Cisco disebut akan PHK 4.000 karyawan imbas penerapan AI dan kerentanan siber
Dikarenakan penerapan sistem AI dan kerentanan siber yang terjadi belakangan ini, Cisco dikabarkan akan PHK 4.000 karyawan.
Penggunaan AI di berbagai industri membuat banyak perusahaan melakukan perombakan terhadap infrastruktur mereka. Sebagai imbasnya, perusahaan lebih banyak mengandalkan AI ketimbang pekerja manusia.
Salah satu contohnya adalah Cisco, yang baru-baru ini disebut akan memangkas ribuan pekerja mereka. Hal ini dikarenakan mereka kini lebih berfokus pada pengembangan bisnis keamanan siber dan memanfaatkan permintaan AI.
Dilansir dari laman The Register (14/8), orang dalam yang dekat dengan perusahaan mengungkapkan bahwa gelombang PHK kedua diperkirakan akan memiliki cakupan yang sama, atau mungkin sedikit lebih besar dari gelombang terakhir pada bulan Februari lalu.
Jika kalian tidak ingat, pada Februari lalu Cisco melakukan pemberhentian kontrak kerja yang setidaknya berjumlah 4.000 karyawan. Dan hingga Juli 2023 lalu, Cisco memiliki total sekitar 84.900 pekerja.
Pengumuman resminya kemungkinan besar dapat terjadi pada hari Rabu (14/8) waktu setempat ketika Cisco akan membagikan hasil kuartal keempatnya. Namun sayangnya, pihak Cisco masih belum memberikan komentar apapun terkait rumor tersebut.
Laporan ini muncul saat Cisco bersiap menghadapi kuartal penuh tantangan lainnya. Vendor jaringan tersebut sebelumnya memperkirakan pendapatan Q4 sebesar USD13,4-USD13,6 miliar, turun sekitar 11 persen YoY.
Selain pendapatan yang menurun, perusahaan juga bergulat dengan laba yang menurun. Pada Q3, Cisco mengalami penurunan laba bersih sebesar 41 persen YoY dari USD3,2 miliar menjadi USD1,9 miliar.
Meski mengalami kendala, mereka juga telah melakukan beberapa upaya terpadu untuk memperkuat keuangan mereka. Salah satunya adalah dengan melakukan akuisisi perusahaan pengolah data Splunk, yang mempekerjakan 7.000 pekerja hingga Maret ketika proses akuisisi selesai.
Namun upaya ini tidak murah, menambahkan keahlian Splunk ke portofolionya menghabiskan biaya sebesar USD28 miliar.
Cisco juga telah berupaya untuk memantapkan dirinya sebagai vendor jaringan AI. Seperti beberapa laporan yang ada, sebagian besar penerapan AI skala besar menggunakan switch jaringan dan NIC InfiniBand milik Nvidia. Namun, selama setahun terakhir, beberapa vendor mulai mendorong Ethernet sebagai alternatif InfiniBand.
Di Cisco Live EU pada bulan Februari, Cisco mengumumkan serangkaian platform perangkat keras dan perangkat lunak yang dikembangkan bekerja sama dengan Nvidia yang dirancang untuk menjual perangkat Ethernetnya ke perusahaan yang menerapkan kluster GPU atau inferensi dan pelatihan AI.
Cisco juga belakangan ini mendukung Ultra Ethernet Consortium, yang bertujuan untuk mengembangkan teknologi interkoneksi berbasis Ethernet yang dioptimalkan untuk komputasi berperforma tinggi dan beban kerja AI.
Sekedar diketahui, Cisco bukan satu-satunya perusahaan yang mengumumkan PHK dalam beberapa minggu terakhir. Di tengah kerugian sebesar USD1,6 miliar, Intel awal bulan ini mengumumkan akan memberhentikan lebih dari 16.000 pekerja atau sekitar 15 persen dari tenaga kerjanya secara global dan mengekang biaya modal dalam upaya untuk memangkas pengeluaran sebesar USD10 miliar pada tahun 2025.
Sementara itu, minggu lalu, Dell mengungkapkan pihaknya juga memangkas tenaga kerjanya secara signifikan karena berupaya menyederhanakan operasi untuk lebih memanfaatkan "nilai TI dan AI modern".