AMD resmi perkenalkan prosesor EPYC generasi kedua, EPYC Rome
Menggunakan teknologi fabrikasi 7nm seperti di prosesor Ryzen seri 3000, AMD menawarkan banyak keunggulan dari prosesor EPYC Rome.
AMD pada akhirnya meluncurkan prosesor workstation terbaru mereka, yakni EPYC Rome. Sama seperti Ryzen seri 3000, prosesor ini pun memiliki teknologi fabrikasi 7nm terbaru mereka, yang menawarkan banyak keunggulan jika dibandingkan dengan pendahulunya.
Berbeda dengan jajaran Ryzen, EPYC Rome ditujukan bagi pusat data yang menjalankan server dengan AI dan lainnya. Seperti pendahulunya, prosesor ini memang ditujukan untuk pusat data dan lainnya.
Berdasarkan dari teknologi inti 7nm Zen 2, EPYC Rome memiliki total peningkatan IPC 15 persen jika dibandingkan dengan pendahulunya. Selain lebih kencang, prosesor ini juga memiliki efisiensi daya yang lebih baik.
Yang menarik, pelanggan pertama mereka untuk prosesor tersebut adalah Google. Mereka mengumumkan telah menggunakan prosesor AMD EPYC Generasi ke-2 di lingkungan pusat data produksi infrastruktur internal mereka. Sedangkan pada akhir tahun 2019, AMD akan mendukung Google Cloud Compute Engine.
Selain itu, Twitter juga mengumumkan ketertarikan mereka menggunakan prosesor AMD EPYC Generasi ke-2 di seluruh infrastruktur pusat datanya akhir tahun ini.
Tak ketinggalan, Microsoft juga mengumumkan pratinjau mesin virtual Azure baru yang digunakan untuk aplikasi keperluan umum, serta pratinjau terbatas desktop jarak jauh berbasis cloud dan HPC berdasarkan prosesor AMD EPYC Generasi ke-2.
Lenovo juga mengumumkan solusi baru yang secara khusus dibangun untuk memanfaatkan berbagai kemampuan yang ditingkatkan yang ditemukan pada prosesor AMD EPYC Generasi ke-2.
Mereka sudah mempersiapkan beberapa produk, seperti ThinkSystem SR655 dan SR635 yang merupakan solusi ideal untuk kasus penggunaan seperti infrastruktur video, virtualisasi, penyimpanan yang ditentukan oleh perangkat lunak dan banyak lagi, dengan efisiensi energi yang luar biasa.
Ada juga Dell yang mengumumkan ketersediaan server baru yang dirancang yang dioptimalkan untuk prosesor AMD EPYC Generasi 2. Lantas, sebenarnya apa yang ditawarkan AMD melalui prosesor EPYC generasi kedua ini?
Pada kesempatan kali ini, AMD menawarkan total 19 prosesor sekaligus. Mereka menawarkan prosesor mulai dari konfigurasi 8 core dan 16 threads dengan kecepatan base 2,8Ghz dan boost 3,2Ghz dengan harga mulai dari USD450 atau Rp6,4 juta.
Sedangkan prosesor termahal yang mereka punya memiliki harga USD6.950 atau sekira Rp98,9 juta. Dengan uang sebanyak itu, pengguna akan mendapatkan sebuah prosesor dengan total 64 core dan 128 threads, yang memiliki clock 2,25Ghz dan kemampuan boost hingga 3,4Ghz.
Ada beberapa perbedaan dari jajaran prosesor tersebut. Jika prosesor tersebut termasuk bagian dari 1P, berarti prosesor tersebut dirancang untuk server soket tunggal. Sedangkan jika termasuk dalam bagian dari 2P, maka prosesor tersebut dirancang untuk soket tunggal dan ganda.
Soal performa, AMD menyebutkan bahwa jajaran EPYC Rome menawarkan peningkatan kinerja 1,8 hingga 2 kali lipat jika dibandingkan Xeon, dengan dua kali efisiensi dari sisi kinerja versus harga, dan biaya operasional 40-50 persen lebih rendah.
Uniknya, AMD masih mengandalkan soket SP3 yang berarti bahwa pelanggan EPYC Naples akan mendapatkan akses ke kompatibilitas prosesor generasi Roma. Prosesor EPYC Rome juga akan mendukung 8 channel memory, dengan dukungan kecepatan RAM hingga 3200Mhz. Selain itu, platform ini juga dapat mendukung hingga 4 TB memori DDR4.
Fitur utama lain adalah protokol PCIe Gen 4, yang menawarkan dua kali kecepatan bandwidth jika dibandingkan dengan PCIe Gen 3. Prosesor ini juga mendukung hingga 128 PCIe Gen 4 lane, yang membuat EPYC Rome dapat berkomunikasi lebih cepat dengan perangkat keras yang disematkan di slot PCIe, seperti akselerator grafis & perangkat penyimpanan kelas atas, seperti dirangkum dari laman Wccftech (9/8/2019).