Apple berencana siapkan fitur ‘lockdown mode’ untuk lawan serangan siber
Apple berencana menyiapkan sebuah fitur keamanan tambahan di perangkat komunikasi miliknya untuk menangkis serangan siber dari berbagai aplikasi malware.
Perusahaan Apple dikabarkan tengah bersiap untuk merilis fitur keamanan tambahan yang disebut dengan ‘lockdown mode’. Fitur ini ditujukan untuk menambah lapisan perlindungan yang terdapat pada gadget besutannya seperti smartphone, tablet, laptop hingga PC.
Berdasarkan informasi dari Engadget (7/7), ‘lockdown mode’ ini merupakan tingkat keamanan ‘ekstrim’ yang dirancang untuk melindungi pengguna mereka terhadap potensi serius dari penyadapan hingga peretasan yang dilakukan oleh aplikasi spyware. Perlindungan ini juga mencakup berbagai serangan siber lainnya yang dapat merugikan pengguna gadget mereka.
Mode ini rencananya akan dirilis pada musim gugur yang akan datang, yaitu pada kisaran bulan September hingga Desember 2022. Ini akan bersamaan dengan peluncuran sistem operasi perangkat Apple terbaru yaitu iOS 16, iPadOS 16 dan macOS Ventura.
Apple mengungkap, fitur ‘lockdown mode’ ini akan sangat berguna untuk melindungi orang-orang yang terkenal karena pekerjaan mereka, seperti aktivis dan kritikus, yang kerap menjadi sasaran malware. Perusahaan menjelaskan, dengan mengaktifkan mode ini, maka fungsi iPhone, iPad hingga Mac menjadi terbatas untuk menghalang kemungkinan titik masuk dari aplikasi spyware tersebut.
Mode ini memungkinkan pengguna dapat memblokir sebagian besar lampiran yang dikirim pada layanan pesan. Hal yang sama berlaku untuk pratinjau tautan, ini akan melarang panggilan masuk FaceTime dan undangan lainnya, kecuali itu dari orang yang sebelumnya telah dihubungi atau diajak berbagi oleh pengguna. Koneksi iPhone berkabel dengan komputer dan aksesori juga akan dinonaktifkan saat perangkat terkunci.
Apple tampaknya juga akan memblokir beberapa teknologi web, seperti kompilasi JavaScript real time, kecuali jika pengguna menyetujui situs tersebut secara manual. Selain itu, pengguna juga tidak dapat memasang profil konfigurasi atau menambahkan perangkat ke manajemen perangkat seluler saat 'lockdown mode' diaktifkan. Sehingga beberapa pengalaman tidak akan tersedia sepenuhnya.
Perusahaan mengatakan, semua perlindungan ini akan tersedia ketika 'lockdown mode' diluncurkan. Selain itu, mereka juga berencana untuk menambahkan lebih banyak fitur keamanan dari waktu ke waktu.
“Lockdown Mode adalah kemampuan terobosan yang mencerminkan komitmen teguh kami untuk melindungi pengguna dari serangan paling langka dan paling canggih sekalipun,” kata Ivan Krstić, kepala teknik dan arsitektur keamanan Apple.
Sebagai informasi, Apple bersedia membayar hingga 2 juta dolar AS yang setara dengan Rp 29,9 miliar kepada peneliti apabila menemukan kelemahan pada fitur ‘lockdown mode’ tersebut dan membantu perusahaan untuk memperbaikinya. Besarnya dana tersebut merupakan hadiah bagi para peneliti untuk mendukung mereka dalam pekerjaan untuk mengungkap perusahaan yang menciptakan serangan digital seperti NSO Group yang merupakan induk dari aplikasi malware Pegasus.