BI sebut mata uang Rupiah bisa dipakai di metaverse

Ledakan transaksi digital mendorong bank sentral Indonesia, Bank Indonesia (BI) berencana untuk meluncurkan mata uang rupiah digital berbasis blockchain. Rupiah versi digital ini nantinya dapat digunakan untuk membeli produk di metaverse, menurut Gubernur BI Perry Warjiyo.

Dilansir dari Reuters (6/12), BI meluncurkan desain untuk rupiah digitalnya minggu lalu, mengikuti jejak bank sentral di seluruh dunia yang mengembangkan mata uang digital bank sentral (CBDC).

Perry, dalam acara tentang rupiah digital, menyatakan mata uang tersebut akan menggunakan platform teknologi yang kompatibel dengan mata uang digital bank sentral lainnya. Kesepakatan antar bank sentral juga akan dilakukan untuk menentukan nilai tukar yang digunakan pada mata uang digital dan pengawasan operasionalnya, yang mencakup risiko dunia maya dan aliran modal.

“Jadi dari segi infrastruktur bisa terintegrasi, interkoneksi, dan interoperable (dengan CBDC lain),” ujar Perry mengatakan akan ada 

Meskipun Indonesia saat ini melarang penggunaan cryptocurrency sebagai alat pembayaran, tetapi pemerintah mengizinkan transaksi aset digital di pasar komoditas berjangka untuk tujuan investasi.

BI akan menggelar rupiah digital secara bertahap, mulai dari CBDC wholesale hingga pengembangan model bisnis rupiah digital untuk operasi moneter dan pasar uang. Sampai pada akhirnya, CBDC retail akan hadir untuk penggunaan sehari-hari.

Indonesia sendiri telah melihat pertumbuhan dua digit dalam transaksi perbankan digital dalam beberapa tahun terakhir. Transaksi pada 2022 ditetapkan untuk tumbuh 30% menjadi Rp53.144 triliun, menurut data BI. Selain itu, peningkatan eksponensial dalam investasi cryptocurrency juga terjadi selama pandemi.