Bagaimana nasib Huawei di Indonesia?
Meski keadaan semakin memanas, smartphone Huawei saat ini masih dijual di Indonesia. Sejumlah e-commerce dan ritel masih menjual P30 series.
Huawei beberapa tahun terakhir berupaya untuk membangun kembali mereknya di Indonesia. Sayangnya di tengah upaya yang sedang dirintis itu, larangan dari pemerintah Amerika Serikat (AS) seolah memukul perusahaan, termasuk di Indonesia. Menyusul larangan pemerintah AS, laporan yang menyebutkan Google menangguhkan bisnisnya dengan Huawei semakin memperburuk keadaan.
Atas keputusan Google itu, sistem operasi Android yang selama ini berjalan di smartphone Huawei, terancam hilang di ponsel generasi baru Huawei yang akan datang. Sejak kabar itu muncul ke publik, sejumlah pengguna 'menyerang' media sosial Huawei Indonesia, mempertanyakan nasib mereka.
Huawei mengatakan "Huawei akan terus memberikan pembaruan keamanan dan layanan purna jual untuk semua produk smartphone dan tablet Huawei dan Honor yang ada. Hal ini juga mencakup yang telah dijual atau yang masih ada sebagai stok secara global".
Seiring waktu, sejumlah perusahaan menyusul langkah Google untuk memutus bisnisnya dengan Huawei. Hal ini semakin membuat keberlangsungan bisnis Huawei terancam. Apalagi ARM yang mendukung chipset Kirin yang merupakan chip gagasan Huawei sendiri, juga menangguhkan bisnisnya dengan perusahaan asal China tersebut.
Meski keadaan semakin memanas, smartphone Huawei saat ini masih dijual di Indonesia. Sejumlah e-commerce dan ritel masih menjual P30 series, smartphone flagship terbaru Huawei. Pantauan Tek.id Lazada dan Erafone.com yang menjadi platform debut P30 series di Indonesia hingga saat ini masih menjual produk tersebut.
Dihubungi Tek.id, Erajaya Group masih belum bisa menanggapi larangan yang menimpa salah satu mitra smartphone-nya - Huawei. Namun demikian, Djatmiko Wardoyo, Direktur Marketing Komunikasi Erajaya Group saat dihubungi Tek.id mengatakan penjualan Huawei P30 series di Erafone tak terdampak masalah itu. Sayangnya Erajaya tak menyebut jumlah penjualan smartphone tersebut.
"Sejauh ini belum terpengaruh. Kami sedang menunggu official statement dari principal mengenai hal ini," kata Djatmiko.
Sebagai pembanding, sejumlah pedagang ponsel di Filipina mengatakan tak lagi menerima ponsel Huawei di tokonya. Mereka berpendapat bahwa tidak ada konsumen yang tertarik untuk membelinya saat ini. Menjual ponsel Huawei saat ini bagi mereka merupakan taruhan besar.
Fenomena serupa juga ditemukan di Inggris. Situs jual beli barang bekas asal Inggris, Music Magpie mengungkapkan pihaknya mendapati peningkatan besar dalam program tukar tambah Huawei selama 24 jam setelah Google memutuskan menangguhkan bisnis dengan Huawei. Situs itu melaporkan lonjakan sebesar 154 persen untuk ponsel Huawei.
GizmoChina melaporkan hal itu juga terjadi di situs Amazon Spanyol. Menurut laporan yang dikutip dari ADSLZone, hanya dalam waktu 36 jam ada lebih dari tiga puluh enam ribu pesanan Huawei yang dibatalkan di situs web tersebut. Situs itu juga menangguhkan semua kampanye digital maupun ritel untuk Huawei P30 Pro di Spanyol.
Penjualan Huawei di toko lokal pun mengalami penurunan signifikan. Sebuah laporan menyebut terjadi penurunan sekitar 50-70 persen. Laporan lainnya ada 15 ribu perangkat Huawei yang dikembalikan ke Amazon selama beberapa hari terakhir.
Huawei Indonesia sendiri mengaku masih beroperasi secara normal tanpa adanya perubahan, meski larangan dari pemerintah AS terus memborbardir perusahaan.
Bianca Resita, PR Manager Huawei Indonesia dihubungi Tek.id mengatakan, "Huawei Indonesia masih beroperasi secara normal,"
Belum jelas bagaimana kelangsungan rencana perusahaan yang telah dirancang untuk tahun ini. Tek.id telah menghubungi Huawei Indonesia dan akan memperbarui informasinya segera setelah mendapatkan respons. Salah satu rencana perusahaan untuk mengembangkan bisnisnya adalah dengan membangun Experience Store 3.5 di 100 titik di Indonesia. Huawei juga berambisi menghadirkan High-end Experience Store (HES) di 10 titik di Tanah Air hingga akhir tahun ini.