sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id acer
  • partner tek.id wd
  • partner tek.id wd
  • partner tek.id wd
  • partner tek.id wd
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id samsung
Jumat, 05 Jan 2018 08:10 WIB

2018, ekonomi Asia Pasifik bergantung pada teknologi

Kawasan Asia Pasifik dan Jepang akan jadi pusat teknologi baru seperti, AI, AR, VR, IoT dan cloud.

Kamis (4/1), hasil riset dari Dell Technologies dan Institute for the Future (IFTF), menemukan dampak dan implikasi teknologi terhadap masyarakat dan ekonomi. Riset ini memprediksi bahwa ekosistem ekonomi, tengah memasuki era hubungan antara manusia dan mesin. 2018 sampai 2030 nanti, manusia dan mesin akan bekerja sama lebih erat lagi dan mengubah hidup semua orang.

Teknologi-teknologi baru seperti artificial intelligence (AI), augmented reality (AR), virtual reality (VR), internet of things (IoT), dan cloud computing, mampu meningkatkan dan mempercepat perubahan tersebut. Dell Technologies membahas sejumlah prediksi yang akan terjadi.
 
AI akan mengambil alih ‘tugas berpikir’

Dalam beberapa tahun ke depan, artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan akan mengubah cara kita saat mengolah data. Dunia usaha mulai memanfaatkan AI untuk melakukan “tugas berpikir” berbasis data. Riset Dell dan IFTF menyebutkan, Kawasan Asia Pasifik dan Jepang, memimpin inovasi dalam teknologi di bidang ini.

Selain mengambil alih pekerjaan manusia, AI juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru misalnya, akan ada tipe profesional TI baru yang tugasnya khusus pada pelatihan dan pengaturan AI. Selain itu, AI akan menjadi keahlian utama tenaga kerja di masa depan. 

Tugas berpikir AI akan menonjol di bidang kesehatan, pertanian, dan jasa keuangan. Bagi berbagai organisasi, tantangannya adalah membuktikan nilai bisnis dari teknologi AI dan memastikan mereka memiliki infrastruktur dan sumber daya manusia yang tepat.
 
Mengintegrasikan Internet of Things

Mulai 2018, sejumlah langkah besar menanamkan kecerdasan buatan berkecepatan tinggi (near instant) dalam IoT akan segera terjadi.

Jumlah investasi akan terus bertambah. Sedangkan faktor pendukung seperti inisiatif pemerintah dan perkembangan 5G akan menjadi pendorong besar IoT. 

Jepang, Korea Selatan, Singapura, Australia, dan Selandia Baru menjadi yang terdepan dalam hal kesiapan IoT ini. Kendati begitu, bukan berarti IoT tidak menemui kendala. Kendala yang menghadang IoT adalah, standarisasi yang tidak konsisten, kondisi teknologi yang tidak seragam, dan persiapan infrastruktur.

AR dan VR

Tidak lama lagi, batasan antara dunia nyata dan augmented reality (AR) akan hilang. AR memungkinkan orang berinteraksi dengan data lewat cara yang belum pernah bisa dilakukan sebelumnya.
 Sementara Dell memprediksi, teknologi virtual reality (VR) akan mengubah industri hiburan dan permainan dalam waktu dekat ini.

Perubahan komunikasi dengan pelanggan

Index Digital Transformation Dell Technologies menunjukkan 52 persen perusahaan di wilayah Asia Pasifik dan Jepang, berpendapat perusahaan mereka akan bangkrut dalam 3-5 tahun. Sementara 83 persen perusahaan merasa terancam oleh perusahaan rintisan digital.

Dalam satu tahun ke depan, berkat analitik prediktif, teknologi machine learning dan AI yang menjadi fitur utama, akan membantu perusahaan untuk memahami dan melayani pelanggan lebih jauh. Bahkan mereka akan mampu memprediksi kebutuhan pelanggan, sebelum permintaan itu muncul. 
Konsumen kini mulai menuntut interaksi digital yang cerdas dan berbasis mobile. Konsumen juga telah mengadopsi interaksi berbasis teknologi seperti, metode pembayaran alternatif. Bahkan sebagian besar inovasi pembayaran dalam skala global muncul karena desakan pemimpin industri sekaligus permintaan pelangan yang meningkat drastis. Pada 2018, berbagai merek dagang akan dipaksa untuk memenuhi ekspektasi konsumen tersebut.

Berkembangnya e-sports

Pada 2018, kita akan menemukan jumlah pemain e-sports lebih banyak lagi. Bahkan pada tahun ini, kompetisi gim akan menambahkan unsur dan perangkat VR nantinya. 

Dengan ratusan juta pemain dan penonton yang menyaksikan, e-sports akan menjadi permainan mainstream. Wilayah Asia Pasifik dan Jepang sudah mulai merealisasikan hal tersebut. E-sports menjadi salah satu ajang olahraga resmi di Asian Games 2022 nanti. 

Tiongkok, Hong Kong dan Korea Selatan sudah mulai memperkenalkan e-sport dengan berbagai pertandingan dan investasi yang dilakukan. Singapura juga sudah mulai membidik para profesional e-sport lokal dengan mendirikan akademi pelatihan untuk melahirkan juara-juara e-sports masa depan.

Fondasi “mega-cloud”

Mulai 2018, semakin banyak perusahaan yang beralih ke pendekatan multi-cloud. Mereka mulai mengeksplorasi dan memanfaatkan kelebihan dari semua model cloud yang ada, mulai dari publik hingga privat, hosted, managed dan SaaS. 

Tetapi, seiring meningkatnya perpindahan aplikasi dan beban kerja ke berbagai jenis cloud, pertambahan silo cloud sudah pasti akan terjadi.

Hal tersebut juga bisa membuat aplikasi dan penempatan data di cloud yang salah yang akan mengakibatkan hasil yang tidak memuaskan.

Kondisi yang disebut sebagai “mega cloud” akan muncul. Kondisi dimana perusahaan akan menjalin berbagai private dan private cloud untuk dapat bertindak sebagai suatu sistem yang koheren dan holistik dalam satu tampilan. 

2018, perusahaan harus memperhatikan hal detail

Akibat hubungan yang semakin terjalin erat antara manusia dan mesin, kegagalan kecil dapat berubah menjadi kegagalan besar. Oleh karena itu, pada 2018 ini akan menjadi tahun penuh aksi bagi perusahaan-perusahaan multinasional, terlebih dengan berlakunya berbagai peraturan baru seperti Peraturan Perlindungan Data Umum (General Data Protection Regulation). 

Bagi organisasi di kawasan Asia Pasifik dan Jepang, mereka akan memprioritaskan implementasi perangkat dan teknologi keamanan siber untuk melindungi data secara efektif. Tentu ini berdampak pada meningkatnya anggaran keamanan. Keamanan IoT juga akan berada di urutan teratas daftar prioritas pengeluaran keamanan TI di Asia Pasifik dan Jepang.

Share
×
tekid
back to top