Ini akibatnya jika Anda terlalu lama menggunakan VR
Oculus Rift dan HTC Vive memberikan rekomendasi kepada pengguna untuk beristirahat dalam menggunakan headset VR selama 10-15 menit
Penggunaan teknologi memang menjanjikan pengalaman mengasyikan. Meski begitu, setiap perangkat memiliki batasan untuk digunakan demi menghindari dampak negatif yang muncul. Headset Virtual Reality (VR) misalnya, mampu menampilkan konten serta pengalaman virtual yang seru. Namun ketika VR digunakan secara berlebihan, Anda akan merasakan dampak yang bahkan mengancam kesehatan Anda.
Oculus Rift dan HTC Vive pun memberikan rekomendasi kepada pengguna untuk beristirahat dalam menggunakan headset VR selama 10-15 menit setiap 30 menit. Rekomendasi tersebut juga tetap dianjurkan meski Anda merasa tak perlu istirahat. Berikut beberapa dampak penggunaan VR terlalu lama, sebagaimana dilansir Business Insider.
Kehilangan kesaradan spasial
Ketika Anda akan menggunakan VR, Anda harus memastikan tak ada perabot, kabel, hewan, anak kecil atau benda dan hal lainnya. Hal ini terutama berlaku untuk pengalaman VR full-room yang ditawarkan oleh HTC Vive. Menghabiskan selama lebih dari 30 menit di VR, hampir di setiap kasus menyebabkan pengguna kehilangan kesadaran spasial akan ruangan disekitarnya. Setelah 30 menit menghabiskan waktu dan pikiran di dunia virtual, Anda akan jauh lebih sulit mengidentifikasi dimana berbagai benda berada di dunia fisik.
Disorientasi
Disorientasi memang bervariasi diantara pengguna VR. Pengguna yang rentan mabuk atau vertigo, jauh lebih memiliki kemungkinan mengalami disorientasi yang tidak menyenangkan. Di VR sendiri, disorientasi bisa terjadi pada pengguna yang tidak pernah menyisihkan waktunya untuk beristirahat sejenak. Gim yang melibatkan mode terbang, gerakan cepat, ketinggian hingga terjatuh, menyebabkan disorientasi yang ekstrem dan selayaknya dihindari. Perusahaan perancang headset VR pun menyatakan bahwa pengguna harus segera melepas VR jika dirasa pusing demi menghindari kecelakaan atau dampak lainnya.
Seizure (Kejang)
Mayoritas produsen VR tidak merekomendasikan pengguna dengan kondisi epilepsi atau memiliki kepekaan khusus terhadap perubahan cahaya yang cepat, untuk mencoba pengalaman VR. Meski begitu, gejala kejang bisa terjadi bahkan jika pengguna tak pernah mengalami hal tersebut sebelumnya.
Dalam buku instruksi yang disertakan oleh Oculus Rift tertulis "Beberapa orang (sekitar 1 dari 4.000) mungkin mengalami pusing parah, kejang, mata atau otot yang berkedut atau gejala blackout yang dipicu oleh flash atau pattern, dan ini mungkin terjadi saat mereka menonton TV, bermain gim atau virtual reality, walaupun mereka tidak pernah mengalami kejang sebelumnya atau tidak memiliki riwayat epilepsi,".
Kemungkinan dampak kejang yang diinduksi VR diperparah dengan jumlah jam yang dihabiskan untuk headset VR tanpa waktu jeda. Tak ayal jika perusahaana menganjurkan untuk menggunakan VR sebagaimana berolahraga, dimana ada waktu untuk menarik nafas panjang hingga meminum air.
Mual
VR dikenal dapat menyebabkan mual terutama karena konten yang dihadirkannya berhubungan dengan mabuk perjalanan dan kecepatan benda-benda yang bergerak dalam gim yang dimainkan. Beberapa studi melihat kondisi lain yang dikenal sebagai "cybersickness" atau "sim sickness" yang disebabkan oleh tenggelamnya sebagian besar simulasi realitas.
Dalam dunia nyata, semua indera manusia bekerja selaras dan saling sepakat satu sama lain. Namun di VR, atau ketika Anda menonton film 3D, mata dan telinga Anda mengamati pengamatan yang tidak sesuai dengan indera Anda yang lain. Menurut teori, kurangnya kesepakatan antara indera ini mulai membuat pengguna merasa sakit setelah penggunaan cukup lama. Lagi-lagi, dampak ini menganjurkan Anda untuk menghentikan penggunaan VR sejenak untuk beristirahat.
Mata sakit dan masalah fokus
Anda mungkin pernah merasakan penyesuaian kembali fokus mata ketika mencoba menggunakan kacamata milik rekan Anda. Namun jika menggunakannya cukup lama, Anda akan merasakan sakit kepala. Hal inilah yang akan Anda rasakan ketika melepas headset VR setelah menggunakannya dalam waktu yang lama.
Beberapa ahli mengatakan VR kemungkinan juga memiliki efek jangka panjang pada kemampuan mata dalam menentukan fokus secara bergantian antara benda jarak dekat dan jauh. Sejauh ini, efek jangka panjang dari penggunaan VR dalam waktu yang lama memang belum bisa diidentifikasi para ahli sepenuhnya. Meski begitu, Anda tetap patut mengantisipasi dampak penggunaan VR dalam waktu yang lama dengan menjeda penggunaannya.