Aplikasi berbahaya ini tampilkan iklan agresif di ponsel
Avast melaporkan temuannya mengenai beberapa aplikasi berbahaya yang ironisnya, banyak dipromosikan di media sosial, seperti TikTok.
Lembaga keamanan siber, Avast melaporkan temuan mengenai sejumlah aplikasi yang menampilkan iklan agresif di perangkat iOS dan Android. Setidaknya ada tujuh aplikasi serupa yang dilaporkan Avast. Parahnya, aplikasi-aplikasi ini bahkan diendorse beberapa akun TikTok yang membuat orang ingin mencoba aplikasi tersebut.
Beberapa aplikasi tersebut antara lain, ThemeZone - Shawky App Free - Shock My Friends, Ultimate Music Downloader - Download Music Apps, Shock My Friend - Satuna, 666 Time, ThemeZone - Live Wallpapers dan Shock My Friend Tap Roulette. Semua aplikasi yang menyimpan Trojan ini dilaporkan sudah dihapus dari Google Play Store dan App Store.
Avast menyebut bahwa aplikasi-aplikasi ini tampaknya menargetkan pengguna muda. Mereka hadir dalam bentuk sebuah gim, wallpaper atau aplikasi untuk mengunduh musik. Kemudian, penipuan dilakukan dengan meminta bayaran mulai dari USD2 hingga USD10, yang sayangnya tidak memberikan layanan sesuai dengan harganya. Bahkan aplikasi-aplikasi ini dilaporkan menyebabkan ponsel terus bergetar hingga menampilkan iklan agresif.
Dilansir dari BGR (25/9), temuan mengenai aplikasi ini berawal dari laporan seorang gadis berusia 12 di Ceko. Ia mendapati beberapa aplikasi mencurigakan yang sering dibicarakan di antara pengguna TikTok. Aplikasi-aplikasi itu diketahui sudah diunduh sebanyak 2,4 juta kali dan diperkirakan sudah mengumpulkan sekitar USD500.000 dari aksi penipuan tersebut
Gadis itu merupakan partisipan dalam proyek Be Safe Online yang dilakukan Avast. Ini merupakan inisiatif yang dilakukan Avast untuk memberikan literasi mengenai keselamatan online untuk siswa kelas menengah dan orang muda lainnya. Avast mengklaim bahwa melalui pengetahuan yang gadis itu dapatkan dari proyek ini, ia dapat melaporkan adanya aplikasi berbahaya tersebut.
“Aplikasi yang kami temukan telah melakukan penipuan dan melanggar kebijakan Google dan Apple dengan membuat klaim salah mengenai fungsi aplikasi tersebut, atau menyajikan iklan di luar aplikasi dan menyembunyikan ikon asli aplikasi setelah diinstal. Aplikasi ini banyak dipromosikan di media sosial oleh banyak anak muda, yang tidak menyadari bahaya yang menyertai aplikasi ini.” kata Jakub Vavra, analis di Avast.