Biznet pimpin layanan fixed broadband di Indonesia Q1-Q2 2021
Laporan Ookla menunjukkan layanan broadband Biznet merupakan yang tercepat dengan tingkat kecepatan unduhan median mencapai 37,66 Mbps.
Penetrasi layanan fixed broadband di Indonesia diketahui masih rendah dengan persentase di bawah 20%. Namun sejak pandemi mendorong orang-orang untuk beraktivitas di dalam rumah, jumlah berlangganan pada layanan fixed broadband semakin meningkat, dengan pemain kecil seperti Biznet dan MyRepublic mulai unjuk gigi.
Menurut laporan Speedtest Intelligence, kecepatan fixed broadband di dalam negeri meningkat selama setahun terakhir. Dari kecepatan unduhan median 14,96 Mbps pada Agustus 2020 menjadi 19,00 Mbps pada Agustus 2021.
Berdasarkan kecepatan, Biznet disebut sebagai “Operator jalur tetap tercepat untuk kecepatan unduhan dan unggahan median di antara penyedia teratas di Indonesia selama Q1-Q2 2021.”
Temuan Ookla menunjukkan, Biznet mencapai hasil yang hampir simetris untuk kecepatan unduh maupun unggah, dengan masing-masing 37,66 Mbps dan 37,16 Mbps. Sementara itu, posisi kedua diisi oleh MyRepublic, operator tercepat kedua dengan kecepatan unduh median 32,39 Mbps dan kecepatan unggah 21,21 Mbps.
Kecepatan tersebut terbilang cukup jauh dari dua penyedia layanan broadband lainnya, yaitu Telkom dan First Media. Meskipun merupakan operator seluler besar tercepat di Indonesia, namun dalam hal layanan broadband, Telkom masih tertinggal dengan kecepatan unduh median 17,03 Mbps, sedangkan First Media 14,79 Mbps.
Tidak hanya itu, Biznet dan MyRepublic juga mendominasi sampel distribusi untuk koneksi WiFi 5GHz. Keduanya mencatatkan lebih dari 20% sampel menggunakan 5GHz, sementara Telkom dan First Media berada di bawah 20%.
Meski demikian, terdapat kesenjangan pada kecepatan unduh WiFi regional. Di Jakarta misalnya, kecepatan unduh pada wilayah tersebut mendekati 20 Mbps. Sedangkan di Jawa Timur dan Jawa Tengah yang merupakan wilayah padat penduduk, justru menduduki daftar terakhir dengan kecepatan unduh tidak sampai 15 Mbps.
Kesenjangan ini menunjukkan, masih kurang meratanya layanan fixed broadband di Indonesia. Para stakeholder diharapkan tetap bersinergi untuk menghadirkan kecepatan fixed broadband tetap di Indonesia yang stabil, terutama di wilayah padat penduduk.