Belalang ini dapat deteksi penyakit kanker manusia
Tim peneliti asal Michigan State university menggunakan otak belalang dan elektroda untuk deteksi sel kanker dalam tubuh manusia.
Di awal pandemi, para ilmuwan melatih anjing untuk mendeteksi virus Covid-19 pada manusia. Hewan ini terbukti mahir dalam mengendus penyakit, tetapi satu hal yang menjadi pertanyaan ilmuwan, bagaimana mereka akan mengukur pendekatan itu.
Namun, ide menggunakan hewan untuk mendeteksi penyakit pada manusia masih dieksplorasi oleh tim peneliti asal Michigan State university. Dalam penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal bioRXiv (22/6), peneliti merinci sistem deteksi kanker melalui belalang.
Dikutip dari MIT Technology Review, teknologi ini melibatkan belalang yang dibedah untuk ditanamkan implan elektroda ke dalam lobus otak hewan tersebut. Elektroda yang ditanamkan oleh Profesor Debajit Saha dan rekan-rekannya ini, merupakan antena penangkap sinyal yang dimliliki setiap serangga untuk mencium bau.
Selain itu, tim menumbuhkan tiga jenis sel kanker mulut manusia yang berbeda, dengan satu sel sehat. Mereka kemudian membangun perangkat untuk menangkap gas yang dipancarkan oleh jaringan tersebut untuk merangsang penciuman serangga.
Berdasarkan pengujian, otak belalang terbukti dapat merespons setiap jenis jaringan secara berbeda dan dengan tepat mengidentifikasi sel-sel yang sakit hanya dengan mencium gas.
Saha dan tim berencana untuk terus mengerjakan proyek ini. Saha berharap elektroda baru akan memungkinkan timnya untuk merekam lebih banyak neuron, sehingga hanya dibutuhkan satu otak belalang untuk mendeteksi penyakit.