Aplikasi parental control tidak ampuh untuk anak
Penelitian dari University of Central Florida mengungkap bahwa aplikasi parental control tidak begitu efektif bagi anak
Sebuah penelitian baru yang dilakukan oleh University of Central Florida, baru saja mengungkap bahwa aplikasi parental control tidak efektif seperti yang seharusnya. Selain itu, penggunaan aplikasi ini cenderung membuat jarak antara orang tua dan anak remaja.
Dilansir dari Phone Arena (5/4), Berdasarkan survei online yang dilakukan oleh 200 orang orang tua, yang setidaknya memiliki satu anak berusia 13 hingga 17 tahun. Setengah dari jumlah orang tua tersebut, mengaku menggunakan aplikasi parental control. Orang tua yang menggunakan aplikasi parental control ini cenderung lebih ketat, menuntut, dan menolak berkompromi dengan anak-anak mereka.
Bukan hanya itu, remaja yang menggunakan aplikasi parental control pada smartphone-nya cenderung lebih melihat konten eksplisit, dibandingkan dengan remaja yang tidak menggunakan aplikasi parental control. Sehingga studi ini menyimpulkan bahwa aplikasi parental control ini tidak begitu efektif.
Kemudian penelitian ini juga menyasar ke Google Play Store, di mana mereka meneliti komentar yang diposting oleh orang tua dan anak-anak (mulai usia 8 hingga 19), pada sekitar 736 aplikasi parental control yang tersedia untuk perangkat Android. Hasilnya adalah orang tua tersebut memberi aplikasi parental control dengan ulasan yang bagus.
Sedangkan sekitar 79 persen anak-anak atau remaja memberi ulasan bintang dua atau kurang dari itu. Pasalnya, anak-anak tersebut merasa bahwa aplikasi ini telah melanggar privasi mereka. Bahkan, anak-anak ini juga mengeluhkan bahwa aplikasi parental control ini bisa mengubah orang tua mereka menjadi pengintai setiap tindakan dari anak-anaknya.
Dari kedua penelitian tersebut, bisa disimpulkan bahwa aplikasi parental control tidak menjamin keamanan anak-anak mereka saat online. Penelitian ini juga mencatat bahwa remaja membutuhkan ruang sehingga mereka bisa belajar bagaimana mengembangkan dirinya. Penelitian ini juga merekomendasikan bahwa aplikasi parental control seharusnya menyertakan fitur-fitur untuk membuat orang tua tetap terlibat dengan anak-anak mereka, dan mengajarkan para remaja cara menghadapi bahaya dalam online.
“Ketakutan bahwa remaja akan menjadi korban bahaya saat online adalah hal yang tak terpikirkan. Dari hasil penelitian kami, menyarankan para remaja untuk bisa mengamankan diri mereka sendiri saat online. Temuan kami menunjukkan bahwa sebagian besar aplikasi parental control, malah mencoba mengontrol apa yang dapat dilakukan remaja saat online. Tentu saja, hasil tersebut hanya sedikit berpengaruh untuk menjaga mereka tetap aman saat online,” kata Assistant Professor of Engineering and Computer Science UCF, Pamela Wisniewski.
Tampaknya para orang tua cenderung lebih percaya pada aplikasi parental control ini. Padahal, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para orang tua seharusnya bisa lebih terlibat dengan anak-anak mereka, dibandingkan harus mengawasi anak-anak mereka saat online.