Apple akuisisi Asaii demi saingi Spotify
Apple telah mengakuisisi Asaii, perusahaan analisis musik yang fokus pada penemuan artis baru. Sayangnya tak diketahui berapa dana yang dikeluarkan Apple.
Apple telah mengakuisisi Asaii, perusahaan analisis musik yang fokus pada penemuan artis baru. Akuisisi ini tercatat terjadi ketika Spotify, sebagai pesaing Apple Music meningkatkan dukungannya bagi musisi yang tak terdaftar. Sebagaimana diketahui, musisi indie pun kini bisa mengunggah lagu mereka sendiri di Spotify.
Kabar akuisisi ini diperkuat dengan pengumuman Asaii bulan lalu, yang menyatakan akan menutup layananya pada 14 Oktober. Dilansir The Verge (15/10), Asaii merupakan platform yang mengumpulkan data dari layanan musik dan media sosial. Platform ini memiliki banyak manfaat seperti membantu label musik merencanakan kampanye pemasaran atau tur live.
Fitur utama dari Asaii yaitu memungkinkan label untuk menemukan artis sebelum nama mereka menjadi lebih terkenal. Asaii mengklaim teknologinya mampu menemukan artis 10 minggu hingga satu tahun sebelum mereka populer dan menjadi bintang.
Selain platform penemu seniman, Asaii juga menghasilkan algoritma rekomendasi yang mampu digunakan oleh layanan streaming guna memberikan saran musik yang relevan kepada pendengar, berdasarkan preferensi yang tersedia. Terkait akuisisi Apple, teknologi Asaii diharapkan mampu digunakan untuk membantu perusahaan bersaing dengan Spotify dalam menghadirkan playlist harian dan mingguan.
Kabar akuisisi ini mulanya diungkap oleh Axios. Sayangnya, tak diketahui berapa dana yang dikucurkan Apple untuk membeli startup itu. Kabarnya, akuisisi itu menghabiskan biaya kurang dari USD100 juta (Rp1,5 triliun). Langkah ini menjadi indikasi bahwa Apple memang tengah memfokuskan bisnis musik streaming-nya. Bulan lalu, raksasa teknologi itu dilapokan mengakuisisi Shazam yang merupakan layanan identifikasi lagu populer.
Spotify telah mengembangkan kemampuan machine learning sejak lama. Menurut pengakuan Erik Bernhardsson, salah satu tim Spotify yang membangun kecerdasan buatan di balik platform tersebut, aplikasi ini memulainya dari 2008-2015. Begitu menurut pengakuannya pada Forbes (20/2/2017) silam.
Bernhardsson serius merekomendasikan musik kepada para pengguna Spotify yang berfokus pada filterisasi artis, siaran radio, dan pengembangan fitur Discover Weekly. Spotify juga mengakuisisi Echo Nest sebelum Bernhardsson keluar dari Spotify 2015 lalu.
Kini fitur Discovery Weekly jadi powerful di platform Spotify. Sebuah fitur yang dibangun dari kolaborasi filterisasi, teknologi word2vec, dan tim machine learning yang bertempat di New York. Apakah Apple Music mampu menyamai apa yang sudah Spotify bangun selama ini? Kita tunggu saja.