan 800 hingga 1600 sehingga membuat foto kehilangan detail.

Warna langit malam pun cenderung berubah ke abu-abu. Cahaya lampu masih agak menyebar. Itu pun sudah direduksi oleh mode malam tersebut. Tetapi bagian foreground menjadi lebih jelas secara keseluruhan, walaupun ketika di-zoom barulah terlihat kalau detailnya semakin berkurang.

Sebenarnya tanpa bantuan night mode, AI Scene Recognition akan secara otomatis mengenali scene malam. Hasilnya bervariasi. Ada yang tidak berbeda jauh, dan sebaliknya. Tapi saya mengapresiasi bagaimana Vivo V15 Pro menawarkan fitur night mode yang sebelumnya tidak terdapat di Vivo V15.

Selfienya makin cetar

Beralih ke kamera depan, ada kamera pop up dengan resolusi 32 MP f/2.0. Resolusinya masih sama dengan kamera depan di Vivo V15 versi biasa. Vivo mendedikasikan mode khusus bernama AI Beauty untuk menangani selfie. Di mode ini, saya dapat mengatur banyak parameter, mulai dari tonal kulit, tektur wajah hingga ke bentuk mulut. Ada tingkatan dari 0 - 100 untuk semua parameter.

Di pengaturan default saja, selfie yang dibuat menampilkan gambar yang halus. Halus di sini maksud saya adalah pengurangan detail agar hasil foto tampak lebih bagus. Pori-pori wajah hampir tidak kelihatan saking halusnya gambar yang dihasilkan.

Selfie-nya sendiri bisa dilakukan di mode auto. Hasilnya tampak lebih realistis ketimbang fitur AI Beauty. Hasilnya memang tidak sehalus AI Beauty, tetapi detailnya diakomodasi dengan lebih baik di mode auto. Pori-pori tampak lebih jelas, pun juga dengan rambut halus di sekitar dahi dan wajah. Selfie ini bisa makin dipercantik dengan sejumlah filter dan fitur portrait light effect.

Ganas lahap kebutuhan sehari-hari

Dalam hal penyimpanan internal V15 Pro mengantungi kapasitas 128 GB. Kapasitas ini tergolong sangat lega untuk ukuran smartphone. Untuk mengetahui seberapa andal performa kecepatannya, saya mengandalkan benchmark AndroBench. Setelah menjalankan aplikasi tolok ukur tersebut, V15 Pro menoreh kecepatan Sequential Read dengan 299 MB/s, angka ini agak di bawah Vivo V15 yang pernah saya uji beberapa saat lalu (310 MB/s). Sebagai catatan, V15 tersebut mengantungi kapasitas 64 GB.

Dalam hal Sequential Write, V15 Pro mampu menghadirkan kecepatan 188 MB/s. Seperti yang diketahui, ‘Sequential’ adalah kondisi di mana baca atau tulis menggunakan sistem yang berurutan. Misalnya, membaca/menulis satu file berukuran besar maupun kecil.

Masih membicarakan performa kapasitas penyimpanan, V15 Pro memiliki kecepatan 70 MB/s dalam hal pengujian Random Read. Sementara itu, smartphone yang mengusung RAM 6 GB ini menoreh 60 MB/s untuk Random Write. Random Read atau Write adalah kondisi di mana ROM V15 Pro secara acak mengakses blok memori. Kondisi ini terjadi ketika smartphone sedang memindahkan maupun membaca banyak file, terutama dengan beragam kapasitas.

Ketika saya meng-copy sekumpulan file dengan total kapasitas 1,7 GB ke V15 Pro, waktu yang diperlukan untuk menuntaskannya adalah 3 menit 46 detik. Saya pun penasaran untuk melakukan hal yang sama tetapi menggunakan satu file berukuran besar (1,7 GB). Hasilnya adalah menghadirkan durasi yang lebih cepat, yaitu 1 menit 2 detik.

Aplikasi selanjutnya yang saya jalankan pada V15 Pro adalah Basemark OS II guna mengetahui seberapa unggul ketika smartphone dengan prosesor Qualcomm Snapdragon 675 tersebut menangani pekerjaan seperti browsing internet, mengolah grafik, dan sebagainya.

Berdasarkan benchmark tersebut, pengujian System menawarkan angka 6214. Ketika menghadapi pengujian oleh Graphics dan Web, masing-masing skor yang dihadirkan adalah 2431 dan 1244. Sedangkan skor keseluruhan (Overall) yang ditampilkan V15 Pro adalah 2932. Oleh karena itu, di sini angka yang diberikan agak lebih tinggi jika dibandingkan dengan V15.

Sekilas tentang system on chip (SoC) Snapdragon 675. Prosesor mobile ini secara resmi hadir beberapa bulan lalu, atau tepatnya Oktober 2018 yang merupakan penerus dari Snapdragon 660. Qualcomm mengklaim prosesor ini ditujukan khusus bagi para vendor yang ingin membuat smartphone gaming, serta smartphone fotografi dengan harga terjangkau.

Snapdragon dirancang untuk memberikan pengalaman bermain dengan frame rate tinggi. Qualcomm juga menyematkan CPU Kyro dengan GPU Adreno. Teknologi ini diklaim mampu mengurangi gangguan saat bermain gim hingga 90 persen.

Tidak lupa saya menjalankan aplikasi 3DMark untuk mengetahui seberapa baik performa SoC Snapdragon 675 di V15 Pro. Percobaan Sling Shot Extreme dapat diraihnya dengan angka 1166, sedangkan Sling Shot Unlimited berhasil mengumpulkan 1883. Sebagai catatan, V15 mampu menghadirkan angka 1284 untuk Sling Shot Extreme, dan 1775 untuk Sling Shot Unlimited.

Melangkah ke pengujian aplikasi PCMark, smartphone terbaru keluaran Vivo ini mengantungi nilai benchmark secara keseluruhan dengan 7750 poin. Untuk perbandingan, V15 mampu menghadirkan nilai keseluruhan (Overal) 7818.

Menurut aplikasi, performa pengeditan video (Video Editing) V15 Pro memiliki nilai 5789 poin, sedangkan V15 memiliki skor agak lebih tinggi dengan 5904 untuk pengujian yang sama. Performa pengeditan foto memiliki angka 14156 dalam menjalani pengujian Photo Editing. Sekali lagi, V15 versi standar mampu menampilkan skor lebih tinggi dengan 14523.

Tak ketinggalan, saya sempat menjajal Vivo V15 Pro untuk menjalankan gim yang tergolong berat. Setidaknya saya memainkan gim PUBG Mobile dan Asphalt 8 di perangkat ini.

Pengalaman bermain PUBG Mobile di Vivo V15 Pro sangat memuaskan. Dukungan layar AMOLED dengan kontras yang tinggi membuat permainan menjadi menyenangkan. Tak hanya itu, ketika pertama kali memainkan PUBG Mobile di Vivo V15 Pro, sistemnya langsung menyarankan pengaturan grafis yang tinggi.

Gim berjalan dengan sangat mulus tanpa ada kendala lagging sama sekali. Rupanya dukungan Snapdragon 675 membawa peningkatan yang sangat signifikan pada perangkat ini. Detailnya baik karena dimainkan pada grafis tinggi.

Kendala yang kerap terjadi di gim PUBG Mobile adalah ketika banyak pemain bertemu dalam satu tempat. Ponsel harus bekerja sedikit lebih keras dalam merender gambar. Apalagi ketika banyak granat dan bom asap yang dilemparkan. Biasanya gejala lag akan terjadi. Tapi hal itu tidak tampak pada Vivo V15 pro.

Gim kedua adalah Asphalt 8. Kendati ada versi barunya, namun versi ini cukup membutuhkan kinerja prosesor yang tinggi agar gim dapat berjalan dengan lancar. Setali tiga uang, gim balapan ini berhasil dijalankan dengan sangat mulus. Bagian slow motion dieksekusi dengan mulus.

Sayangnya, temperatur Vivo V15 Pro mudah menghangat ketika digunakan bermain, apalagi dalam waktu yang lama. Suhu itu terkonsentrasi di area dekat kamera belakang. Prosesornya memanas ketika dipaksa bermain gim dalam durasi yang cukup panjang.

Untungnya, suhu tersebut masih dapat saya toleransi. Setidaknya jari saya masih nyaman menempel di bodi belakang Vivo V15 Pro. Kesan saya, bermain gim di Vivo V15 Pro menjanjikan pengalaman yang menyenangkan.

Oh iya, bicara soal performa, baterai berkapasitas 3700 mAh dibekali dengan teknologi Dual-Engine Fast Charging. Setidaknya butuh waktu sekitar 1,5 hingga 2 jam untuk mengisi seluruh daya baterai Vivo V15 Pro.

Jovi si asisten pintar

Sebelumnya sudah saya sebutkan kalau Vivo V15 Pro juga dibekali dengan tombol yang didedikasikan untuk mengaktifkan Jovi dan Google Assistant. Tekan sekali, Jovi akan memindai layar, kemudian menampilkan saran belanja sesuai dengan tangkapan layar tersebut. Sementara tekan dua kali akan mengaktifkan Google Assistant.

Jovi sebenarnya cukup berguna, terutama ketika Vivo V15 Pro yang saya gunakan tidak memiliki aplikasi Google Lens. Sayangnya dalam beberapa kesempatan, Jovi gagal mengenali objek. Hal ini sebenarnya sudah terjadi pada Vivo V15 dan tampaknya belum ada kemajuan yang cukup memadai di sektor ini. Maklum saja, rilisnya hanya terpaut tiga minggu di Indonesia.

Jovi ini juga dapat diaktifkan melalui menu kamera. Fungsinya sebenarnya sama, namun dengan proses yang sedikit berbeda. Jovi bisa diaktifkan dengan menekan ikon berwarna biru di sebelah kiri dalam menu kamera. Hasilnya, tetap terkadang gagal mengenali objek tertentu. Meskipun dalam beberapa kondisi, Jovi mampu menjalankan tugasnya dengan baik.

Kesimpulan

Vivo V15 Pro jelas menawarkan pengalaman yang lebih kaya ketimbang versi V15, terutama di sektor kamera. Kehadiran night mode patut diapresiasi, demikian pula dengan sensor in-display fingerprint dan Face ID Acces, yang membuat ponsel ini semakin terlihat berkelas.

Seperti halnya di Vivo V15, kameranya sukses membuat saya ketagihan motret, apalagi ponsel ini menawarkan detail gambar yang lebih baik. Fitur super wide angle jelas mengalami peningkatan dari versi sebelumnya.

 
Vivo V15 Pro
Bagus ...
  • Performanya gesit
  • Detail foto tampak jelas
  • Ada Night mode dan peningkatan SUper Wide Angle
Kurang ...
  • Bodi mudah hangat
  • Desain housing kamera belakang yang mengganggu
Share
×
tekid
back to top