Apakah Bitcoin bisa jadi instrumen investasi terbaik di 2024?
Dengan pesatnya peningkatan harga Bitcoin yang mencapai 38,82%, bisa saja ini bisa jadi instrumen investasi terbaik YTD. Tapi, ada beberapa hal yang harus kalian perhatikan sebelum membeli Bitcoin dengan jumlah yang besar.
Pada sebuah riset terbaru mengungkapkan cryptocurrency, terutama Bitcoin (BTC:IND), pada sepanjang tahun 2024 di seluruh dunia mengalami tahun yang sangat baik. Saking baiknya, Bloomberg mengatakan bahwa Bitcoin merupakan instrumen investasi paling menguntungkan tahun ini.
Bloomberg mengatakan, terhitung dari 1 Januari hingga 9 Oktober 2024, Bitcoin telah meningkatkan harga mereka hingga 38,82%, terlepas dari koreksi dan fluktuasi. Meski tidak memecahkan rekor, kenaikan ini bisa dibilang cukup baik.
Dengan nilainya yang terus meningkat, Bloomberg mengatakan bahwa investasi di Bitcoin bahkan mengalahkan potensi dari emas dan saham AS, dimana merupakan dua komponen investasi terbaik pada awal 2024.
Kenaikan harga Bitcoin juga menjadi salah satu yang tertinggi diantara aset kripto yang tersedia di Indonesia, dengan indeks kripto BGCI (BGCI:IND) yang mengukur pergerakan harga aset kripto termasuk altcoin menunjukkan kenaikan YTD (Year-to-Date) hanya sebesar 12,24%.
Ethereum (ETH:IND) di sisi lain, sebagai aset kripto terbesar kedua di pasaran, membukukan performa yang cukup mengejutkan sejauh ini dengan hanya terapresiasi sekitar 3,24% YTD. Hasil ini hampir sama dengan IHSG (JCI:IND) yang membukukan kenaikan sekitar 3,19%.
Menanggapi hal tersebut, Analyst Reku, Fahmi Almuttaqin mengatakan performa Bitcoin dan Saham AS tersebut terbilang cukup impresif di tengah situasi suku bunga tinggi yang ada pada tahun ini.
“Bahkan, performa kedua aset tersebut merupakan yang tertinggi di antara instrumen investasi di pasar sekunder lainnya pada rentang waktu tersebut, khususnya jika dibandingkan dengan instrumen investasi berisiko tinggi lainnya,” ujarnya.
Namun, meski membukukan performa kenaikan harga tertinggi, Bitcoin juga memiliki tingkat volatilitas yang tinggi. Hal ini berbeda dengan saham AS yang secara umum terlihat membukukan pertumbuhan yang lebih stabil sepanjang tahun ini.
“Berlanjutnya tren pelonggaran kebijakan moneter AS dengan penurunan suku bunga bulan depan berpotensi besar dapat mempertahankan tren positif tersebut mengingat hal itu dapat memicu meningkatnya likuiditas yang ada di pasar Saham AS dan juga pasar crypto,” Papar Fahmi.
Tapi perlu diingat, dengan meningkatnya nilai Bitcoin, jangan membuat kalian kalap dan membeli Bitcoin dengan terburu-buru. Soalnya, masih banyak faktor eksternal yang bisa membuat harga Bitcoin tiba-tiba mengalami penurunan.
Fahmi menyebut, ada beberapa hal yang harus diperhatikan terutama pertemuan FOMC pada 7 sampai November mendatang. Ada juga pemilihan presiden AS pada 6 November mendatang yang dimana presiden terpilih bisa sangat mempengaruhi harga Bitcoin.