Langkah berat Boeing, memangkas 17.000 karyawan demi bertahan di industri
Boeing mengumumkan bahwa mereka akan memotong sekitar 17.000 karyawan (sekitar 10% dari total karyawan) sebagai langkah untuk tetap kompetitif di pasar.
Boeing mengumumkan bahwa mereka akan memotong sekitar 17.000 karyawan (sekitar 10% dari total karyawan) sebagai langkah untuk tetap kompetitif di pasar. Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap kerugian finansial yang signifikan dan penurunan produksi akibat mogok kerja pekerja pabrik. CEO baru Boeing, Kelly Ortberg, mengumumkan bahwa pemotongan ini akan memengaruhi semua tingkatan perusahaan, termasuk eksekutif, manajer, dan karyawan biasa.
Dilansir dari Engadget (14/10), pemotongan ini merupakan bagian dari upaya Boeing untuk mengurangi biaya operasional dan memperbaiki keuangan perusahaan yang telah mengalami kerugian lebih dari $25 miliar sejak 2019. Selain pemotongan karyawan, Boeing juga memutuskan untuk menunda peluncuran pesawat baru 777X hingga tahun 2026 dan menghentikan produksi versi kargo dari pesawat 767 setelah memenuhi pesanan saat ini.
Ortberg menekankan bahwa pemotongan ini diperlukan untuk "menyesuaikan dengan realitas finansial" perusahaan dan memastikan bahwa Boeing dapat terus memberikan layanan terbaik kepada pelanggan. Meskipun langkah ini diambil untuk memperbaiki keuangan perusahaan, pemotongan besar ini tentu akan berdampak pada banyak pekerja dan keluarganya.
Boeing memulai tahun 2024 dengan menghentikan sementara beberapa pesawat 737 Max 9 setelah sumbat pintu Alaska Airlines terlepas saat sedang terbang. Meskipun tidak ada laporan cedera, pesawat Boeing tersebut baru beroperasi sejak November tahun lalu. Pada bulan Juli, perusahaan tersebut setuju untuk mengaku bersalah atas konspirasi untuk menipu pemerintah AS setelah dua kecelakaan fatal pada tahun 2018 dan 2019 yang menewaskan 346 orang.
Perusahaan asal Amerika Serikat itu juga telah menelan kerugian ratusan juta sebagai akibat dari keterlambatan kembalinya Starliner dari Stasiun Luar Angkasa Internasional. Penerbangan berawak pertama perusahaan tersebut seharusnya hanya berlangsung beberapa hari, tetapi masalah perangkat keras mencegahnya untuk tetap pada jadwal semula. Pada akhirnya, Starliner kembali ke Bumi beberapa bulan kemudian, tanpa astronot yang awalnya diterbangkannya ke stasiun luar angkasa. Awaknya sekarang akan pulang dengan kapsul SpaceX Dragon pada bulan Februari tahun depan.