Apple peringatkan pengguna iPhone di 98 negara tentang ancaman spyware bayaran
Perusahaan menegaskan bahwa serangan ini kemungkinan besar menargetkan individu tertentu berdasarkan siapa mereka atau apa yang mereka lakukan.
Apple mengeluarkan peringatan kepada pengguna iPhone di 98 negara terkait ancaman spyware bayaran yang berpotensi mengompromikan keamanan perangkat mereka. Ini merupakan kampanye peringatan kedua yang dikeluarkan perusahaan teknologi tersebut pada tahun ini, setelah sebelumnya memberikan peringatan serupa pada bulan April di 92 negara.
Dilansir dari Tech Crunch (11/7), dalam dokumen dukungannya, Apple menyatakan bahwa sejak 2021, mereka telah secara rutin mengirimkan pemberitahuan ancaman kepada pengguna di lebih dari 150 negara. Namun, peringatan terbaru yang dikeluarkan pada Rabu tidak mengungkapkan identitas penyerang maupun negara-negara spesifik tempat pengguna menerima pemberitahuan tersebut.
“Apple mendeteksi bahwa Anda sedang menjadi target serangan spyware bayaran yang mencoba untuk mengompromikan iPhone yang terkait dengan Apple ID Anda,” demikian bunyi peringatan Apple kepada para pengguna yang terancam.
Perusahaan menegaskan bahwa serangan ini kemungkinan besar menargetkan individu tertentu berdasarkan siapa mereka atau apa yang mereka lakukan. Apple juga menekankan bahwa meskipun tidak mungkin mencapai kepastian mutlak dalam mendeteksi serangan semacam itu, mereka memiliki keyakinan tinggi terhadap peringatan ini dan meminta pengguna untuk menanggapinya dengan serius.
Peringatan terbaru ini juga mencakup pengguna di India, berdasarkan testimoni yang diterima. Pada bulan Oktober lalu, Apple juga mengirimkan peringatan serupa kepada sejumlah jurnalis dan politisi di India. Amnesty International kemudian melaporkan bahwa mereka menemukan Pegasus, spyware invasif yang dikembangkan oleh perusahaan Israel, NSO Group, di iPhone milik sejumlah jurnalis terkemuka di negara tersebut.
Dalam komunikasinya kepada pengguna yang terancam, Apple menekankan pentingnya menjaga kerahasiaan metode identifikasi ancaman mereka, untuk mencegah penyerang menghindari deteksi di masa mendatang.
Sejak tahun lalu, Apple telah mengubah terminologi mereka, memilih untuk menggunakan istilah “serangan spyware bayaran” daripada “serangan yang disponsori negara.” Apple menyatakan bahwa mereka hanya mengandalkan informasi ancaman-intelijen internal dan penyelidikan untuk mendeteksi serangan tersebut.