Baterai mobil listrik Volvo diproduksi tanpa mengeksploitasi anak
Volvo mengungkapkan mobil listrik buatannya, XC40, dipastikan bahan baku dalam baterainya bersumber secara bertanggung jawab dengan memanfaatkan blockchain.
Kendaraan listrik memang tidak menghasilkan emisi saat pengoperasiannya, tetapi ia memiliki sisi gelap, yaitu baterai lithium yang diusungnya memerlukan bahan baku seperti kobalt. Elemen ini ditambang oleh pekerja anak di bawah umur.
Dilansir dari Engadget (6/11), Volvo mengungkapkan mobil listrik buatannya, XC40, dipastikan menggunakan bahan baku dalam baterainya yang bersumber secara bertanggung jawab dengan memanfaatkan blockchain.
Pabrikan otomotif asal Swedia ini akan bekerja sama dengan dua pemasok baterai globalnya, CATL dari Tiongkok dan LG Chem dari Korea Selatan, serta perusahaan teknologi blockchain untuk melacak produksi kobaltnya. Data dalam blockchain akan mencakup asal kobalt, atribut seperti berat serta ukuran, dan sebagainya.
“Kami selalu berkomitmen pada rantai pasokan etis untuk bahan baku kami. Dengan teknologi blockchain, kami dapat mengambil langkah selanjutnya demi memastikan keterlacakan penuh dari rantai pasokan kami dan meminimalkan risiko terkait, dalam kolaborasi erat dengan para pemasok,” kata Kepala Pengadaan Volvo Car, Martina Buchhauser.
Volvo menyatakan akan mulai menggunakan sistem keterlacakan blockchain tahun ini. Perusahaan-perusahaan yang terlibat telah sepakat untuk menggunakan sistem itu agar dapat menutupi pasokan baterai selama dekade berikutnya. Perusahaan otomotif tersebut mengharapkan setengah dari penjualan globalnya adalah mobil listrik pada tahun 2025, dan mereka telah berjanji untuk mengurangi emisi karbon sebesar 40 persen per kendaraan pada tahun yang sama. Tujuan ini akan membutuhkan lebih banyak baterai dan lebih banyak sumber daya kobalt secara etis.